Anti mulai terlihat tanda-tanda ketertarikannya.
"Apa betul begitu Yah?" Tanya Anti menepis keraguan, melempar tanya.
"Betul kata Ibumu, Nak. Kamu akan sangat bahagia kalau kamu mau." Ayahnya menjawab setelah meneguk cangkir kopinya.
"Kalau memang itu baik buat Ibu dan Ayah, Anti nurut saja." Kata Anti pada akhirnya sembari menggeser duduknya lebih mendekat ke Ibunya.
***
Di hari yang lain, di sore yang beku, Mang Asep yang dikenal sebagai agen Arab itu datang lagi ke Rumah Ayahnya Anti. Ia menanyakan kesediaan Anti dan keluarganya untuk menikah dengan orang Arab yang menjadi customernya.
"Bagaimana Pak, apa Bapak sudah bicara dengan anak Bapak perihal rencana perkawinannya dengan orang Arab itu?" tanya Mang Asep mendesak.
"Sudah. Si eneng mau," jawabnya pendek.
"kalau begitu besok kita akan atur acara pernikahannya," kata Mang Asep.
"Gimana masalah ininya?" jari-jari tangan Ayah Anti digesekan ke atas sebagai tanda untuk menyebut uang."
"Masalah fulus? Beres," kata Mang Asep Tanggap.