"Enggak. Malas. Sekarang kan sudah ada makanan online. Kenapa harus susah-susah masak!?"
"Iya, Papah tau sekarang serba mudah. Tapi Papah kepingin masakan Mamah. Sudah lama gak ada masakan Mamah di meja. Aku rindu masakan itu. Lagian kan dari dulu Papah gak suka jajan di luar." Rama menimpali.
"Emang kenapa kalau harus belanja makanan di luar? Mamah capek. Mamah mau istirahat." Kata Dini dengan suara ketus.
Dengan sangat terpaksa Rama pun memesan makanan online.
Dalam remang malam itu, ia nikmati makan malam sendirian, tanpa istrinya. Hanya denting jam dinding yang menemaninya dalam kekecewaan yang dalam.
Beberpa menit kemudian, ia kembali menemui istrinya.
Ia duduk di sebelah sang istri. Ia belai tangannya dan kembali memulai pembicaraan.
"Kenapa sih, Mah? Kenapa Mamah berubah? Kali ini Papah mau Mamah berterus terang. Kenapa Mamah berubah? Apalagi semenjak drama Korea itu, sikap Mamah sekarang dingin, cuek dan sama sekali gak peduli."
"Pah, tau nggak, aku sangat mengagumi Jungkook. Artis Korea yang ganteng itu."
"Ingat Mah, usia Mamah sudah tak lagi muda. Lagian kenapa begitu tergila-gila dengan aktor Korea itu?"
"Apa peduli Papah? Itu hak Mamah. Mau nonton apapun hak Mamah dong!?" Â Suara Dini meninggi. Wajahnya nampak merah padam. Seolah-olah malam itu ada ras amarah dan benci yang menyeruak.