Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Lilis Telah Menjadi Mayat

6 November 2018   14:00 Diperbarui: 6 November 2018   17:44 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca surat dari istrinya itu, Engkus matanya sembab. Ia tak kuasa lagi menahan mendung di matanya. Perlahan gerimis menyirami pipinya yang kering. Dalam hatinya ia merasa sangat bersalah dan berjanji tidak akan lagi egois dan sombong melarang istrinya berobat ke Rumah Sakit atau dokter.

Penyesalan tidak pernah datang di awal. Kini Lilis, istri tercintanya, telah membujur kaku tak bernyawa lagi karena kebodohan, keegoisan dan kesombongan dirinya. 

Mungkin ia akan masih bersama istri dan anaknya kalau saja ia mau mengikuti saran bidan dan menerima bantuan pihak desa untuk berobat ke Rumah Sakit. 

Tapi nasi telah menjadi bubur. Ia harus hidup sendiri membesarkan bayinya.  

Jakarta, 6 November 2018
*) Cerpen ini terinspirasi dan bersumber dari hasil penelitian Rumah Kitab "Kesaksian Pengantin Bocah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun