Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menelaah Apa Itu "Deep State" di AS?

29 April 2022   18:21 Diperbarui: 3 Mei 2022   08:06 2563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: mma.prnewswire.com

Deep state adalah suatu jenis pemerintahan yang terdiri dari jaringan kekuasaan yang berpotensi rahasia dan tidak sah yang beroperasi secara independen dari kepemimpinan politik negara dalam mengejar agenda dan tujuan mereka sendiri.

Istilah populer ini berkonotasi sangat negatif. Jangkauan kemungkinan penggunaan istilah ini mirip dengan pemerintah bayangan. Ekspresi negara dalam suatu negara. Secara historis, itu menunjuk organisasi yang terdefinisi dengan baik yang berusaha untuk berfungsi secara independen, sedangkan deep state lebih mengacu pada organisasi tersembunyi yang berusaha memanipulasi publik suatu negara.

Sumber potensial untuk organisasi deep state merupakan elemen jahat di antara organ-organ negara, seperti angkatan bersenjata atau otoritas publik seperti badan intelijen, polisi, polisi rahasia, badan administratif, dan birokrasi pemerintah.

David Rohde seorang editor di New Yorker dan penulis In Deep menuliskan: "FBI, CIA, dan Kebenaran Tentang "Deep State" Amerika. Ini adalah pandangan yang adil tentang keadaan yang dalam dan berbagai teori konspirasi yang mengelilinginya. Istilah "Deep State", kata Rohde, telah menjadi cara bagi Trump dan para pendukungnya untuk menangkis kritik --- tetapi itu juga merupakan ide nyata yang dapat membantu kita memikirkan beberapa masalah yang sah, yaitu bagaimana kita mempertimbangkan batas-batas kekuasaan presiden dan sifat akuntabilitas pemerintah."


Selama masa kepresidenan Donald Trump, retorika deep-state telah digunakan di AS untuk menggambarkan "pemerintahan permanen" dari birokrat karir atau pegawai negeri sipil yang bertindak sesuai dengan mandat badan mereka dan undang-undang kongres, bila dilihat, itu bertentangan dengan administrasi presiden yang sedang berkuasa.

Isu tentang "Deep State" ada di dalam pemerintah federal AS telah menjadi terkenal selama 100 hari pertama pemerintahan Presiden Donald Trump, tetapi apa artinya? Dan apakah itu benar-benar ada?

Pertanyaan-pertanyaan tentang isu ini telah diisyaratkan oleh pejabat tinggi Gedung Putih selama tiga bulan pertama masa jabatan Trump, dan baik oleh kaum konservatif maupun liberal terpecah mengenai apakah ada upaya terorganisir di antara para birokrat karir untuk merusak agenda presiden.

Kepala ahli strategi Trump Steve Bannon adalah orang yang paling percaya di Gedung Putih bahwa Deep State itu ada. Memberi tahu kaum konservatif awal tahun itu bahwa "dekonstruksi administratif negara " penting bagi Gedung Putih yang baru (saat itu).

"Deep State" adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada gagasan bahwa ada kader pegawai karir di dalam pemerintahan yang bekerja sama untuk secara diam-diam memanipulasi kebijakan pemerintah dan melemahkan pemimpin terpilih atau pejabat politik. Orang-orang ini dapat memiliki posisi di bidang militer atau intelijen , serta bidang pemerintahan lainnya seperti lembaga birokrasi.

Banyak yang menulis konsep deep state di AS sebagai teori konspirasi belaka karena tidak ada bukti upaya terorganisir yang muncul. Tetapi para pendukung Trump mengatakan bahwa kebocoran ke media menunjukkan kemungkinan bahwa birokrat pemerintah mencoba untuk memblokir agenda Trump.

Istilah tersebut mulai mendapatkan daya tarik di AS selama pemilihan presiden 2016 - meningkat oleh artikel dari publikasi konservatif "Breitbart News" yang sebelumnya dipimpin oleh Bannon - dan penyebutan isu ini menjadi lebih sering dan menonjol setelah pemilihan Trump ke Gedung Putih.

Ungkapan ini awalnya digunakan untuk merujuk pada dinamika kekuasaan di negara-negara asing seperti bekas Uni Soviet dan negara-negara di mana karyawan rezim otoriter sebelumnya mencoba untuk melemahkan para pemimpin yang baru terpilih di negara-negara demokrasi yang rapuh.

Sangat tidak biasa bagi seorang presiden AS untuk mengklaim keberadaan deep state di dalam pemerintahannya sendiri, secara terbuka menuduh karyawan di dalam cabang eksekutif secara aktif mencoba untuk merusak agendanya.

Itu didefinisikan dalam jajak pendapat sebagai "pejabat militer, intelijen dan pemerintah yang mencoba untuk diam-diam memanipulasi kebijakan pemerintah." Menurut hasil jajak pendapat 48% rakyat AS berpikir deep state ada, sementara hanya sepertiga (35%) mengatakan itu hanya konspirasi teori. Satu dari enam orang Amerika mengatakan mereka tidak tahu. 28% mengatakan bahwa deep state itu ada dan menjadi masalah besar.

Tidak seperti kebanyakan masalah dalam iklim politik yang terpecah saat ini, kepercayaan pada "deep state" datang secara merata dari kedua belah pihak. 45% Demokrat mengatakan ada dan 46% dari Partai Republik mengatakan hal yang sama. 51% independen percaya sama.

Namun, ada perbedaan usia dalam kepercayaan pada deep state ada. Enam dari 10 orang di bawah 30 tahun mengatakan bahwa mereka percaya pada deep state ada, dibandingkan hanya 37% dari manula. (ABC News 29- 04-2017)


Pengaruh Deep State

deep-state-626bc7dfef62f63f364bbee2.png
deep-state-626bc7dfef62f63f364bbee2.png

Sumber: theoldie.co.uk

Deep state dapat mencakup kelangsungan negara itu sendiri, keamanan kerja pegawai negeri, peningkatan kekuasaan dan otoritas, dan pengejaran tujuan ideologis atau program. Ini dapat beroperasi bertentangan dengan agenda pejabat terpilih, dengan menghalangi, melawan, dan menumbangkan kebijakan, kondisi, dan arahan mereka.

Selama beberap dekade ini kita semua mengetahui, AS telah menciptakan banyak perang dan kekacauan di dunia, dan di balik itu menurut banyak analis karena adanya pengaruh besar militer AS dan kelompok industri militer,

Industri militer AS sangat tertanam dalam setiap aspek sistem AS, dan sangat sulit untuk direformasi.

Dalam pidato perpisahannya pada tahun 1961, saat itu Presiden AS Eisenhower pernah mengatakan satu pesan, dia mengatakan bahwa orang Amerika harus memberi perhatian khusus pada kelompok kepentingan baru, yang semakin banyak pengaruhnya, dan kelompok yang melulu hanya mencari keuntungan ini adalah kelompok industri militer (KIM).

Setelah setengah abad, kini kita bisa melihat pengaruh KIM AS telah merambah ke aspek ekonomi, sosial, politik, dan struktur lainnya.

Ada banyak krisis dan konflik di dunia saat ini, banyak di antaranya disebabkan pengaruh besar dari militer AS dan KIM di belakangnya. Seperti apa yang pernah disebutkan oleh mendiang Presiden AS Eisenhower menyebut kelompok ini sebagai "kelompok industri militer (KIM)" dalam pidatonya pada tahun 1961.

Didorong oleh kepentingan kelompok ini, AS telah menciptakan banyak perang dan kekacauan di dunia selama beberapa dekade, dan mengancam stabilitas di semua kawasan di dunia. 

Untuk membahas permasalahan di atas ini, ada baiknya kita mulai dari pandangan beberapa analis dunia luar yang membahas dari mana KIM ini berasal? Menurut pandangan mereka ini merupakan proses evolusi sejarah yang sedemikian rupa, sehingga KIM ini lahir dari proses evolusi hubungan antara pemerintah dan militer AS.

AS memang negara yang sangat unik, berbeda dengan kebanyakan negara dalam sejarah, misalnya berdirinya Amerika Serikat terutama mengandalkan milisi untuk membangun kemerdekaannya, sehingga pembentukan negara mereka tidak dibutuhkan sistem militer yang sangat matang, pada saat itu lingkungan keamanan AS juga lebih baik, sehingga tidak membutuhkan pertahanan yang kuat.

Saat itu, Amerika justru sangat waspada (was-was) atas berdirinya tentara. Pada akhirnya, sebagai kompromi, AS membentuk sistem militer yang sangat kompleks ketika merumuskan "Konstitusi". Sederhananya, Kongres yang berhak untuk mengumpulkan pasukan, mengalokasikan dana, dan menyatakan perang.

Setiap alokasi dana tidak boleh lebih dari dua tahun, hanya untuk mencegah munculnya tentara yang kuat. Selain itu, presiden bertanggung jawab atas komando sebagai komando tertinggi.

Selain tentara tetap, Kongres AS juga memiliki hak untuk membentuk milisi. Milisi ini biasanya dibentuk dan dilatih oleh negara bagian, dan tentara dikomandoi oleh presiden. Prinsip dasar dari sistem semacam itu adalah untuk checks and balances.

Yang pertama adalah pembagian kekuatan militer antara Kongres dan Presiden, agar saling checks and balances; dan yang kedua adalah koeksistensi tentara dan milisi, supaya sistem militer seperti itu dibentuk oleh Konstitusi AS, menurut para analis sebenarnya kita mau sedikit membaca sejarah bahwa itu pasti tidak efektif, jadi sudah pasti tidak mungkin sesuai untuk digunakan untuk berperang.

Sejak pertengahan abad ke-19, AS telah lebih sering berperang, dan sistem militernya juga telah berubah. Sedang sistem "Konstitusi" sudah lama ketinggalan zaman.

Selama Perang Dunia II, masalah ini sebelumnya belum pernah terjadi secara menonjol, salah satunya adalah pemisahan dari checks and balances kekuatan militer, yang menyebabkan rendahnya efisiensi tentara, dan yang lainnya adalah masalah koordinasi di antara militer.

Kemudian, pada tahun 1947, Kongres mengesahkan "Undang-Undang Keamanan Nasional", yang membentuk sistem baru Amerika pasca-Perang Dunia II yang kita kenal sekarang.

Dalam sistem ini, Presiden memerintahkan seluruh angkatan bersenjata melalui Kementerian Pertahanan Negara, melaksanakan komando operasional melalui Kepala Staf Gabungan, dan mengambil keputusan strategis melalui Dewan Keamanan Nasional.

Namun sekaligus membawa dampak negatif, yaitu tentara menjadi kekuatan politik yang menentukan, dengan kemauan dan kekuatan untuk campur tangan dalam politik.

Dalam proses ini, meskipun prinsip politik AS masih mempromosikan pemisahan pemerintah dan tentara seperti yang dikatakan di atas, pemerintah yang dipilih secara demokratis harus mengendalikan kekuatan militer, dan presiden yang dipilih secara demokratis harus menjabat sebagai panglima tertinggi dari angkatan bersenjata.

Tetapi pada kenyataannya, tentara dan kelompok industri militer (KIM) secara alami tidak bersedia terus hidup di bawah rakyat untuk waktu yang lama, dan mereka secara bertahap mulai menguasai negara.

Dan sistem politik yang diadopsi AS seperti sekarang itulah yang disebut sebagai "demokrasi liberal". Tapi sistem ini hanya menyisakan saluran yang sangat memadai bagi kelompok kepentingan khusus untuk ikut campur dalam politik.

Melalui sistem ini, kekuatan militer telah berhasil mengikat aliansi erat anatara rezim dan masyarakat dengan berbagai kelompok pemilik modal serta politisi Amerika, dan memanipulasi aparatur negara untuk melayani kepentingan kelompok mereka.

Bagaimana cara mereka memanipulasi AS? Selama Perang Dunia II, AS sebenarnya telah menjadi negara yang dilanda yang gemar menimbulkan perang, dan seluruh negara adalah mesin perang, Presiden Eisenhower yang mengiritik KIM, justru juga inisiator dari KIM.

Pada tanggal 27 April 1946, Eisenhower menandatangani sebuah dokumen yang menekankan perlunya kerjasama yang erat antara ilmuwan militer dan sipil, insinyur, universitas, dan banyak lagi. Ini akan membutuhkan perluasan besar-besaran sistem keamanan negara, menyatukan sektor ilmiah dan industri di sekitar militer.

Tapi kemudian ternyata kemudian P.D.II segera berakhir, dan berakhirnya perang itu pasti tidak menguntungkan untuk kepentingan kelompok militer, sehingga kelompok ini mendorong AS untuk meluncurkan Perang Dingin.

Melalui Perang Dingin, KIM dapat terus berlanjut untuk mendapatkan keuntungan dari perlombaan senjata dan perdagangan senjata, dan pemerintah dapat terus mendapatkan keuntungan melalui perlombaan senjata. Dan merangsang permintaan industri militer untuk menghindari kekurangan permintaan setelah berakhirnya P.D. II, yang akan membawa depresi periodik dan krisis yang telah lama dibicarakan oleh banyak analis dan cendikiawan Barat terdahulu.

Kemudian, pada tahun 1958, Eisenhower mendirikan Badan Proyek Penelitian Tingkat Lanjut Pertahanan, yang masih sangat penting hingga saat ini. Badan ini telah memimpin banyak penelitian ilmiah penting di AS.

Misalnya teknologi kedirgantaraan, teknologi komputer, dan pendahulu Internet saat ini semuanya dikembangkan oleh AS untuk keperluan militer pada waktu itu.

Di bawah kepemimpinan Eisenhower, cengkeraman kekuatan industri-militer (KIM) pada pemerintahan, ilmu pengetahuan, dan perdagangan telah mencapai tingkat yang tidak dapat dipatahkan. Kemudian dia sendiri menyadari bahaya besar dari sistem ini. Itu sebabnya pidato seperti itu kemukakan pada tahun 1961 waktu perpisahan di akhir jabatannya sebagai presiden, tetapi sudah terlambat.

Eisenhower sendiri memiliki wibawa di militer, jadi dia berani membeikan beberapa kritik pada KIM, tapi kita dapat melihat bahwa presiden pada masa berikutnya sama sekali tidak ada yang berani untuk mengkritik secara terbuka.

Belakangan munculah Trump yang sangat beda dari presdien pendahulunya, semua kemampanan AS dia kritik, termasuk Wall Street, Clinton, media, dan bahkan sistem Amerika. Tapi ada satu kemampanan yang kita tidak pernah mendengar dia mengkritik yaitu Militer. Dia sama sekali tidak berani.  Karena faktanya, tim sukses inti Trump paling banyak perwira militer senior daripada semua presiden sebelumnya.

Tujuannya adalah untuk memenangkan militer, termasuk Menteri Pertahanan Mattis, Penasihat Keamanan Nasional Flynn, dan McMaster, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri (Mendagri) Kelly, Kepala Strategi Gedung Putih Bannon, Direktur CIA Pompeo, Sesi Menteri Kehakiman dan sebagainya semuanya berlatar belakang militer.

Dampak dari KIM ini ada pada semua aspek masyarakat AS jauh di luar imajinasi kita. AS dulu memiliki pepatah yang disebut "lima pilar". Yaitu yang pertama: "Militer AS", dan yang lainnya adalah "Perusahaan Industri Militer Besar", yang terutama mencakup perusahaan seperti Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman, Raytheon, dan General Dynamics. Kelima raksasa industri senjata ini, serta sejumlah perusahaan industri besar di seluruh negara bagian AS

Yang kedua adalah pemerintah dan Kongres ada di bawah pengaruh lobi-lobi ekstra-militer yang kuat.  Selain itu pengaruh dari think tank. Dan media yang menganjurkan perang dan sebagainya. Kasus-kasus ini selalu terkait erat satu sama lain.

Mereka mendorong AS untuk terus mengejar kepentingan perang. Pemeliharaan KIM ini tidak terlepas dari transfer kepentingan dan aliran personel antara kekuatan besar ini.

Banyak anggota kongres adalah yang langsung memegang aset besar di perusahaan industri militer, dan KIM juga terkait dengan kehidupan politik mereka, karena perusahaan industri militer tersebar luas di berbagai negara bagian di AS, anggota kongres ini juga ingin mempertahankan kekuatan militer dan KIM untuk kepentingan daerah pemilihannya.

Selain itu, mobilitas posisi mereka di antara perusahaan industri militer, departemen militer, dan pemerintah, Kongres, dan think tank juga sangat umum.

Perusahaan industri militer menyediakan dana selama pemilihan, dan setelah pemilihan, presiden menunjuk mereka untuk duduk sebagai pejabat tinggi, sebagai imbalannya Pejabat pemerintah memiliki kekuatan untuk menyetujui proyek federal saat mereka menjabat, dan perusahaan industri militer akan menyediakan pekerjaan bergaji tinggi setelah mereka meninggalkan kantor atau habis masa jabatannya.

Pengaruh KIM ini sama sekali tidak terbatas pada bidang politik, tetapi secara luas mempengaruhi masyarakat Amerika dan dunia.

Pertama-tama, kebijakan militeristik yang disebabkan oleh KIM ini pasti akan membawa pengawasan domestik yang luas. Sistem intelijen AS sendiri berasal dari reformasi militer.

"Undang-undang Keamanan Nasional 1947" yang disebutkan di atas merupakan awal mula dari terbentuknya CIA. Sistem intelijen ini tentu saja berusaha keras untuk melindungi kepentingan KIM.

AS telah menjadi negara intelijen terbesar di dunia. Badan-badan Intelijen tidak saja melanggar sejumlah besar hak warga negara AS, melakukan pengawasan sewenang-wenang, dan menindak aktivis anti-perang, tetapi juga menggunakan metode intelijen untuk berpartisipasi langsung dalam persaingan komersial dan melayani kepentingan komersial perusahaan-perusahaan Amerika.

Dengan cara ini, berbagai perusahaan AS dan KIM semakin terikat bersama. Misalnya, pada tahun 1994, badan intelijen AS secara langsung menyerang Airbus di Eropa melalui operasi spionase dan menghasilkan keuntungan bagi Boeing.

Pada 2013, FBI menjebak Alstom Prancis, dan setelah 2018, menekan perusahaan Tiongkok seperti Huawei, yang melayani persaingan tidak sehat dari perusahaan AS. Baca:

Kelihaian AS Mengakuisisi Alstom "Gratis" dan Kini Giliran Huawei

KIM juga tertanam kuat dalam industri informasi dan ekonomi Internet saat ini. Raksasa industri informasi, Microsoft, Apple, dll., adalah bagian dari KIM.

Militer AS memiliki berbagai peraturan dan sarana untuk mewajibkan produk dari suatu merek untuk menyiapkan mereka dengan pintu belakang. Internet sendiri juga dikembangkan dari proyek militer dan mengandalkan perintah dari militer. Banyak perusahaan Internet yang baru muncul dari awal sudah menerima pesanan dari militer dan mendapat perintah dari militer untuk berjalan beriringan dengan militer.

Bahkan informasi pribadi pengguna domestik dan asing diberikan kepada militer untuk dilakukan spionase. AS sealma ini selalu mengklaim kebebasan berbicara, tetapi orang-orang seperti Snowden dan Assange harus dimusnahkan, karena aktivitas mereka yang bocor telah menunjukkan kepada dunia suatu KIM-digital antara militer AS dan raksasa komputer dan Internet.

Selain itu, badan intelijen dan bisnis juga merupakan bagian satu sama lain. Misalnya, direktur intelijen nasional seperti Bush Jr dan Obama telah menjabat sebagai eksekutif perusahaan informasi. Kegiatan informasi pemantauan telepon sistem intelijen juga merupakan kegiatan komersial, yang memberikan keuntungan besar bagi perusahaan telekomunikasi AS.

Beberapa perusahaan teknologi baru saat ini, termasuk roket Falcon (SpaceX) yang diluncurkan oleh Perusahaan Teknologi Eksplorasi Luar Angkasa Elon Musk, dan program Starlink, sebenarnya terkait erat dengan KIM. Di satu sisi, mereka secara teknis mendapat manfaat dari alih teknologi militer, dan pada saat yang sama, kegiatan inovatif mereka akan melayani kegiatan militer AS setiap saat.

Selain itu, kelompok medis dan farmasi juga tidak dapat dipisahkan dari militer. Secara historis, militer AS telah melakukan sejumlah besar uji coba nuklir yang tidak manusiawi, eksperimen pada manusia, dan mengembangkan sejumlah besar senjata biologis dan virus yang menakutkan. Virus Covid memungkinkan kita menarik melihat Laboratorium Virus AS di Fort Detrick di dalam pangkalan militer ini. Dan operasi militer Rusia baru-baru ini di Ukraina juga mengungkap aktivitas laboratorium biologi militer AS. Baca:

Digunakan Untuk Apa Laboratorium Biologi Militer AS di Ukraina?

Namun semua itu jarang disadari oleh masyarakat AS dan dunia di masa lalu, bahkan banyak dari mereka yang menganggapnya tidak serius. Secara internal, mereka membiarkan rakyat Amerika percaya bahwa mesin militer adalah pelindung kepentingan nasional AS, dan bahwa semua intervensi asing adalah untuk tujuan suci kemanusiaan ini.

Dan kemudian meminta rakyat AS untuk berterima kasih kepada militer, juga kepada dunia luar, mereka terus menanamkan alasan bagi semua orang untuk menerima hegemoni AS, dimana tujuan AS sebagai negara pemberi cinta kasih, dan menakut-nakuti orang se dunia bahwa jika hegemoni AS dihilangkan, dunia akan menjadi lebih menakutkan dan lebih bergolak.

Selain itu, mereka selalu mengarang "promosi demokrasi" untuk membenarkan perang dan subversi mereka. Baru-baru ini, seorang sarjana Amerika Sylvant dan seorang penulis Harfon bersama-sama menerbitkan sebuah buku berjudul "Hoax Nasional". Buku itu mengatakan bahwa AS telah mempromosikan keunggulan AS dan orang Amerika, mereka mengatakan bahwa AS adalah suatu kekuatan untuk kebaikan.  Salah satu pendorong terbesar propaganda ini adalah militer AS.

Dengan cara spesifik apa yang mereka melakukan untuk hal-hal ini? 

Pertama-tama, untuk mendukung akademisi melalui uang, dengan membangun seperangkat ideologi dengan kedok ilmu sosial. Metode ini sangat efektif, memungkinkan ilmuwan sosial di banyak negara di dunia secara bertahap dijinakkan dalam masalah yang mereka tetapkan.

Kemudian kita melihat bahwa ilmuwan politik di seluruh dunia setiap hari mendiskusikan demokratisasi, sarjana hubungan internasional setiap hari mendiskusikan perdamaian demokratis dan stabilitas hegemonik, ahli hukum internasional membela teori intervensi internasional Barat dan hak asasi manusia atas kedaulatan.

Sejarawan menuliskan sebuah argumentasi bahwa AS adalah "hegemoni yang enggan atau terpaksa" dan "kerajaan yang baik hati" yang tidak ingin mengurus dunia dan melakukannya karena terpaksa untuk kewajiban moral.

Ada juga banyak cendekiawan dan tokoh budaya yang dapat kita lihat dalam beberapa dekade terakhir bahwa di permukaan mereka setiap hari meneriakkan anti-perang, tetapi mereka bertepuk tangan dan bersorak ketika mereka melihat AS menggunakan kekuatan.

Selain dengan hard academic, ada juga soft culture. Agen-agen seperti CIA telah terlibat dalam kesenian sejak Perang Dingin, memanipulasi seni dengan mendanai kreasi, pameran seni, dan lelang.

Kementerian Pertahanan AS telah sangat berkolusi dengan Hollywood, Disney, dan perusahaan lain untuk memasukkan ideologi militer AS ke dalam karya film dan televisi terkait. Bahkan kartun Amerika yang ditonton oleh anak-anak mungkin mengandung bayangan KIM AS. Misalnya, "Transformers" biasanya didukung oleh militer AS, dengan sejumlah besar ideologi militer AS yang tertanam dalam plot, serta iklan industri militer AS.

Dan juga yang terkait erat dengan KIM juga berbagai yayasan dan LSM (organisasi non-pemerintah), yang telah lama dibeli dan mengembangkan elit budaya, bidang opini dan aktivis sosial dari berbagai negara. Singkatnya, KIM telah membangun jaringan ke mana-mana melalui segala cara.

Namun, jaringan ini tidak dapat membutakan semua orang selamanya. Buku "National Hoax" mengutip seorang veteran Perang Irak, Vincent Emmanuel, yang mengatakan bahwa "Hari Veteran" adalah hari libur di AS, adalah "masyarakat Amerika yang paling kosong, salah satu hari libur paling absurd; kecuali Anda memiliki Lockheed Martin atau Goldman Sachs, Anda tidak punya alasan untuk berterima kasih kepada kami atas "layanan" kami. Mengapa? Karena kami menghancurkan Irak, kami membunuh orang yang tidak bersalah, Kami memotong-motong mayat, menyiksa tahanan, dan kami melakukan semua ini untuk kepentingan geopolitik dan keuntungan perusahaan."

Setelah ungkapan-ungkapan dan kebijakan-kebijakan yang tak henti-hentinya dari dua presiden, Trump dan Biden, keterampilan penyamaran AS saat ini tidak sebaik sebelumnya, dan keburukannya semakin terungkap. Kini semua orang sudah lebih sadar akan bahaya besar yang telah ditimbulkan oleh kelompok ini ke AS dan dunia. Dalam situasi perubahan yang cepat saat ini di lanskap internasional, kita mau tidak mau dibuat lebih waspada terhadap petualangan kelompok ini di hari-hari berikut ini ke depan....

Kemudian apa dampak Deep State dan Kelompok Industri Militer (KIM) AS terhadap AS dan situasi Dunia, akan diposting pada tulisan berikutnya...

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

ABC News

PR News Wire

The Oldie

Vox

Rocketstem

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun