Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Penjual Nasi di Warung Kecil Sekolah (Bag. 1)

20 Maret 2016   06:58 Diperbarui: 26 Maret 2016   08:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Iya, Pak.”  Jawabnya sepontan.

“Belum disekolahin, karena gak ada yang njagain. Lagian masih anak-anak. Biarlah ikut sama ibunya saja.”

Ia berusaha menjelaskan padaku. Sedangkan aku masih menanti bungkusan nasi  dan gorengannya. Ya lumayan tergesa-gesa juga melayani pembelinya. Karena selain aku juga guru-guru dan anak-anak lain. Maklum aku sudah tidak tahan karena suara cacing kelaparan sudah keluar dari perutku yang lapar ini.

“Mau sarapan, pak? Tanya wali murid yang kebetulan memotong pembicaraan kami.

“Iya, bu.” Perut agak laper, sudah waktunya sarapan. Hehe” Jawabku sambil tersenyum.

Dan kembali kulihat mbak Yani sedang menyiapkan pesananku.

“Emang, umurnya berapa?

Lanjut tanyaku  selayaknya seorang wartawan gadungan yang mau minta jatah dana bos sekolah.

“Tiga tahun.” Mbak Yani menjawab dengan jelas.

Sembari dia memperhatikan anaknya itu yang tengah berada di sisinya. Sedangkan Ina, anak sulungnya terlihat tengah di lapangan sekolah bermain sendiri dengan mencangklong tas sekolahnya.

“Betapa ibu ini rajin sekali.” Dalam batinku terlontar pujian, ternyata seorang ibu dari anak penyandang autisme ini tetap percaya diri berdagang meskipun amat jarang yang bisa melakukannya. Ia menjaga anaknya sambil menanti kepulangan putri yang tengah bersekolah. Hingga siang hari baru ia membereskan dagangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun