Mohon tunggu...
Malik Lukoni
Malik Lukoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyimpangan Sosial dalam dan Pendidikan Islam

3 Desember 2023   16:49 Diperbarui: 3 Desember 2023   16:59 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Penyimpangan Social dan Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Menurut etimologi, kata pendidikan berasal dari kata "didik" dalam bahasa Indonesia yang berarti "tindakan". Pendidikan adalah suatu proses yang mengubah tingkah laku seseorang melalui pertumbuhan dan perkembangan serta membangkitkan seluruh potensi kemampuan melalui proses belajar mengajar untuk menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan mengembangkan tingkah laku yang baik bagi kehidupan diri sendiri, masyarakat dan lingkungan.[1]

Pendidikan Islam adalah "pendidikan manusia seutuhnya.[2] Ahmad D. Marimba mengungkapkan pandangannya tentang pendidikan dalam kitab "Ramayulis", yaitu "Pendidikan adalah kesadaran pendidik akan kebutuhan peserta didik. perkembangan mental seseorang yang terpelajar hingga membentuk kepribadian yang baik dan sempurna.[3] 

Hassan Langgulon mendefinisikan pendidikan dapat dilihat dari dua aspek: pertama, dari sudut pandang sosial; kedua, dari sudut pandang individu. Jika dilihat dari sudut pandang masyarakat itu sendiri, maka pendidikan merupakan penerus dan pewaris kebudayaan para pendahulu dan generasi tua kepada generasi muda, agar kehidupan masyarakat tetap lestari. yang dapat digantikan. Diwariskan secara turun temurun, jati diri masyarakat tetap utuh dan terpelihara hingga kehidupan selanjutnya. Dari sudut pandang individu sendiri, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan potensi terpendam yang ada pada setiap individu. Dengan demikian, melalui pendidikan tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi terpendamnya melalui pembelajaran.

Ariffin mengartikan pendidikan Islam sebagai suatu proses sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang diperlukan dalam kehidupan siswa dengan berpedoman pada ajaran islam.[4]

 Tajab berpendapat bahwa secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang bersumber dan bertumpu pada ajaran agama Islam. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa ajaran Islam didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, untuk merumuskan konsep pendidikan yang diinginkan dalam Islam, kita harus menemukannya dalam Al-Quran, dengan menganalisis ayat-ayat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan pendidikan dan menganalisis keberadaannya dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW dan sepanjang sejarah Islam. aplikasi.[5]

Pendidikan Islam adalah proses internalisasi pengetahuan dan nilai-nilai Islam kepada peserta didik melalui pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pelatihan, pengawasan dan pengembangan potensi diri untuk mencapai keharmonisan dunia dan akhirat.

Pendidikan Islam juga merupakan proses dimana orang lain memberikan bimbingan kepada seseorang agar ia dapat berkembang secara optimal sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan pengertian di atas, Anda bisa dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses yang didasarkan pada nilai-nilai yang melingkupi ajaran Islam, yang melaluinya ajaran tersebut menjadi pedoman hidup umat Islam.

2. Pengertian Penyimpangan Social

Penyimpangan mengacu pada semua perilaku yang melanggar norma-norma sosial dan sistem sosial. Penyimpangan adalah suatu perilaku dimana seseorang atau beberapa anggota masyarakat melanggar norma dan aturan yang telah disepakati bersama, baik disadari maupun tidak, sehingga mengakibatkan terjadinya viktimisasi atau non-viktimisasi. Perilaku tidak normal yang mengarah pada viktimisasi dapat dibagi menjadi kejahatan, pelanggaran, dan perilaku ilegal. Dan perilaku menyimpang yang tidak menimbulkan korban disebut menyimpang, dan korbannya adalah diri Anda sendiri.[1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun