Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Anak Lepas Kendali, Siapa yang Salah? Sebuah Kritik terhadap Tata Kelola Emosi Anak

3 Juli 2023   20:20 Diperbarui: 10 Juli 2023   13:30 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak korban perundungan di sekolah. Sumber: Pexels/Mikhail Nilov

Setahun yang lalu, berita nasional  dihebohkan oleh adanya tindakan pembakaran dua ruang sekolah oleh seseorang berinisial MA. Kejadian ini terjadi di Wilayah Garut, Jawa Barat. (Dilansir Kompas.com)

Berita pembakaran institusi pendidikan tersebut sontak membuat publik bertanya-tanya, "Siapa pelakunya dan apa motif yang menyulut sehingga sosok MA mau melakukan perbuatan yang tidak layak dilakukan dan merugikan semua orang ini?" 

Bagaimana tidak, ketika sebuah sekolah dirusak pastilah banyak yang dirugikan. Negara rugi karena harus membangun gedung baru atau merenovasinya dengan biaya yang tidak  sedikit. Guru dan anak-anak sekolah juga rugi karena tidak bisa menjalani rutinitas kegiatan pembelajaran. Tentu saja masyarakat juga rugi,  karena biaya pembangunan itu tentu saja berasal dari pungutan pajak dari masyarakat.

Satu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang menurut berita yang dirilis tersebut dikarenakan rasa sakit hati karena uang honor sejumlah 6 juta tidak juga dibayarkan, meskipun beliau sudah bekerja selama 24 tahun di lembaga tersebut.

Tentu saja kita semua pasti terheran-heran dan tidak pernah menyangka  mengapa sosok guru honorer dan bekerja di sekolah tersebut bisa melakukan aksi buruk itu? Padahal sekolah hanyalah institusi yang tidak ada sangkut pautnya dengan kesalahan tersebut, sedangkan kesalahan sebenarnya bisa jadi berasal dari pihak pengelola sekolah itu. 

Dalam hal ini kepala sekolah dan jajarannya mungkin turut menyumbang rasa kecewa dan dendam yang mendalam selama bertahun-tahun dialami oleh MA tersebut. Meskipun akhirnya pihak dinas pendidikan setempat akhirnya membayar uang yang selama ini ditunggu-tunggu. 

Ibarat kata, nasi sudah menjadi bubur. Seandainya pembayaran uang honorer itu lancar, mungkin saja sekolah tersebut tidak akan jadi korbannya.

Setahun berselang, kini hadir lagi berita yang juga membuat bulu kuduk merinding akibat seorang anak mau melakukan aksi yang sama seperti apa yang di lakukan warga Garut tersebut, yaitu sosok siswa SMP berinisial R berasal dari Temanggung yang tega membakar sekolahnya sendiri. 

Hal tersebut dilakukan karena R merasa kesal dan kecewa karena mengalami perundungan dari teman-temannya. Aksi pembakaran ini terjadi dini hari, Selasa (27/06/2023). Setelah melakukan aksinya, R akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak berwajib.

Dua kasus pembakaran yang dilakukan oleh orang yang berbeda dengan usia yang relatif jauh jaraknya, dengan motif yang sama, yaitu DENDAM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun