Berkali-kali Rama memanggil sang Istri tak juga menyahut. Pintu masih tertutup dan tak terdengar suara istrinya yang menjawab salamnya. Pintu pun tak juga dibukakan.
Rama heran, mengapa istrinya tak juga keluar dan menyambut kepulangannya.
Karena sedikit kesal, ia buka pintu dan bergegas masuk rumah. Khawatir sesuatu terjadi pada diri istrinya.
Dengan langkah cepat namun gontai ia memasiki rumah yang nampak minimalis itu. Sayangnya terlihat berantakan. Beberpa benda masih tergeletak di meja. Dan lantai nampak kotor.
"Kemana Dini, gak ada suaranya?" Tanyanya dalam hati.
Di ruang tengah ia melihat istrinya tengah asyik dengan ponselnya. Dengan mata yang sedikit sembab. Dini terkejut karena sang suami telah masuk ke rumah.
"Loh, Papah dah pulang? Kok gak ngucapin salam?" Tanya Dini berbasa-basi untuk mengurangi gugupnya.
"Mamah gimana sih? Papah sudah ketuk pintu berkali-kali kenapa gak dijawab? Malah asyik nonton drama. Lagian kenapa mata Mamah seperti habis nangis? Kenapa?"
Agak terbata-bata Dini menjawab pertanyaan Rama. Dengan wajah pucat ia berusaha melupakan yang barusan ditontonnya.
"Maaf, Pah. Aku tadi gak mendengar salam Papah." Dini mengelak.
"Asyik nonton drama sampai gak ingat waktu!? Ayah capek mau mandi dan istirahat." Rama pun meninggalkan istrinya.