Model Dialektika Hanacakara
Model dialektika Hanacaraka merupakan konsep yang memadukan unsur-unsur budaya Jawa melalui aksara Hanacaraka dengan pendekatan filosofis dan dialektis. Hanacaraka sendiri adalah aksara Jawa yang mengandung filosofi mendalam tentang kehidupan dan nilai-nilai budaya. Hanacaraka terdiri dari 20 huruf yang masing-masing memiliki cerita dan makna filosofis yang mendalam. Misalnya, urutan huruf "hana caraka, data sawala, pada jayanya, maga bathanga" menggambarkan cerita tentang dua utusan yang setia dan saling membunuh karena perintah rajanya, namun di balik cerita tersebut terdapat ajaran tentang kesetiaan dan pengorbanan. Â Hanacaraka juga terkait dengan konsep dialektika dalam budaya Kejawen. Sultan Agung dari Mataram menyusun Kalender Jawa dengan menggabungkan unsur-unsur kalender Hindu-Buddha dan Islam, menciptakan dialektika budaya yang dinamis. Hal ini menunjukkan adaptasi dan integrasi budaya yang menjadi ciri khas dialektika Kejawen. Â Penggunaan aksara Hanacaraka tidak hanya dalam konteks menulis tetapi juga dalam konteks kesadaran dan bahasa. Aksara ini menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai dan kesadaran budaya kepada generasi muda, menjaga kontinuitas budaya Jawa di tengah modernisasi. Penelitian menunjukkan bahwa aksara Hanacaraka masih digunakan dan dipelajari dalam konteks sosial tertentu, seperti di kalangan masyarakat Sunda yang juga mengadopsi aksara ini meskipun mereka memiliki aksara Kaganga sendiri. Ini menunjukkan fleksibilitas dan relevansi aksara Hanacaraka dalam konteks sosial yang berbeda.
Model Dialektika Hegelian dalam Auditing Perpajakan
Dialektika Hegelian adalah metode filosofis yang dikembangkan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, yang berfokus pada proses kontradiksi dan penyelesaian yang mendorong perkembangan ide. Model ini terdiri dari tiga tahap utama: tesis, antesis, dan sintesis. Dalam konteks auditing perpajakan, model ini dapat diterapkan sebagai berikut:
- Tesis : Kebijakan perpajakan atau laporan keuangan yang diaudit. Contoh: Kebijakan perusahaan dalam melaporkan pajak.
- Antesis : Temuan audit yang mengidentifikasi masalah atau ketidaksesuaian. Contoh: Temuan bahwa perusahaan telah melakukan underreporting penghasilan.
- Sintesis : Solusi atau perbaikan yang diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan. Contoh: Penyesuaian laporan keuangan dan kebijakan baru untuk memastikan kepatuhan pajak.
Dialektika Hegelian, auditor dapat secara sistematis mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah perpajakan melalui proses yang logis dan terstruktur, mendorong perbaikan berkelanjutan.
Tesis, Antesis, Dan Sintesis Dalam Auditing Perpajakan
1. TesisÂ
Dalam auditing perpajakan, ide awal atau pernyataan merujuk pada langkah-langkah awal yang dilakukan auditor dalam proses pemeriksaan pajak. Tahapan ini mencakup pengumpulan informasi dan penilaian awal untuk memahami kondisi keuangan dan kepatuhan pajak suatu entitas. Berikut adalah langkah-langkah dan pernyataan utama dalam auditing perpajakan:
- Penerbitan Surat Pemeriksaan: Proses audit pajak dimulai dengan penyampaian Surat Pemeriksaan atau surat panggilan kepada wajib pajak. Ini merupakan pemberitahuan resmi bahwa entitas akan diperiksa untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
- Pengumpulan Data dan Bukti: Auditor mengumpulkan dan mengolah data, keterangan, dan bukti yang relevan. Ini mencakup pemeriksaan laporan keuangan, catatan transaksi, dan dokumen pendukung lainnya yang akan digunakan untuk menilai kewajaran dan keakuratan pelaporan pajak.
- Penilaian Awal: Auditor melakukan penilaian awal terhadap informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Ini termasuk mengevaluasi risiko ketidakpatuhan dan menentukan ruang lingkup pemeriksaan lebih lanjut.
- Penyusunan Opini Awal: Berdasarkan data yang dikumpulkan, auditor menyusun opini awal mengenai kewajaran laporan keuangan dan kepatuhan pajak entitas. Opini ini akan digunakan sebagai dasar untuk langkah-langkah audit selanjutnya, termasuk pemeriksaan rinci dan diskusi dengan pihak yang diaudit.
Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa proses audit perpajakan dilakukan secara menyeluruh dan adil, serta untuk mengidentifikasi dan menangani potensi masalah kepatuhan pajak.
2. Antesis  Â