Mohon tunggu...
الغفار
الغفار Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup yang tenang adalah hidup yang melibatkan allah di segala urusan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Maraknya Bank Keliling (Bank Emok) dI Kalangan Masyarakat Desa BumiwangiKecamatan Ciparay Kab. Bandung

11 September 2024   15:00 Diperbarui: 30 September 2024   15:16 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan ekonomi di Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan, tidak selalu berjalan beriringan dengan kemudahan akses terhadap lembaga keuangan formal. Bank Emok, sebuah istilah yang digunakan secara lokal untuk menggambarkan lembaga pinjaman mikro informal, menjadi solusi alternatif bagi masyarakat Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, yang membutuhkan akses keuangan cepat dan mudah. Bank Emok beroperasi dengan sistem pinjaman berkelompok, di mana peminjam, yang mayoritas terdiri dari ibu rumah tangga, bertanggung jawab bersama atas pembayaran kembali pinjaman.

Fenomena ini semakin marak setelah pandemi Covid-19 melanda, menyebabkan banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan dan kesulitan mengakses perbankan formal. Dalam situasi seperti itu, Bank Emok menyediakan solusi instan yang memenuhi kebutuhan mendesak, seperti biaya pendidikan, pengobatan, atau kebutuhan sehari-hari. Meskipun layanan ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan dana cepat tanpa jaminan, Bank Emok juga menimbulkan berbagai masalah, terutama terkait bunga yang tinggi dan penagihan yang agresif.

Ketergantungan masyarakat terhadap Bank Emok menimbulkan pertanyaan mengenai dampak jangka panjang terhadap ekonomi keluarga dan struktur sosial masyarakat. Masyarakat Desa Bumiwangi menjadi rentan terhadap siklus utang yang sulit untuk dilunasi, mengingat tingginya bunga pinjaman dan keterbatasan pendapatan. Selain itu, metode penagihan yang dilakukan oleh agen Bank Emok sering kali menimbulkan ketegangan sosial dan psikologis bagi para peminjam dan keluarga mereka.

Penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang mekanisme pinjaman di Bank Emok, dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan, serta upaya pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat dalam mengatasi masalah ini. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif tentang dinamika keuangan dan sosial di Desa Bumiwangi

Menurut Nasution (2004), status sosial ekonomi masyarakat dapat diukur melalui faktor-faktor seperti pekerjaan, penghasilan, tingkat pendidikan, dan kondisi perumahan. Masyarakat dengan status ekonomi rendah sering kali mengandalkan lembaga keuangan informal seperti Bank Emok. Pinjaman yang mudah diakses, namun disertai bunga yang tinggi, memicu masalah sosial dan ekonomi yang kompleks. Ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman ini sering kali membuat mereka terjebak dalam siklus utang yang sulit diatasi.

METODOLOGI PENGABDIAN

Metodologi yang diterapkan dalam pengabdian ini menekankan pendekatan langsung dan informal kepada masyarakat melalui sosialisasi door-to-door, serta evaluasi yang dilakukan bersama pihak RW. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan edukasi yang lebih personal dan langsung kepada masyarakat, tanpa harus mengandalkan kegiatan formal seperti di balai desa.

1. Rancangan Kegiatan Sosialisasi

Kegiatan pengabdian ini dirancang untuk mencapai masyarakat secara langsung dan intensif melalui beberapa metode, yaitu:

a. Sosialisasi Door-to-Door

Salah satu metode utama dalam pengabdian ini adalah sosialisasi door-to-door, di mana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan informasi secara langsung terkait bahaya dan dampak buruk Bank Emok. Metode ini dipilih agar lebih mudah untuk berinteraksi secara personal dengan masyarakat, serta memungkinkan adanya diskusi lebih mendalam mengenai pengalaman mereka dengan Bank Emok. Dengan pendekatan ini, warga merasa lebih nyaman dan terbuka dalam menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi, tanpa merasa tertekan dalam situasi formal seperti yang biasa terjadi di kegiatan di balai desa.

