Menteri terkenal saat itu adalah Zhang Juzheng (26 Mei 1525 -- 9 Juli 1582), yang sangat berkuasa dan menggantikan memerintah negara Kaisar Zhuyijun karena dia naik tahta ketika umur 10 tahun, jadi para menteri penting yang membantu tuan muda untuk mempromosikan reformasi dan menciptakan Dinasti Ming mencapai prestasi besar di bidang ekonomi, militer, dan kebudayaan.
Namun saat Matteo Ricci memasuki Beijing pada tahun 1601 M, Zhang Juzheng telah meninggal dunia. Saat ini, kaisar Zhuyijun sudah berusia 38 tahun, dan ia bukan lagi kaisar muda yang bekerja keras di awal pemerintahannya. Sekarang dia adalah orang bodoh yang menikmati anggur dan seks sepanjang tahun dan mengabaikan urusan pemerintahan.
Dinasti Ming mengandalkan fondasi masa lalu untuk menghidupi dirinya sendiri, tetapi Matteo Ricci mendapat peringatan keras setelah dia memasuki Tiongkok. Dia melakukan perjalanan jauh dari Lisbon ke India dan kemudian ke Guangzhou dan Nanjing melalui laut, dan akhirnya masuk ke Beijing. Baca:
Saat Pertama Pintu Tiongkok Terbuka Bagi Agama Katolik
Di mata Matteo Ricci, Tiongkok adalah negara yang memiliki segalanya. Dalam pepatah umum, Tiongkok berarti tanah yang luas, sumber daya yang melimpah, dan budaya yang panjang.
Sebelum datang ke Beijing, Matteo Ricci telah berada di Tiongkok selama beberapa tahun dan telah fasih belajar bahasa Mandarin. Tujuan datang ke Beijing tentu saja untuk bisa bertemu dengan kaisar, hanya dengan cara itulah dia dapat membuka jalan bagi karier misionarisnya di Tiongkok.
Dengan cara memberikan banyak hadiah-hadiah berupa barang-barang produk (cindera mata) Eropa yang baru kepada pejabat setempat dan Kaisar, akhirnya dapat menghadap dan memikat hati kaisar.
Kaisar Zhuyijun langsung tertarik dengan jam berdentang yang dibawanya, dan langsung menunjuk Matteo Ricci sebagai pembuat jam kerajaan. Kunjungan Matteo Ricci ke dermaga pun sangat sukses sehingga akhirnya dapat memenangkan hati kaisar. Ia diberi sebidang tanah untuk membangun gereja Katolik pertama di Beijing