Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kanal Kra Tak Kunjung Terealisasi, Tiongkok Membangun Pelabuhan Peti Kemas di Thailand

12 Desember 2021   18:26 Diperbarui: 12 Desember 2021   18:36 2764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi dari World Atlas

Bagi Tiongkok, pembukaan Terusan Kra akan membantu menciptakan strategi pembangunan "One Belt, One Road". Jalur Sutra Maritim akan mengurangi waktu dan biaya transportasi dibandingkan dengan melewati Selat Malaka, dan akan membantu memperkuat perdagangan Tiongkok dengan Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

Pada Oktober 2014, Tiongkok menginvestasikan US$50 miliar bersama dengan 21 negara Asia mendirikan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total modal US$ 100 miliar, juga menginvestasikan US$ 40 miliar untuk mendirikan "Silk Road Fund" sebagai landasan bagi negara-negara di sepanjang "Belt and Road" dengan memberikan dukungan investasi dan pembiayaan untuk pembangunan fasilitas, pengembangan sumber daya, kerjasama industri dan proyek-proyek terkait lainnya. Semua ini sebenarnya bisa memberikan dukungan keuangan yang unik untuk pembangunan Terusan Kra.

Saat ini, jika dilihat teknologi Tiongkok untuk membangun jembatan dan bendungan berada pada level terdepan di dunia, dan sepenuhnya mampu membantu Thailand membangun Terusan Kra. Tapi meskipun Tiongkok telah lama mengusulkan untuk membangun "Jalan Sutera Maritim Dunia ke-21" dan bersama-sama membangun komunitas Tiongkok-ASEAN dengan masa depan takdir bersama, proyek Terusan Kra kenyataan terus tertunda dalam implementasinya, dan masalah terutamanya masih bersifat politis.

Kenyataan yang ada proyek ini melibatkan terlalu banyak pihak yang berkepentingan, dan semua pihak memiliki kepentingan yang berbeda dengan pertimbangan mereka masing-masing.

Di sisi lain, situasi politik Thailand sendiri sedang bergejolak, maka dari itu tampaknya kecil kemungkinan proyek Kanal Tanah Genting Kara akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Keragu-raguan Thailand terhadap masalah Terusan Kra bukan karena mereka acuh tak acuh, juga tidak karena "bodoh". Alasan mendasar adalah bahwa posisi negara itu sebagai "negara netral" selalu berusaha untuk menjaga jarak yang setara dengan negara-negara besar.

Thailand selalu mengejar diplomasi berseimbang "netralitas, otonomi, dan memanfaatkan kekuatan luar". Selama P.D. II telah berlindung dibawah  Jepang, mereka selalu mengejar diplomasi fleksibel "tidak berada di salah satu pihak",  setelah P.D. II usai, Jepang kalah, dengan cerdik menyingkir dari posisinya sebagai negara yang kalah setelah perang.

Sekarang Thailand menjaga jarak tertentu dari AS, Tiongkok, dan Jepang. Berusaha memilah-milah untuk mendapatkan keuntungan dari keseimbangan diantara kekuatan besar adalah trik yang dicoba dan diuji Thailand. Tidak peduli bagaimana pemerintah Thailand berubah, tetapi kebijakan negara tetap sama.

Oleh karena itu, kapan pemerintah Thailand akan menggali Terusan Kra tetap saja masih belum diketahui, tampaknya masih akan mengalami perubahan dan melihat perkembangan situasi internasional....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri dan Dalam Negeri

www.news.cn

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun