2. Prinsip-Prinsip Dialektika Hanacaraka dalam Audit
Pendekatan dialektika Hanacaraka dalam audit melibatkan tiga prinsip utama:
- Refleksi (hanacaraka) artinya Memulai dengan pemahaman mendalam tentang situasi yang diaudit.
- Dialog (kasadila) artinya Mengadakan diskusi terbuka dengan berbagai pemangku kepentingan.
- Integrasi (datamingra) artinya Menggabungkan temuan audit dengan nilai-nilai lokal untuk solusi yang berkelanjutan.
3. Langkah-langkah dalam Model Audit Hanacaraka
a. Refleksi (Hanacaraka)
- Identifikasi tesis > Mengidentifikasi kebijakan atau proses awal yang ada dalam organisasi. Contoh: Memahami kebijakan keuangan yang ada.
- Analisis antitesis > Mengidentifikasi masalah atau kelemahan dalam kebijakan tersebut. Contoh: Menemukan ketidaksesuaian dalam laporan keuangan.
b. Dialog (Kasadila)
- Diskusi terbuka > Mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak terkait untuk mendiskusikan temuan audit.
- Contoh: Melibatkan manajemen, karyawan, dan pihak eksternal untuk memahami pandangan mereka.
- Pertukaran ide > Memfasilitasi pertukaran ide dan solusi dari berbagai perspektif.
- Contoh: Mendiskusikan solusi alternatif berdasarkan masukan dari semua pihak.
c. Integrasi (Datamingra)
- sintesis temuan > Mengintegrasikan temuan audit dengan masukan dari diskusi untuk menciptakan solusi yang lebih baik. Contoh: Memperbarui kebijakan keuangan berdasarkan rekomendasi audit dan masukan dari diskusi.
- Implementasi Solusi > Menerapkan solusi yang telah disepakati dan memastikan kepatuhan. Contoh: Melaksanakan perubahan dalam kebijakan keuangan dan memantau pelaksanaannya.
4. Keuntungan Pendekatan Dialektika Hanacaraka dalam Audit
- kontekstual > Pendekatan ini menghargai nilai-nilai lokal dan budaya, menjadikannya lebih relevan.
- inklusif > Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses audit.
- berkelanjutan > Â Menghasilkan solusi yang dapat diterima dan dijalankan oleh semua pihak.
Dengan menerapkan model audit ini, organisasi dapat memastikan bahwa proses audit tidak hanya berfokus pada kepatuhan, tetapi juga pada pengembangan solusi yang kontekstual dan berkelanjutan, sesuai dengan nilai-nilai lokal. Penjelasan Lengkap Tentang Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan
Model dialektika Hegelian dan Hanacaraka dalam auditing perpajakan adalah pendekatan yang menggunakan prinsip-prinsip dialektis untuk memastikan keakuratan dan kepatuhan dalam audit pajak. Pendekatan dialektika Hegelian dan Hanacaraka dalam auditing perpajakan memungkinkan proses audit yang lebih mendalam dan komprehensif, memastikan bahwa semua aspek keuangan dan kepatuhan pajak perusahaan diperiksa dengan teliti. Dengan menggabungkan kedua model ini, auditor dapat menggunakan pendekatan dialektis Hegelian untuk menganalisis data dan bukti secara kritis, serta model Hanacaraka untuk memastikan keakuratan dokumen yang berbahasa Jawa. Hal ini menciptakan proses audit yang lebih menyeluruh dan efektif, memungkinkan auditor untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik.
Daftar Pustaka
Meidawati, N., & Waluristyaningtyas, N. D. (2023). Analysis Of The Factors Affecting Taxpayer Compliance. Jurnal Akuntansi Dan Auditing Indonesia, 160-171. Https://Doi.Org/10.20885/Jaai.Vol27.Iss2.Art5