ada saat itu, kapal kargo Tiongkok yang melewati Selat Malaka mau tidak mau akan jatuh ke dalam situasi pasif dan berbahaya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Tiongkok untuk mematahkan blokade AS terhadap jalur transportasi laut ini.
Alasan mengapa Selat Malaka menempati posisi strategis yang begitu penting di jalur pelayaran global adalah karena Selat Malaka hampir merupakan satu-satunya jalur komunikasi maritim bagi sebagian besar negara Asia di utara hingga Pasifik Barat.Â
Politisi AS juga mengetahui hal ini dengan baik, dan mereka mengancam akan memblokir Selat Malaka dari waktu ke waktu dalam upaya untuk menahan tenggorokan Tiongkok.
Demikian juga semestinya Indonesia juga harus bisa memanfaatkan situasi ini, dengan membangun pelabuhan di ujung barat Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara (mulut Selat Malaka) yang cukup mumpuni dan modern, dan dapat memberikan pelayanan yang prima, dengan memperpendek dwelling time dan menghilangkan pungli-pungli, agar menarik bagi kapal asing untuk mau singgah.Â
Usulan Indonesia untuk Kawasan Sei Mengkei di Sumatera Utara adalah suatu ide baik dari Jokowi (yang telah berulang kali didesak perkembangannya sejak tahun2015) tidak hanya diperuntukan kawasan industri juga sebagai pelabuhan petikemas (bila mungkin dengan sistem tanpa awak).
Tiongkok Berupaya Mencari Terobosan
Tentu saja, Tiongkok terus berusaha untuk memecahkan situasi dan meluncurkan penyebaran strategis dalam hal ini.
Menurut laporan media Thailand, pembangunan Pelabuhan Laem Chabang yang investasinya dilakukan Tiongkok akan dimulai tahun ini dan diharapkan dapat digunakan secara resmi pada tahun 2025. Jadi saat itu, Tiongkok akan memiliki jalur darat lain untuk angkutan barang impor dan ekspor.
Untuk memecahkan kesulitan dan ancaman di Selat Malaka, Tiongkok telah membangun dua jalur laut dan darat di Pelabuhan Gwadar dan Pelabuhan Myanmar, yang keduanya untuk menghindari melewati Selat Malaka.Â
Kelak ditambah dengan selesainya Pelabuhan Laem Chabang, ketiga jalur perdagangan laut dan darat tersebut akan semakin membantu Tiongkok mendobrak pembatasan pertukaran ekonomi dan perdagangan Tiongkok yang seharusnya  melalui Selat Malaka.