Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Memahami Peluang dan Tantangan Tiongkok di Pentas Dunia (4)

16 Januari 2024   10:42 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:29 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, permasalahan Jepang bukanlah perusahaan dan bank yang memiliki kewajiban yang tinggi, namun permasalahan Jepang adalah tidak adanya inovasi teknologi yang berkelanjutan dan peningkatan industri yang berkelanjutan.

Bagi Jepang alasan mengapa tidak ada inovasi teknologi yang berkelanjutan dan peningkatan produksi yang berkelanjutan adalah karena kebijakan AS yang menutup jalan tersebut.

Misalnya, pada tahun 1980an dan 1990an, PDB per kapita Jepang lebih tinggi dibandingkan AS, yang berarti rata-rata tingkat produktivitas tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan AS, karena terdapat industri chip di negara tersebut waktu itu, dan mereka yang merupakan pemimpin teknologi terkini di dunia.

Tapi sekarang PDB per kapita Jepang hanya sekitar 55% dari PDB per kapita AS, dan agregat ekonomi Jepang sekarang hanya sekitar 1/5 dari PDB AS, dan telah turun dari 70% menjadi 80%,  turun menjadi sekitar 1/5 persentase, dan sekarang hanya 1/3 dari Tiongkok.

Jadi dalam situasi ini, alasan mendasar terjadinya resesi di Jepang adalah kurangnya perbaikan dalam tingkat produktivitas, bukan kewajiban terhadap bank yang disebabkan oleh real estat, karena selama tingkat produktivitasnya terus meningkat dan pendapatannya terus meningkat, mereka dapat mengembalikan pembayaran hutangnya.

Masalah lain yang banyak dibicarakan semua orang adalah penuaan populasi.

Menurut indikator statistik, Tiongkok akan memasuki masyarakat menua jika proporsi penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai 14% dari jumlah penduduk, maka Tiongkok memang sudah memasuki masyarakat lanjut usia, setelah memasuki masyarakat lanjut usia, salah satu dampak yang paling penting adalah adalah jumlah penduduk tidak akan bertambah, jumlah pekerja tidak akan bertambah.

Jepang juga telah memasuki penuaan populasi, setelah populasi Jepang menua maka pertumbuhan ekonomi Jepang akan sangat lambat. Hal ini diketahui semua orang, sehingga banyak orang yang mengira jika memasuki populasi penuaan maka pertumbuhannya akan sangat lambat seperti Jepang.

Namun nyatanya apakah pertumbuhan Jepang sangat lambat karena masalah penuaan? Beberapa pangamat seperti Lin Yifu melakukan beberapa analisis mengenai masalah ini.

Sejak Perang Dunia II hingga saat ini, 53 negara telah memasuki tahap penuaan populasi. Di antara 53 negara tersebut, 26 negara akan termasuk dalam penuaan populasi. PDB per kapita mereka telah mencapai atau melampaui setengah dari PDB per kapita AS. Faktanya, mereka semua berasal dari negara-negara yang sudah sangat maju.

Selain itu, terdapat 27 negara yang PDB per kapitanya kurang dari setengah AS dan masih dalam tahap mengejar ketertinggalan, lalu lihatlah 53 negara berikut ini yang sudah memasuki tahap penuaan dan sudah masuk negara berpendapatan tinggi. Jika kita membandingkan 20 negara ini, melihat pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun sebelum penuaan dan pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun berikutnya, kita akan menemukan bahwa sebenarnya laju pertumbuhan ekonomi tidak banyak berubah, dan sudah hanya sedikit menurun sejak masuk dari masyarakat penuaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun