Mohon tunggu...
الغفار
الغفار Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup yang tenang adalah hidup yang melibatkan allah di segala urusan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Maraknya Bank Keliling (Bank Emok) dI Kalangan Masyarakat Desa BumiwangiKecamatan Ciparay Kab. Bandung

11 September 2024   15:00 Diperbarui: 30 September 2024   15:16 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bank Emok di Desa Bumiwangi telah menjadi solusi yang mudah diakses bagi banyak warga yang membutuhkan dana cepat untuk berbagai kebutuhan, mulai dari biaya pendidikan hingga kebutuhan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan tersebut, Bank Emok juga menimbulkan sejumlah masalah yang serius baik dari segi sosial maupun ekonomi. Pembahasan ini akan mengurai secara komprehensif dampak sosial dan ekonomi yang terjadi, langkah penyelesaian yang dilakukan melalui perencanaan kegiatan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster, serta indikator keberhasilan dari kegiatan tersebut.

Dari sisi dampak ekonomi, Bank Emok memberikan akses keuangan yang cepat, namun sering kali menimbulkan masalah yang lebih besar. Warga yang meminjam dana dari Bank Emok kerap kali terjebak dalam siklus utang yang sulit diatasi. Tingginya bunga yang diterapkan, sekitar 20-30% dari total pinjaman, menambah beban ekonomi yang dirasakan masyarakat. Bagi keluarga dengan pendapatan rendah, mereka sering kali harus meminjam kembali dari Bank Emok atau lembaga informal lainnya untuk melunasi pinjaman yang sudah jatuh tempo. Siklus utang ini menyebabkan tekanan ekonomi yang terus-menerus, di mana sebagian besar pendapatan keluarga digunakan untuk membayar cicilan, yang mengakibatkan kebutuhan pokok seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan menjadi terabaikan.

Dari segi dampak sosial, sistem tanggung renteng yang diterapkan oleh Bank Emok menjadi sumber konflik di dalam komunitas. Ketika satu anggota kelompok gagal membayar cicilan, tanggung jawab tersebut harus dibebankan kepada anggota lain. Hal ini menciptakan ketegangan sosial yang signifikan, terutama di kalangan tetangga atau kerabat yang tergabung dalam kelompok yang sama. Tekanan sosial untuk membayar utang orang lain menyebabkan hubungan antarwarga menjadi tegang dan merusak solidaritas sosial di dalam komunitas. Selain itu, metode penagihan yang agresif oleh agen Bank Emok menambah tekanan psikologis bagi peminjam. Kunjungan agen penagih yang dilakukan pada waktu-waktu yang tidak tepat, seperti malam hari atau hari libur, menciptakan rasa takut dan stres bagi peminjam dan keluarga mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, perencanaan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster dilakukan sebagai bagian dari upaya pengabdian untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap Bank Emok. Sosialisasi dirancang dengan pendekatan door-to-door, di mana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan informasi secara langsung mengenai bahaya Bank Emok dan alternatif yang lebih aman. Dalam sosialisasi ini, tim menjelaskan secara terperinci mengenai risiko-risiko yang dihadapi jika terus bergantung pada Bank Emok, termasuk bunga yang tinggi, konflik sosial yang ditimbulkan oleh sistem tanggung renteng, serta dampak psikologis akibat penagihan yang agresif. Sosialisasi door-to-door dipilih karena pendekatan ini memungkinkan adanya interaksi yang lebih personal dengan masyarakat, sehingga warga merasa lebih nyaman untuk mendiskusikan masalah keuangan mereka tanpa tekanan dari lingkungan sekitar seperti yang biasa terjadi dalam pertemuan formal.

Selain sosialisasi langsung, pemasangan banner dan poster di beberapa titik strategis di desa juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Banner yang dipasang di depan kantor RW, masjid, dan jalan utama desa berisi pesan tegas mengenai larangan dan bahaya Bank Emok, serta ajakan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan jasa Bank Emok. Pesan-pesan dalam banner diharapkan dapat menjadi pengingat visual bagi masyarakat tentang risiko besar yang mereka hadapi jika terjerat dalam utang berbunga tinggi.

Gambar 2. Desain banner.

Di samping banner, poster-poster edukasi dipasang di tempat-tempat yang sering dikunjungi warga, seperti warung, sekolah, dan pos ronda. Poster ini memberikan informasi lebih lanjut mengenai cara menghindari Bank Emok, serta memperkenalkan alternatif lain yang lebih aman, seperti koperasi simpan pinjam yang telah dibentuk oleh pemerintah desa. Poster juga menjelaskan dampak buruk yang bisa terjadi, seperti konflik sosial dan tekanan mental yang disebabkan oleh utang yang tidak terbayar. Informasi ini dibuat sederhana dan mudah dipahami, agar masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dapat dengan mudah mengerti pesan yang disampaikan.

Setelah pelaksanaan sosialisasi dan pemasangan banner serta poster, evaluasi bersama RW dilakukan untuk menilai efektivitas dari program ini. Dalam evaluasi, ketua RW memberikan umpan balik mengenai respon warga terhadap pesan-pesan yang disampaikan, serta apakah ada perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses layanan keuangan informal. Ketua RW juga memberikan data tentang apakah terjadi penurunan jumlah warga yang meminjam dari Bank Emok setelah program ini dilaksanakan, dan apakah warga mulai tertarik untuk bergabung dengan koperasi simpan pinjam desa sebagai alternatif. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan pengabdian tidak hanya sampai pada tahap sosialisasi, tetapi juga memiliki dampak nyata yang dapat diukur.

Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Dari segi ekonomi, salah satu indikator keberhasilan adalah penurunan jumlah peminjam Bank Emok. Jika setelah sosialisasi dan pemasangan banner serta poster, jumlah warga yang masih meminjam dari Bank Emok berkurang secara signifikan, maka program ini dianggap berhasil. Selain itu, peningkatan partisipasi dalam koperasi simpan pinjam juga menjadi indikator penting. Jika lebih banyak warga yang mulai menggunakan jasa koperasi desa sebagai alternatif, ini menunjukkan bahwa mereka telah menemukan solusi yang lebih baik dan terhindar dari bunga tinggi serta metode penagihan yang tidak manusiawi.

Dari segi sosial, keberhasilan dapat dilihat melalui berkurangnya konflik antarwarga akibat sistem tanggung renteng di Bank Emok. Jika setelah sosialisasi, ketegangan sosial berkurang dan hubungan antarwarga kembali harmonis, ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai sadar akan risiko sosial yang ditimbulkan oleh Bank Emok dan beralih ke solusi yang lebih aman. Selain itu, pengurangan pengaduan warga mengenai metode penagihan yang agresif juga menjadi indikator bahwa masyarakat mulai mencari alternatif yang lebih manusiawi dan tidak menimbulkan tekanan psikologis bagi mereka dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun