Mohon tunggu...
Malika Dwinissa
Malika Dwinissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Diikat Saat Ramadhan, "Hantu-Hantu" Kembali "Dilepaskan" di Bioskop Saat Libur Lebaran

22 April 2024   13:17 Diperbarui: 22 April 2024   14:41 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"(Alasan menonton Siksa Kubur) karena aku udah ngikutin beberapa film dari Joko Anwar, dan udah nonton Siksa Kubur (versi) short film-nya. Tapi mungkin (kekurangannya) ada beberapa plot holes yang buat penonton awam kayak aku agak bingung," ujarnya. 

Sementara itu, salah satu penonton film Badarawuhi di Desa Penari, Novita (20), menyebutkan meski film ini prekuel dari film KKN di Desa Penari, ia merasa bahwa film ini masih worth it untuk ditonton, karena fokus ceritanya yang berbeda dari film sebelumnya.

"Kalo KKN kan, fokus ke cerita anak-anak yang KKN di Desa itu, nah, kalo Badarawuhi ini lebih fokus ke kisah Badarawuhi (itu sendiri) dan desa tersebut. Aku pribadi, ngerasa yang Badarawuhi ini lebih bagus alurnya dan settingannya, ceritanya juga. (Kritiknya), better ceritanya diringkas dan kalo durasinya masih mau segitu, (lebih baik) ditambah hal lain aja," jelas Novita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun