Yang kedua adalah pemerintah dan Kongres ada di bawah pengaruh lobi-lobi ekstra-militer yang kuat. Â Selain itu pengaruh dari think tank. Dan media yang menganjurkan perang dan sebagainya. Kasus-kasus ini selalu terkait erat satu sama lain.
Mereka mendorong AS untuk terus mengejar kepentingan perang. Pemeliharaan KIM ini tidak terlepas dari transfer kepentingan dan aliran personel antara kekuatan besar ini.
Banyak anggota kongres adalah yang langsung memegang aset besar di perusahaan industri militer, dan KIM juga terkait dengan kehidupan politik mereka, karena perusahaan industri militer tersebar luas di berbagai negara bagian di AS, anggota kongres ini juga ingin mempertahankan kekuatan militer dan KIM untuk kepentingan daerah pemilihannya.
Selain itu, mobilitas posisi mereka di antara perusahaan industri militer, departemen militer, dan pemerintah, Kongres, dan think tank juga sangat umum.
Perusahaan industri militer menyediakan dana selama pemilihan, dan setelah pemilihan, presiden menunjuk mereka untuk duduk sebagai pejabat tinggi, sebagai imbalannya Pejabat pemerintah memiliki kekuatan untuk menyetujui proyek federal saat mereka menjabat, dan perusahaan industri militer akan menyediakan pekerjaan bergaji tinggi setelah mereka meninggalkan kantor atau habis masa jabatannya.
Pengaruh KIM ini sama sekali tidak terbatas pada bidang politik, tetapi secara luas mempengaruhi masyarakat Amerika dan dunia.
Pertama-tama, kebijakan militeristik yang disebabkan oleh KIM ini pasti akan membawa pengawasan domestik yang luas. Sistem intelijen AS sendiri berasal dari reformasi militer.
"Undang-undang Keamanan Nasional 1947" yang disebutkan di atas merupakan awal mula dari terbentuknya CIA. Sistem intelijen ini tentu saja berusaha keras untuk melindungi kepentingan KIM.
AS telah menjadi negara intelijen terbesar di dunia. Badan-badan Intelijen tidak saja melanggar sejumlah besar hak warga negara AS, melakukan pengawasan sewenang-wenang, dan menindak aktivis anti-perang, tetapi juga menggunakan metode intelijen untuk berpartisipasi langsung dalam persaingan komersial dan melayani kepentingan komersial perusahaan-perusahaan Amerika.
Dengan cara ini, berbagai perusahaan AS dan KIM semakin terikat bersama. Misalnya, pada tahun 1994, badan intelijen AS secara langsung menyerang Airbus di Eropa melalui operasi spionase dan menghasilkan keuntungan bagi Boeing.
Pada 2013, FBI menjebak Alstom Prancis, dan setelah 2018, menekan perusahaan Tiongkok seperti Huawei, yang melayani persaingan tidak sehat dari perusahaan AS. Baca: