Membicarakan tentang Tiongkok atau PKT sekarang secara politis tidak dibenarkan di AS karena termasuk "ketidak benaran politik", jadi menurut pihak Tiongkok hal ini pada akhirnya yang akan menjadi korban terbesarnya adalah AS sendiri.
Akibatnya memang benar banyak orang yang tidak bisa memahami PKT karena pengaruh wacana Barat, dan ini juga terjadi pada sebagian dari anggota dan kader partai PKT sendiri tidak bisa memahaminya.
Sehingga ada sebagian dari mereka yang bertanya mengapa Tiongkok tidak mengubah partainya dengan yang lain? Bahkan mereka tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini, sehingga para pakar Tiongkok perlu menjelaskan tentang PKT dipilih  sebagai sistem tunggal, dengan bahasa yang dapat dipahami semua orang.
Prof, Zhang Weiwei memberikan pandangannya, menurutnya: Pertama-tama, nama Partai Komunis Tiongkok (PKT) disebut partai, tetapi "partai" ini memiliki arti yang sangat berbeda dengan "partai" yang disebut partai politik Barat. Jadi kata partai dalam bahasa Inggris disebut 'party', bahasa Perancisnya 'parti' dan bahasa Spanyolnya 'partidos'. Akar katanya adalah part, jadi teori partai Barat sangat sederhana, yaitu suatu masyarakat terdiri dari kelompok kepentingan yang berbeda-beda, dan setiap kelompok kepentingan pasti mempunyai kepentingannya sendiri, perwakilannya sendiri, yang merupakan bagian demi bagian. Keterwakilan beberapa kepentingan, dalam arti inilah cikal bakal sistem multi partai.
Oleh karena itu, partai politik di Barat secara terbuka disebut partai dengan kepentingan parsial, kemudian partai dengan kepentingan berbeda akan melalui pemilu, lalu menggunakan sistem pemungutan suara. Yang mendapat 51% suara dinyatakan pemenang, dan yang lain yang mendapat 49% suara dinyatakan kalah.
Jika Anda menang, saya kalah. Teorinya, masyarakat majemuk akan bergerak menuju persatuan terlebih dahulu melalui sistem pemungutan suara dengan premis mentaati supremasi hukum. Lalu jika ada perselisihan diputuskan Mahkamah Agung atau Mahkamah Institusi, keputusan Mahkamah Agung/Mahkamah Institusi bersifat final, semua harus setuju. Ini adalah metode operasi dasar sistem Barat.
Namun apa yang bisa dilihat realitasnya saat ini? Model politik Barat di masyarakat non-Barat sering kali gagal. Alasan pentingnya adalah ketika elemen-elemen sosial berselisih satu sama lain, maka putusan Mahkamah Agung atau Mahkamah Institusi sering kali tidak ada gunanya.
Faktanya, masalah perpecahan masyarakat seperti ini juga dihadapi oleh masyarakat Barat. Saat ini di AS antara Partai Demokrat dan Republik tidak dapat melakukan rekonsiliasi. Trump telah memecah belah seluruh masyarakat AS. Hal yang sama juga terjadi di Inggris, referendum untuk meninggalkan UE (Brexit) sangat memecah belah seluruh masyarakat Inggris.
Jadi sangat berbeda dengan "partai kepentingan parsial" di Barat. PKT adalah partai yang memperjuangkan kepentingan bersama. Di balik itu terdapat tradisi politik Tiongkok yang sudah lama ada. Tiongkok adalah negara yang beradab lama. Ciri-ciri negara yang beradab lama disebut "negara unifikasi yang sudah ribuan tahun" artinya ratusan negara secara bertahap berintegrasi sepanjang sejarahnya yang panjang. (baca sejarah Tiongkok kuno yang terdiri dari banyak negara-negara kecil yang saling beperang ribuan tahun dan menjadi negara kekaisaran yang unifikasi berupa dinasti-dinasti dan kini menjadi RRT).
Maka negara seperti itu tentu saja memiliki tradisi politiknya yang unik, yang berarti bahwa untuk memerintah negara yang terdiri dari ratusan negara tersebut, tradisi Tiongkok dalam sejarah adalah memiliki kelompok penguasa yang bersatu.