Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangis di Ruang Ujian

14 April 2021   17:00 Diperbarui: 14 April 2021   17:32 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi ruang ujian (Foto : pixabay.com/PublicDomainPictures)

Ujian baru berjalan 10 menit. Aku baru menyelesaikan dua soal. Tiba-tiba kesenyapan di ruangan pecah oleh satu suara. Ada suara isakan tangis yang diikuti sesenggukan yang teramat dalam.

Kutolehkan kepalaku ke belakang dimana suara berasal. Semua teman juga mengarahkan pandangan menuju ke belakang. Aku kaget melihat bu Retna menangis dengan isakan yang sangat berat.

Tak lama dari itu, kulihat pak Gunawan mendekatinya. Kepala administrasi fakultasku itu segera berbicara dengan bu Retna. Mungkin menenangkannya atau apa, aku tak tahu pasti karena semua peserta ujian diminta untuk fokus kembali ke soal ujian.

*****

"Hai mbak, beli makan juga?" sapaku ke mbak Wita. Dia satu angkatan di program profesi, hanya saja beda kelas. Mbak Wita dulu dari S-1 jalur ekstensi, sedangkan aku jalur reguler.

"Hai Sit, iya laper ih... ujiannya ampunnn! Mikir sampai bodol juga tetap lupa semua. Pasrah deh. Mending makan hihihi, " sahutnya.

Kami duduk semeja di kantin dekat kostku. Akhirnya kami larut dalam obrolan ringan. Lumayan pengurang stres.

"Mbak, tadi bu Retna nangis di ruang ujian. Aku kaget dengarnya, " kataku.

"Iya, kasihan banget dia Sit! Aku juga nggak tega tadi. Mana aku di belakangnya. Kamu masih mending di depan. Aku lihat langsung, " ucap mba Wita lirih.

Kantin hari itu sepi. Masih jam 10.00 pagi. Hanya ada aku dan mbak Wita disana.

"Sita... " panggil mbak Wita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun