Dan buru-buru Mbak Yani segera meraih anaknya. Untuk kembali dipangku dan didekap dengan erat agar tidak melakukan hal itu lagi.
“Maaf ya, Bu!”
“ Vas bunganya rusak. Tapi nanti akan saya ganti kog.” Dengan agak sedikit takut dan malu, ia memungut pecahan vas bunga itu.
“Sudahlah, gak apa-apa.” Kata psikolog.
“Tapi benar kog akan kami ganti.” Mbak Yani meyakinkan.
Akhirnya keduanya berpamitan setelah hasil diagnosis terkait kondisi kejiwaan dan kognisi Ina diberikan sang psikolog. Sembari disarankan untuk di sekolahkan di sekolah luar biasa, agar Ina bisa dididik sesuai dengan kondisi dan bakat yang dimilikinya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H