Beberapa pendekatan dalam filsafat dan epistemologi mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
Realisme: Paham realisme menyatakan bahwa objek dan entitas di luar diri kita memiliki eksistensi yang independen, terlepas dari kesadaran kita. Dalam pandangan ini, dunia eksternal dianggap ada dengan atau tanpa pengamat.
Idealisme: Sebaliknya, paham idealisme berpendapat bahwa realitas bergantung pada kesadaran atau pikiran. Dalam pandangan ini, eksistensi dunia luar tergantung pada bagaimana kita mengamati atau memikirkannya.
Eksistensialisme: Beberapa aliran filsafat eksistensialis menyatakan bahwa eksistensi manusia adalah dasar dari makna dan realitas. Dalam pandangan ini, realitas dan keberadaan diri berkaitan erat dengan pengalaman subjektif manusia.
Penting untuk diingat bahwa pandangan ini sering kali bersifat filosofis dan dapat sangat dipengaruhi oleh keyakinan pribadi, budaya, atau kerangka pemikiran tertentu. Meskipun kita mungkin tidak sepenuhnya memahami sifat kebenaran mutlak, keberadaan diri dan interaksi dengan dunia luar tetap menjadi bagian integral dari pengalaman hidup kita.
Dalam pemikiran alami, kita dapat mengakui bahwa kita memiliki pengalaman dan kesadaran tentang keberadaan diri dan dunia sekitar. Kita merasakan dan berinteraksi dengan realitas sehari-hari tanpa perlu memahami konsep filosofis atau teori yang rumit.
Penting untuk diingat bahwa meskipun kita mungkin tidak selalu memahami secara menyeluruh atau dapat menjelaskan secara rinci tentang kebenaran mutlak atau hakikat eksistensi, kita tetap dapat menghargai dan meresapi pengalaman hidup kita secara sederhana.
Dalam konteks penalaran alami, kita bisa mengakui bahwa kita hadir di dalam dunia ini, berinteraksi dengan orang lain, dan meresapi berbagai aspek kehidupan tanpa perlu terlalu mendalam dalam konsep-konsep filsafat. Dalam kesederhanaan penalaran alami, kita bisa mencari makna dan kepuasan melalui pengalaman sehari-hari dan interaksi dengan dunia sekitar.
Lalau apakah yang kita sebut kenyataan material itu benar benar wujud?
Pertanyaan mengenai wujud kenyataan material melibatkan konsep filsafat dan epistemologi yang kompleks. Beberapa pandangan menyatakan bahwa kenyataan material memiliki wujud independen, terlepas dari kesadaran kita atau pemikiran manusia. Ini sering dikaitkan dengan pandangan realisme, yang berpendapat bahwa objek dan entitas di luar diri kita memiliki eksistensi yang nyata.
Namun, ada juga pandangan-pandangan yang menyatakan bahwa kenyataan material bersifat subjektif atau tergantung pada pengamatan atau interpretasi individu. Pandangan seperti idealisme berpendapat bahwa realitas bergantung pada kesadaran atau pikiran, dan eksistensi dunia luar tergantung pada bagaimana kita mengamati atau memikirkannya.
Pendekatan untuk menentukan keberadaan atau "kewujudan" sesuatu dengan syarat bahwa itu bisa diamati seringkali merujuk pada kerangka ilmiah atau filsafat empirisme. Empirisme menekankan pentingnya pengamatan atau bukti empiris dalam membangun pengetahuan. Meskipun pendekatan ini memiliki keberhasilannya, terdapat juga pertanyaan dan batasan terkait dengan apa yang bisa diamati dan bagaimana kita menginterpretasi pengamatan tersebut.