Setiap rumah yang dikunjungi diberikan penjelasan mengenai bahaya bunga tinggi, sistem tanggung renteng, serta potensi konflik sosial yang ditimbulkan oleh pinjaman di Bank Emok. Selain itu, tim pengabdian juga memberikan solusi alternatif, seperti pemanfaatan koperasi simpan pinjam yang telah dibentuk oleh desa.

b. Pemasangan Banner dan Poster

Sebagai bagian dari kampanye penghapusan Bank Emok, tim pengabdian juga membuat banner dan poster yang dipasang di beberapa titik strategis di desa. Banner tersebut berisi larangan adanya aktivitas Bank Emok serta ajakan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan jasa rentenir tersebut. Sementara poster memberikan edukasi lebih lanjut mengenai cara menghindari Bank Emok, seperti menggunakan jasa koperasi desa atau lembaga keuangan formal yang lebih terpercaya.

Poster yang dipasang juga memuat informasi mengenai dampak buruk Bank Emok, termasuk bagaimana metode penagihan agresif yang sering dilakukan oleh agen Bank Emok dapat menimbulkan tekanan psikologis dan ketegangan sosial. Poster ini diharapkan menjadi pengingat yang visual dan terus-menerus bagi masyarakat tentang risiko besar yang mereka hadapi jika terjerat dalam utang berbunga tinggi.

2. Evaluasi Bersama RW

Setelah kegiatan sosialisasi dan pemasangan poster dilakukan, dilakukan evaluasi bersama dengan RW setempat. Evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan umpan balik dari ketua RW mengenai efektivitas sosialisasi door-to-door, penerimaan masyarakat terhadap informasi yang diberikan, dan dampak yang sudah mulai terlihat setelah kegiatan ini dilaksanakan.

Dalam evaluasi ini, ketua RW memberikan masukan mengenai respon warga terhadap pesan-pesan yang disampaikan, serta adanya perubahan perilaku atau pandangan masyarakat terhadap Bank Emok. Evaluasi juga digunakan untuk menilai seberapa efektif banner dan poster dalam menarik perhatian masyarakat dan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami.

Indikator Evaluasi:

Respon Warga: Bagaimana tanggapan warga setelah menerima sosialisasi door-to-door dan apakah mereka menunjukkan keinginan untuk mencari alternatif lain selain Bank Emok.

Penurunan Aktivitas Bank Emok: Apakah ada penurunan dalam jumlah warga yang menggunakan jasa Bank Emok setelah kegiatan sosialisasi dan pemasangan banner.

Keterlibatan dalam Koperasi: Apakah ada peningkatan partisipasi warga dalam koperasi simpan pinjam yang disediakan oleh pemerintah desa sebagai solusi alternatif.

Evaluasi ini dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa dampak pengabdian ini berjalan efektif dan mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditemukan bahwa ada kendala atau kurangnya respon dari masyarakat, dilakukan perbaikan metode atau pendekatan lebih lanjut untuk mencapai tujuan pengabdian yang optimal.

Dengan rancangan kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Bumiwangi dapat lebih sadar akan bahaya Bank Emok dan beralih kepada alternatif keuangan yang lebih aman dan terjangkau

PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat dan tokoh-tokoh lokal, seperti ketua RT dan RW, untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang fenomena Bank Emok di Desa Bumiwangi. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk wawancara terbuka, diskusi kelompok terarah (focus group discussions), dan observasi langsung di lapangan.

1. Wawancara Langsung dengan Masyarakat

Wawancara dilakukan dengan beberapa anggota masyarakat yang aktif meminjam dari Bank Emok. Para peminjam, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, menceritakan pengalaman mereka dalam mendapatkan pinjaman, cara pembayaran, dan tantangan yang mereka hadapi. Banyak dari mereka mengakui bahwa kemudahan dalam mendapatkan pinjaman menjadi alasan utama mereka memilih Bank Emok, meskipun bunga yang dikenakan sangat tinggi. Namun, mereka juga berbagi cerita mengenai kesulitan yang muncul ketika pembayaran cicilan mulai melebihi pendapatan mereka, yang akhirnya memaksa mereka meminjam lagi untuk menutupi cicilan sebelumnya, sehingga menciptakan siklus utang.

2. Diskusi Kelompok Terarah dengan Ketua RT/RW

Diskusi dengan ketua RT dan RW setempat memberikan perspektif yang lebih luas mengenai dampak Bank Emok terhadap dinamika sosial masyarakat. Ketua RT/RW menyebutkan bahwa konflik antarwarga sering kali muncul akibat kegagalan pembayaran kelompok, di mana satu atau beberapa anggota kelompok tidak mampu membayar cicilan dan beban tersebut harus ditanggung bersama. Selain itu, ketua RT/RW juga menyoroti metode penagihan yang agresif, di mana agen Bank Emok sering kali mendatangi rumah peminjam secara langsung, bahkan di waktu yang tidak tepat, seperti malam hari atau saat hari libur.

Gambar 1. Diskusi terarah bersama Ketua RT dan RW.

3. Observasi Lapangan

Penelitian juga melibatkan observasi lapangan untuk melihat secara langsung praktik penagihan yang dilakukan oleh agen Bank Emok dan bagaimana interaksi mereka dengan masyarakat. Selama observasi, terlihat bahwa agen sering kali menggunakan tekanan sosial dengan datang bersama beberapa anggota kelompok lain, yang pada akhirnya membuat peminjam merasa malu di hadapan tetangga mereka. Selain itu, beberapa peminjam memilih untuk menghindar dengan tidak berada di rumah saat agen datang, yang menambah kerumitan dalam hubungan sosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bank Emok di Desa Bumiwangi telah menjadi solusi yang mudah diakses bagi banyak warga yang membutuhkan dana cepat untuk berbagai kebutuhan, mulai dari biaya pendidikan hingga kebutuhan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan tersebut, Bank Emok juga menimbulkan sejumlah masalah yang serius baik dari segi sosial maupun ekonomi. Pembahasan ini akan mengurai secara komprehensif dampak sosial dan ekonomi yang terjadi, langkah penyelesaian yang dilakukan melalui perencanaan kegiatan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster, serta indikator keberhasilan dari kegiatan tersebut.

Dari sisi dampak ekonomi, Bank Emok memberikan akses keuangan yang cepat, namun sering kali menimbulkan masalah yang lebih besar. Warga yang meminjam dana dari Bank Emok kerap kali terjebak dalam siklus utang yang sulit diatasi. Tingginya bunga yang diterapkan, sekitar 20-30% dari total pinjaman, menambah beban ekonomi yang dirasakan masyarakat. Bagi keluarga dengan pendapatan rendah, mereka sering kali harus meminjam kembali dari Bank Emok atau lembaga informal lainnya untuk melunasi pinjaman yang sudah jatuh tempo. Siklus utang ini menyebabkan tekanan ekonomi yang terus-menerus, di mana sebagian besar pendapatan keluarga digunakan untuk membayar cicilan, yang mengakibatkan kebutuhan pokok seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan menjadi terabaikan.

Dari segi dampak sosial, sistem tanggung renteng yang diterapkan oleh Bank Emok menjadi sumber konflik di dalam komunitas. Ketika satu anggota kelompok gagal membayar cicilan, tanggung jawab tersebut harus dibebankan kepada anggota lain. Hal ini menciptakan ketegangan sosial yang signifikan, terutama di kalangan tetangga atau kerabat yang tergabung dalam kelompok yang sama. Tekanan sosial untuk membayar utang orang lain menyebabkan hubungan antarwarga menjadi tegang dan merusak solidaritas sosial di dalam komunitas. Selain itu, metode penagihan yang agresif oleh agen Bank Emok menambah tekanan psikologis bagi peminjam. Kunjungan agen penagih yang dilakukan pada waktu-waktu yang tidak tepat, seperti malam hari atau hari libur, menciptakan rasa takut dan stres bagi peminjam dan keluarga mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, perencanaan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster dilakukan sebagai bagian dari upaya pengabdian untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap Bank Emok. Sosialisasi dirancang dengan pendekatan door-to-door, di mana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan informasi secara langsung mengenai bahaya Bank Emok dan alternatif yang lebih aman. Dalam sosialisasi ini, tim menjelaskan secara terperinci mengenai risiko-risiko yang dihadapi jika terus bergantung pada Bank Emok, termasuk bunga yang tinggi, konflik sosial yang ditimbulkan oleh sistem tanggung renteng, serta dampak psikologis akibat penagihan yang agresif. Sosialisasi door-to-door dipilih karena pendekatan ini memungkinkan adanya interaksi yang lebih personal dengan masyarakat, sehingga warga merasa lebih nyaman untuk mendiskusikan masalah keuangan mereka tanpa tekanan dari lingkungan sekitar seperti yang biasa terjadi dalam pertemuan formal.

Selain sosialisasi langsung, pemasangan banner dan poster di beberapa titik strategis di desa juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Banner yang dipasang di depan kantor RW, masjid, dan jalan utama desa berisi pesan tegas mengenai larangan dan bahaya Bank Emok, serta ajakan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan jasa Bank Emok. Pesan-pesan dalam banner diharapkan dapat menjadi pengingat visual bagi masyarakat tentang risiko besar yang mereka hadapi jika terjerat dalam utang berbunga tinggi.

Gambar 2. Desain banner.

Di samping banner, poster-poster edukasi dipasang di tempat-tempat yang sering dikunjungi warga, seperti warung, sekolah, dan pos ronda. Poster ini memberikan informasi lebih lanjut mengenai cara menghindari Bank Emok, serta memperkenalkan alternatif lain yang lebih aman, seperti koperasi simpan pinjam yang telah dibentuk oleh pemerintah desa. Poster juga menjelaskan dampak buruk yang bisa terjadi, seperti konflik sosial dan tekanan mental yang disebabkan oleh utang yang tidak terbayar. Informasi ini dibuat sederhana dan mudah dipahami, agar masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dapat dengan mudah mengerti pesan yang disampaikan.

Setelah pelaksanaan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster, evaluasi bersama RW dilakukan untuk menilai efektivitas dari program ini. Dalam evaluasi, ketua RW memberikan umpan balik mengenai respon warga terhadap pesan-pesan yang disampaikan, serta apakah ada perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses layanan keuangan informal. Ketua RW juga memberikan data tentang apakah terjadi penurunan jumlah warga yang meminjam dari Bank Emok setelah program ini dilaksanakan, dan apakah warga mulai tertarik untuk bergabung dengan koperasi simpan pinjam desa sebagai alternatif. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan pengabdian tidak hanya sampai pada tahap sosialisasi, tetapi juga memiliki dampak nyata yang dapat diukur.

Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Dari segi ekonomi, salah satu indikator keberhasilan adalah penurunan jumlah peminjam Bank Emok. Jika setelah sosialisasi dan pemasangan banner serta poster, jumlah warga yang masih meminjam dari Bank Emok berkurang secara signifikan, maka program ini dianggap berhasil. Selain itu, peningkatan partisipasi dalam koperasi simpan pinjam juga menjadi indikator penting. Jika lebih banyak warga yang mulai menggunakan jasa koperasi desa sebagai alternatif, ini menunjukkan bahwa mereka telah menemukan solusi yang lebih baik dan terhindar dari bunga tinggi serta metode penagihan yang tidak manusiawi.

Dari segi sosial, keberhasilan dapat dilihat melalui berkurangnya konflik antarwarga akibat sistem tanggung renteng di Bank Emok. Jika setelah sosialisasi, ketegangan sosial berkurang dan hubungan antarwarga kembali harmonis, ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai sadar akan risiko sosial yang ditimbulkan oleh Bank Emok dan beralih ke solusi yang lebih aman. Selain itu, pengurangan pengaduan warga mengenai metode penagihan yang agresif juga menjadi indikator bahwa masyarakat mulai mencari alternatif yang lebih manusiawi dan tidak menimbulkan tekanan psikologis bagi mereka dan keluarga.

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengukuran indikator keberhasilan, rekomendasi lebih lanjut adalah untuk terus memperluas program sosialisasi dan literasi keuangan ke lebih banyak warga, terutama mereka yang belum tersentuh oleh program ini. Koperasi simpan pinjam yang sudah dibentuk juga perlu terus diperkuat, baik dari segi manajemen maupun promosi kepada masyarakat. Pemerintah desa harus memastikan bahwa koperasi ini dapat beroperasi dengan transparan dan profesional, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan penuh untuk bergabung. Selain itu, program literasi keuangan harus ditingkatkan agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai risiko utang berbunga tinggi dan pentingnya menabung untuk masa depan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat Desa Bumiwangi dapat terhindar dari jeratan Bank Emok dan mulai mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari penurunan aktivitas Bank Emok, tetapi juga dari peningkatan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan psikologis masyarakat..

