Hal ini semakin menekankan perlunya dan mendesaknya kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi Tiongkok, dan juga memberikan landasan yang kokoh bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.
Ketika AS membatasi pengembangan dan menjatuhkan sanksi ke perusahaan-perusahaan Tiongkok, tidak tahu apakah Amerika benar-benar mempertimbangkan konsekuensinya? Semua pembatasan dn sanksi ini pada akhirnya tampak tidak masuk akal.
Ketika Anda membatasi orang lain, Anda mungkin juga membatasi diri Anda sampai batas tertentu. Sekarang AS harus menghadapi kenyataan yang memalukan. Kepada siapa chipnya akan dijual? Saat masalah ini benar-benar muncul, semuanya sudah terlambat. Ringkasnya, pasar chip semikonduktor sedang mengalami perubahan drastis.
Tiongkok sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun tantangan-tantangan inilah yang mendorong Tiongkok untuk mempercepat penelitian dan pengembangan independen/mandiri serta mengurangi ketergantungannya pada pasokan eksternal. Tiongkok menyadari bahwa hanya melalui inovasi berkelanjutan mereka dapat bertahan dan berkembang di dunia yang berubah dengan cepat ini.
Tindakan pembatasan/sanksi yang dilakukan AS tidak diragukan lagi telah membawa banyak kesulitan bagi Tiongkok, namun juga telah melahirkan industri chip dalam negeri Tiongkok yang lebih kuat.
Industri tersebut tidak hanya dapat memenuhi permintaan dalam negeri, tetapi juga lebih mungkin untuk diekspor ke luar negeri untuk berpartisipasi dalam persaingan global.
Untuk mencapai tujuan ini, Tiongkok tampaknya menyadari perlu melanjutkan upaya untuk terus mempromosikan inovasi teknologi guna menciptakan posisi pasar yang lebih kompetitif bagi perusahaan teknologi Tiongkok. Hanya dengan cara inilah Tiongkok dapat mencapai pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://www.quora.com/Who-will-be-the-winner-in-a-US-China-chip-war
https://www.cagle.com/osama-hajjaj/2023/09/chip-war
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H