Dengan demikian , akhlak dan adat istiadat tersebut dibentuk menjadi perilaku dan sifat yang tertanam kuat dalam diri seseorang, sehingga memungkinkan manusia mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
2. Metode Pembelajaran Akhlak dalam Pendidikan Islam
Mengajarkan nilai-nilai moral bukan sekedar menghafalkan nilai-nilai moral normatif secara kognitif, yang diajarkan dalam bentuk ceramah dan diakhiri dengan ceramah. Sebaliknya aspek afektif perlu lebih diperhatikan. Akhlak harus diajarkan sebagai seperangkat sistem yang saling berhubungan dan mendukung satu sama lain, dan semua unsur tersebut meliputi orang tua, lingkungan, guru, kurikulum, materi, dan fasilitas.
Oleh karena itu, pembiasaan, keteladanan, nasehat, dan cerita merupakan cara terbaik untuk menanamkan akhlak pada anak. Pendekatan ini apabila diterapkan dalam kehidupan anak maka akan terbentuk anak yang bertaqwa dan berakhlak mulia. karena tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah untuk menjadi manusia dengan pola pikir yang suci.
C. Pelajar dan Penyimpangan Social
Siswa dengan penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai siswa atau siswi yang melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di sekolah atau masyarakat secara keseluruhan. Contoh perilaku menyimpang antara lain penyalahgunaan narkoba, membolos, melanggar peraturan sekolah, dan perilaku lain yang tidak sejalan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku.
Salah satu langkah yang dapat diambil oleh sekolah untuk mencegah dan mengatasi tindakan sosial menyimpang adalah mengumpulkan data tentang semua siswa yang melakukan tindakan sosial menyimpang di sekolah, sehingga sekolah dapat menemukan sumber masalahnya, menerapkan tindakan tegas dan sanksi terhadap siswa yang melakukan tindakan sosial menyimpang, menghubungi orang tua dari siswa dan memberi arahan dan nasihat tentang tindakan sosial menyimpang yang dilakukan oleh siswa mereka sehingga mereka dapat memastikan bahwa anak-anak.
Perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial dan nilai-nilai masyarakat disebut sebagai penyimpangan sosial. Contohnya adalah konflik antara siswa dari berbagai sekolah.
Penting untuk diingat bahwa beberapa faktor dapat menyebabkan penyimpangan sosial, dan tidak semua siswa akan mengalaminya. Cara terbaik untuk mencegah penyimpangan sosial adalah dengan mendukung siswa, memberikan pendidikan yang baik, dan menciptakan lingkungan yang positif di rumah, sekolah, dan masyarakat. Untuk membantu siswa yang mungkin mengalami masalah penyimpangan sosial, diperlukan juga sarana pendidikan yang memadai dan layanan mental.
Menciptakan lingkungan yang aman, positif, dan mendukung bagi peserta didik merupakan upaya yang sangat penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial. Faktor-faktor pencegahan ini dapat memainkan peran kunci dalam membantu siswa menghindari perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial.
D. Madrasah Sebagai Sumber Moral Anak