Mbak Wi dan Na sedang sibuk di dapur. Suami Na dan suami mbak Wi dengan kusyuk mengobrol di teras. Mungkin membicarakan ikan koi atau mungkin juga membahas isu politik.
Tak lama setelah itu, semua berkumpul di ruang keluarga. Suasana semakin riuh dalam obrolan orang dewasa. Sedangkan anak-anak tenang karena asyik menyusun lego.
"Mbak Wi, kita sarapan soto Srimpi yok? Kemarin enak loh, anak-anak juga suka, " ucap Na mengawali obrolan.
"Nggak mau soto pak Har saja, Na? " sahut mbak Wi datar.
"Udah soto Srimpi saja sekali-kali lah mbak..." sahut Na sedikit merajuk.
"Oh..." jawab mbak Wi. Ada nada kurang suka namun juga seolah tahu Na benar-benar berniat makan soto Srimpi.
"Hmmm... Yo piye yo? manut lah, " Na menjadi surut semangat. Sepertinya mbak Wi kurang sreg.
"Sebenarnya nggak mau ngomong aku, Na. Tapi mbuh piye iki. Piye, Pak? " sahut Mbak Wi seraya memanggil mas Jar.
"Emang kenapa mbak?" Na menjadi penasaran. Sepertinya ada yang ingin disampaikan oleh mbak Wi.
"Pak, critakno waelah... hihihi... " kali ini mbak Wi malah ngikik-ngikik tidak jelas. Sementara mas Jar mati kutu. Na dan suaminya kebingungan.
Suasana menjadi senyap seketika. Mbak Wi diam dan tersenyum. Mas Jar seperti orang yang sedang berpikir keras untuk mengatakan sesuatu. Na semakin penasaran. Ada apa gerangan?