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai Bank Emok di Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, dapat disimpulkan bahwa kemudahan akses ke lembaga pinjaman informal seperti Bank Emok telah menjadi solusi instan bagi masyarakat pedesaan yang mengalami kesulitan ekonomi, terutama setelah pandemi Covid-19. Namun, meskipun Bank Emok menawarkan akses cepat tanpa jaminan, dampak negatif yang ditimbulkan cukup signifikan, termasuk bunga yang tinggi dan metode penagihan yang agresif. Ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman ini memicu siklus utang yang sulit dilunasi, yang pada akhirnya berpengaruh pada stabilitas ekonomi keluarga dan hubungan sosial.

Penelitian ini menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap pengaturan lembaga keuangan informal dan peran pemerintah dalam menyediakan solusi keuangan yang lebih berkelanjutan. Tanpa intervensi yang tepat, fenomena ini berpotensi memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan.

Metodologi pengabdian yang diterapkan dalam kegiatan ini menggunakan pendekatan langsung dan informal untuk menyasar masyarakat Desa Bumiwangi secara personal, melalui sosialisasi door-to-door dan pemasangan media visual seperti banner dan poster. Pendekatan door-to-door memungkinkan tim pengabdian untuk berinteraksi secara lebih dekat dengan masyarakat, memberikan edukasi tentang bahaya Bank Emok secara langsung, dan membuka ruang diskusi yang lebih mendalam.

Selain itu, pemasangan banner dan poster di lokasi strategis memberikan informasi yang berkelanjutan dan visual, agar masyarakat terus diingatkan akan risiko yang terkait dengan pinjaman dari Bank Emok. Setelah pelaksanaan sosialisasi, dilakukan evaluasi bersama RW untuk menilai efektivitas pendekatan ini dan melihat perubahan perilaku atau pemahaman masyarakat. Evaluasi ini penting untuk menyesuaikan pendekatan di masa mendatang dan memperkuat upaya penghapusan praktik pinjaman berisiko tinggi di desa tersebut.

Pembahasan ini menggambarkan dampak ekonomi dan sosial dari keberadaan Bank Emok di Desa Bumiwangi serta upaya sosialisasi yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap lembaga keuangan informal tersebut. Secara ekonomi, meskipun Bank Emok menyediakan akses cepat ke dana, bunga tinggi yang diberlakukan memicu siklus utang yang berkepanjangan bagi banyak keluarga. Akibatnya, kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan sering terabaikan. Dari segi sosial, sistem tanggung renteng dan metode penagihan agresif menciptakan ketegangan sosial dan tekanan psikologis bagi peminjam.

Untuk mengatasi masalah ini, program sosialisasi door-to-door dan pemasangan banner serta poster dilakukan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Bank Emok dan pengenalan koperasi simpan pinjam desa sebagai alternatif yang lebih aman. Evaluasi program menunjukkan indikator keberhasilan dari penurunan jumlah peminjam Bank Emok, peningkatan partisipasi dalam koperasi, serta berkurangnya konflik sosial akibat sistem tanggung renteng.

Keberlanjutan program ini akan diperkuat dengan peningkatan literasi keuangan di masyarakat dan pengembangan koperasi desa yang lebih profesional, sehingga tercipta solusi keuangan yang lebih stabil dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Bumiwangi.

Saran

Untuk mengatasi masalah ini, perencanaan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster dilakukan sebagai upaya pengabdian. Sosialisasi dilakukan dengan pendekatan door-to-door, di mana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan informasi secara langsung mengenai bahaya Bank Emok dan alternatif yang lebih aman. Dalam sosialisasi ini, tim menjelaskan risiko-risiko yang dihadapi jika terus bergantung pada Bank Emok, termasuk bunga tinggi, konflik sosial akibat sistem tanggung renteng, serta dampak psikologis dari penagihan yang agresif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun