Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Tiongkok Memilih Sistem Satu Partai Politik?

18 Februari 2024   17:31 Diperbarui: 19 Februari 2024   10:52 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam 30 tahun terakhir ini, kita dan Tiongkok telah menyaksikan disintegrasi Uni Soviet, runtuhnya Yugoslavia, dan memudarnya revolusi warna satu demi satu. Yang menyebabkan terjadinya restrukturisasi ekonomi, kekacauan politik, dan perpecahan sosial telah menyebabkan "Musim Semi Arab" berubah menjadi "Musim Dingin Arab".

Banyak negara yang dulunya damai dan makmur telah didorong oleh kekuatan Barat ke medan perang di mana kelompok etnis saling membunuh.

Kita juga telah melihat tren umum kemunduran yang terjadi di negara-negara Barat dan seluruh model negara-negara Barat. Negara-negara Barat telah terjerumus ke dalam krisis keuangan, krisis fiskal, dan krisis politik yang serius, dan tidak mampu melepaskan diri dari krisis ini.

Sebaliknya pada masa-masa ini, Tiongkok telah mengalami kebangkitan yang cepat dan komprehensif di bawah kepemimpinan PKT.

Standar hidup masyarakat Tiongkok telah meningkat pesat, dan Tiongkok telah mempercepat langkahnya menuju pusat panggung politik dan ekonomi dunia. Dapat dikatakan ini adalah rapor yang sangat cemerlang, dan kita dapat melihat rapor ini dalam perbandingan internasional.

Sejujurnya, negara-negara lain di dunia tidak bisa mengemukakan hal tersebut, dan partai politik lain pun tidak bisa mengemukakan hal tersebut. Jadi sekarang pakar Tiongkok dan pengamat luar sering mengatakan bahwa kunci untuk menjalankan urusan Tiongkok dengan baik terletak pada partainya.

Ada ungkapan yang sangat bagus dalam bahasa Inggris yang disebut "institution/ institusi", yang merupakan pengaturan kelembagaan yang paling penting. Oleh karena itu, membangun partai dengan baik adalah kunci kesuksesan karir bagi Tiongkok. Intinya ada disini. Jika tidak, Tiongkok mungkin akan kembali mengalami fragmentasi dan disintegrasi.

Maka dalam menghadapi tantangan dan tugas yang belum pernah terjadi sebelumnya, Tiongkok harus menegaskan "partai harus memerintah partai", dan dalam proses menyelesaikan banyak permasalahan yang ada di partai itu sendiri, Tiongkok harus melakukan integritas kader, integritas pemerintah, dan kejelasan politik, serta memastikan bahwa partai menjadi inti kepemimpinan yang kuat untuk pengembangan karir rakyat dan negara Tiongkok.

Saat ini kita bisa melihat persaingan internasional semakin meningkat, dan  persaingan sistem politik jelas merupakan salah satu kuncinya. Dalam kompetisi ini, Tiongkok tampaknya harus bisa mengekstrak tiga kriteria di bawah berikut ini yang juga bisa dikatakan sebagai wacana Tiongkok untuk perbandingan lintas partai dan lintas negara, salah satunya adalah apakah negara memiliki kekuatan politik atau partai politik yang dapat mewakili kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Kalau ada, negara ini mungkin daya saingnya lebih besar, dan besar kemungkinannya untuk menang, kalau tidak, kemungkinannya besar untuk terpuruk. Yang jelas Tiongkok mempunyai PKT, tapi AS tidak memilikinya partai yang kuat seperti PKT.

Yang kedua adalah melihat apakah suatu negara mempunyai kemampuan reformasi yang memadai. Tiongkok perlu melakukan reformasi, AS juga perlu melakukan reformasi, dan negara-negara Eropa juga perlu melakukan reformasi. Namun kini tampaknya hanya Tiongkok yang benar-benar dapat mendorong reformasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun