Ramadhan pergi, saatnya kembali ke Fitri. Kalian pernah dengar istilah "Setan diikat saat bulan Ramadhan"? Namun, ketika bulan Ramadhan usai, setan-setan akan kembali dilepaskan, salah satunya, "dilepaskan" di sinema.
Masyarakat Indonesia dan "Obsesinya" Terhadap Film Horor
Bagi masyarakat Indonesia yang kental kepercayaan budayanya akan hal mistis, tentunya horor merupakan genre yang paling digemari oleh hampir segala kalangan. Hal ini dilatarbelakangi masyarakat Indonesia yang merasa "relate" dengan kisah-kisah horor.Â
Sejak kecil, kita pasti sering mendengar cerita-cerita hantu berupa kuntilanak, pocong, tuyul, genderuwo, dan teman-temannya. Belum lagi, istilah pamali yang dikisahkan para orang tua untuk menakut-nakuti anaknya, seperti;Â "Jangan keluar saat maghrib, nanti diculik wewe gombel!".Â
Namun, tanpa para orang tua sadari, cerita dan mitos yang mereka ceritakan tentang hantu-hantu itu dapat tertanam dalam diri kecil kita hingga dewasa.
Berdasarkan wawancara dengan VOA Indonesia, Dwi Nugroho, dosen Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, yang juga tercatat sebagai salah satu kritikus film di montasefilm.com, menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia senang membicarakan topik-topik berbau horor dan mistis, sehingga mereka akan sangat tertarik apabila topik tersebut dikemas dalam medium audio visual seperti film. Saat menonton film-film tersebut, menurut Dwi, mereka menikmati sensasi menegangkan dan menakutkan itu.Â
Sensasi "menghibur" saat menonton film ini pun berlaku bagi Shifa (26), sebagai salah satu penikmat film horor. Â
"Kalo (menonton film horor) dibilang menghibur sih, iya, karena kan kita bisa lihat yang dari dulu diceritakan sekarang ada visualnya, walaupun takut dan ngeri tapi tetep seru aja untuk ditonton."Â
Film Horor, Sang Primadona Bioskop Saat Lebaran
Sejak tahun 2017, film-film horor selalu yang menjadi primadona saat libur lebaran, hampir tak pernah sepi penonton. Fenomena ini dimulai pada lebaran 2017 yang diisi oleh film Jailangkung karya Rizal Mantovani. Memperoleh jumlah penonton sebanyak 2,5 juta penonton, Jailangkung berhasil mendobrak momen libur lebaran pada masa itu.Â
Tahun selanjutnya, lebaran 2018, terdapat 2 film horor yang merajai bioskop saat itu, yakni Kuntilanak dan Jailangkung 2, keduanya berhasil memperoleh angka di atas 1 juta penonton.Â
Lebaran tahun 2019, Kuntilanak kembali meluncurkan sekuelnya dengan judul Kuntilanak 2 yang kembali laris manis, bahkan melampaui jumlah penonton film pertamanya, dengan perolehan 1,7 juta penonton.Â
Pandemi Covid-19 melanda dunia tahun 2020, sehingga pada lebaran tahun itu, tak ada film yang tayang di bioskop akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat masyarakat di-lockdown, sehingga tidak ada yang menonton film di bioskop.Â
Hingga tibalah lebaran tahun 2021, muncul kembali film horor lebaran, yakni Tarian Lengger Maut, yang berhasil meraih 220.000 penonton.Â
Meski penontonnya tak mencapai angka jutaan seperti film-film yang tayang sebelum pandemi, namun film ini tergolong cukup laris, mengingat pada tahun itu masih terdapat banyak peraturan yang ketat terkait penayangan film di bioskop.Â
Tahun 2022 menjadi titik balik perfilman horor lebaran di Indonesia setelah pandemi. Dengan rilisnya film KKN di Desa Penari yang mendapatkan lebih dari 10 juta penonton, film ini menjadi salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa.Â
Antusiasme masyarakat yang memang sudah menunggu film ini rilis karena diangkat dari thread di aplikasi Twitter karya SimpleMan, bercampur dengan aturan pandemi yang sudah longgar terkait aturan menonton film di bioskop, merupakan kolaborasi yang pas untuk membawa masyarakat kembali menonton film di bioskop.Â
Lebaran 2023, rumah produksi MD Pictures kembali memakai pola yang sama seperti tahun sebelumnya, dengan mengangkat thread horor karya SimpleMan lainnya menjadi film berjudul Sewu Dino.Â
Meski jumlah penontonnya tak sebanyak KKN di Desa Penari, film ini tetap sukses meraih penonton di angka 4,89 juta penonton.
Perspektif Mereka yang Menikmati Horor Lebaran Tahun Ini
Lebaran tahun ini, 2024, terdapat dua film horor yang bersaing di sinema. Film Badarawuhi di Desa Penari merupakan prekuel dari film lebaran 2022, KKN di Desa Penari, namun dengan sutradara yang berbeda, yakni Kimo Stamboel.Â
Sementara, film pesaingnya merupakan Siksa Kubur karya Joko Anwar. Sama-sama rilis di tanggal 11 April, satu hari setelah lebaran, keduanya telah mencapai lebih dari 1 juta penonton, meski belum seminggu penayangannya di bioskop. Salah satu penonton film Siksa Kubur, Wilda (21), mengungkapkan alasannya menonton film ini agar lebih rajin beribadah.
"(Alasan menonton Siksa Kubur) karena aku udah ngikutin beberapa film dari Joko Anwar, dan udah nonton Siksa Kubur (versi) short film-nya. Tapi mungkin (kekurangannya) ada beberapa plot holes yang buat penonton awam kayak aku agak bingung," ujarnya.Â
Sementara itu, salah satu penonton film Badarawuhi di Desa Penari, Novita (20), menyebutkan meski film ini prekuel dari film KKN di Desa Penari, ia merasa bahwa film ini masih worth it untuk ditonton, karena fokus ceritanya yang berbeda dari film sebelumnya.
"Kalo KKN kan, fokus ke cerita anak-anak yang KKN di Desa itu, nah, kalo Badarawuhi ini lebih fokus ke kisah Badarawuhi (itu sendiri) dan desa tersebut. Aku pribadi, ngerasa yang Badarawuhi ini lebih bagus alurnya dan settingannya, ceritanya juga. (Kritiknya), better ceritanya diringkas dan kalo durasinya masih mau segitu, (lebih baik) ditambah hal lain aja," jelas Novita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI