Pada saat Matahari berada di antara Bulan dan Bumi, elongasi juga nol, dan terjadi gerhana bulan, di mana Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi.
Namun, pada kebanyakan waktu, Bulan tidak berada dalam posisi yang tepat untuk menimbulkan gerhana. Pada saat itu, elongasi antara Matahari dan Bulan akan bervariasi antara 0 hingga 180 derajat, di mana 0 derajat berarti Bulan dan Matahari berada pada satu garis lurus dengan Bumi, dan 180 derajat berarti Bulan dan Matahari berada pada sisi yang berlawanan di langit.
Konjungsi Bulan dan Matahari f( t Konjungsi Moon dan Sun )
Konjungsi bulan dengan matahari adalah saat ketika Bulan dan Matahari berada pada posisi yang sama di langit, dilihat dari Bumi. Pada saat itu, Bulan terbit dan terbenam bersama dengan Matahari, sehingga Bulan tidak terlihat di langit karena cahayanya tertutup oleh cahaya Matahari. Konjungsi Bulan dengan Matahari terjadi setiap 29,5 hari sekali, yang dikenal sebagai siklus sinodis Bulan.
Konjungsi Bulan dengan Matahari biasanya diikuti oleh Bulan baru, yaitu fase Bulan di mana Bulan terlihat sebagai lingkaran gelap di langit karena tidak menerima cahaya Matahari yang cukup untuk terlihat. Bulan baru terjadi ketika Bulan dan Matahari berada dalam konjungsi, tetapi harus ada beberapa sudut terpisah antara Bulan dan Matahari agar Bulan terlihat sebagai lingkaran gelap.
Konjungsi Bulan dengan Matahari juga berhubungan dengan gerhana matahari, di mana Bulan dapat menutupi sebagian atau seluruh cahaya Matahari ketika Bulan berada tepat di antara Matahari dan Bumi. Gerhana matahari hanya terjadi ketika Bulan baru dan konjungsi Bulan dengan Matahari terjadi di dekat dua titik perpotongan orbit Bumi dan Bulan, yang dikenal sebagai nodus.
Wujudul Hilal
Wujudul hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat bulan baru pertama kali terlihat di langit setelah bulan lama (bulan sebelumnya) menghilang sepenuhnya dari cakrawala. Wujudul hilal menandai awal bulan dalam kalender Hijriyah.
Saat bulan baru terlihat di langit, biasanya hanya terlihat sebagai sabit tipis yang dikenal sebagai hilal. Wujudul hilal terjadi ketika hilal tersebut terlihat dengan jelas di langit barat setelah matahari terbenam, dan dihitung sebagai awal bulan baru dalam kalender Hijriyah.
H-1
Pada tradisi keagamaan, ketika tanggal berganti dari hari sebelumnya ke hari yang baru dapat berbeda-beda tergantung pada kalender yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ketentuan tanggal berganti pada masing-masing agama:
- Yahudi: Dalam agama Yahudi, tanggal berganti terjadi pada saat matahari terbenam pada hari sebelumnya. Ini mengikuti tradisi dalam Alkitab Ibrani yang menyatakan bahwa "hari dimulai dari matahari terbenam" (Kejadian 1:5). Dalam prakteknya, ketika hari Sabat berakhir, Yahudi menunggu hingga tiga bintang terlihat di langit (kira-kira 20-40 menit setelah matahari terbenam) untuk menandakan bahwa hari baru telah dimulai.
- Kristen: Dalam tradisi Kristen, tanggal berganti terjadi pada pukul 12:00 tengah malam. Hal ini sesuai dengan konvensi umum dalam penggunaan kalender Gregorian yang digunakan secara luas di seluruh dunia.
- Islam: Dalam agama Islam, tanggal berganti terjadi pada saat matahari terbenam. Hal ini sesuai dengan penggunaan kalender Hijriyah yang didasarkan pada peredaran bulan dan bukan matahari. Dalam prakteknya, setelah terbenamnya matahari pada hari sebelumnya, waktu Maghrib (shalat saat matahari terbenam) dilaksanakan dan kemudian dianggap sebagai awal hari baru.
Hal inilah yang sering terlupakan  atau terabaikan dalam penentuan awal pergantian tanggal yaitu kapan hari baru itu dimulai. Karena itulah maksud penentual H-1 itu maksudnya,  dalam penentuan hilal itu dilakukan pada waktu magrib terjadi pada peda hari sebelumnya yang menggunakan tanggal dimulainya hari secara penanggalan Gregorian.