Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ciuman Berdarah

30 November 2018   11:30 Diperbarui: 30 November 2018   13:03 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas Bangor....Mas Bangor.....Mas Bangor jangan tinggalkan aku." Kepala itu memanggil-manggil nama lelaki juling itu.

"Siapa kamu?"
"Masa Mas tidak kenal dengan Aku. Aku ini Jelita Mas, kekasihmu." Kata kepala itu.
Kepala itu semakin turun dan berputar mengililingi kamar itu.
"Bukan! Jelita sudah mampus. Gak mungkin ia hidup lagi."
"Mas....bener Mas ini Aku pacarmu yang kau katanya sangat mencintaiku. Mas yang katanya tak bisa hidup tanpamu yang mas tiduri dan mas setubuhi. Akhirnya aku hamil Mas. Janinnya sudah besar. Ia sudah mengenalmu. Tapi apa yang Mas lakukan? Mas membantingku, mencekikku sampai aku tidak bisa bernafas dan mati. Tega kau Mas!"
"Tidak! Aku tidak membunuh! Pergi kau setan!" teriak Bangor.
 
"Tidak sampai disitu, Mas juga dengan sadis mempreteli tubuhku seperti tukang jagal mempreteli kambing potongnya. Mas, kau bangsat!. Kau banjingan! Kau setan yang sesungguhnya!"
"Pergilah kau setan! Kau bukan Jelita."  Teriak Bangor histeris.

"Mas, tapi ada yang sangat aku tak bisa lupakan. Mas menciumku dengan mesra sebelum mas mencincangku. Mas....itu membuatku terkenang. Ingin rasanya kejadian itu terulang kembali. Aku ingin menciummu Mas."

"Tidaaaaaak.........tidaaaaaak.............enyahlah kau setan!"  Bangor melempar bantal ke kepala tanpa badan itu. Kepala itu mengelak dan tertawa terbahak-bahak.
"ha...ha...ha...ha...hi...hi...hi...." sambil kepala itu mengejar dan menjulurkan lidahnya.  

"Ayolah Mas, mari kita bercumbu lagi." Kepala tanpa tubuh itu terus mengejar laki-laki itu. Berputar-putar di kamar. Sampai akhirnya laki-laki bermata juling itu terbentur kepalanya ke tembok kamar dan langsung tak sadarkan diri.

Kepala tanpa badan itu mendekat ke tubuh lelaki itu. Lidahnya dijulurkan ke mulut laki-laki itu.  Terjadilah ciuman yang sangat dahsyat sampai dari mulut laki-laki itu keluar darah segar dan mulut perempuan itu pun berlumuran darah.                               


Jakarta, 30 November 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun