Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perbincangan Tentang Apa Itu HAM?

7 Maret 2021   18:52 Diperbarui: 7 Maret 2021   20:25 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pemerintah Komunis Afghanistan meminta bantuan Soviet melawan ekstremis Islam bersenjata. AS dengan senang hati ikut terjun disana dan mengubah para ekstremis Taleban dijadikan tentara yang layak dengan dana, senjata, dan dukungan politik. 15.000 Soviet tewas, Soviet menarik diri, pemerintah Afghanistan runtuh, perang saudara terjadi, Taliban merebut kekuasaan dan memerintah selama satu dekade dan mengembalikan negara itu ke Zaman Batu. Tapi kini semua dilupakan.

Tak seorang pun di dunia Barat yang pernah memikul tanggung jawab atas kekejaman ini. Tidak ada yang diadili karena kejahatan perang, bahkan tidak ada politisi yang kehilangan jabatannya, tidak ada satu sen pun yang dikirim ke negara-negara ini sebagai kompensasi. Malang sekali, sampai sekarang bahkan belum ada pengakuan resmi atas perbuatan salah. Faktanya, Barat berani mengeluh tentang negara-negara penghasil pengungsi setelah mereka menghancurkan mereka.

Misalnya, kita mengenal Locke, Hume, Bacon, Tocqueville, dll. Banyak pemikir terkenal di Barat telah membuat argumen filosofis untuk kolonialisme atau genosida.

Oleh karena itu, andaikata kita memahami hal ini, kita harus memahami makna asli dari apa yang disebut HAM yaitu hak kekuasaan kapitalis untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan hak borjuasi untuk dengan panik mengejar nilai lebih tanpa memandang nilai-nilai sosial, kesejahteraan dan humanisme.

Kemunafikan pandangan HAM Barat adalah bahwa setelah mereka merampas hak milik orang lain, mereka mulai memberitakan hak abstrak universal.

Namun, mereka menghindari pembicaraan tentang syarat-syarat untuk menikmati hak-hak ini, kemudian kata-kata dan tipuannya telah membodohi orang-orang di seluruh dunia untuk waktu yang lama. Mereka yang dibodohi jatuh ke dalam keadaan keterikatan atau jatuh ke dalam jurang sangat dalam yang tidak bisa mengentas lagi.

Jadi coba pikirkan apa yang dikatakan bintang film Amerika Angelina Jolie tentang orang Irak, mereka kehilangan segalanya, tetapi mereka memperoleh kebebasan.

Sumber: time.com
Sumber: time.com

Untungnya kita Indonesia memiliki founding father yang negarawan dan para pahlawan nasional kita yang sejak zaman kolonialisme terus melawan kaum penjajah dan penindas di tanah pertiwi ini, sehingga sebagian besar dari bangsa kita sekarang memiliki "artefak" (yang tersirat dalam UUD 45 dan Pancasila) untuk mencegah konsep-knsep HAM Barat yang selalu membodohi kita.

Jadi meskipun HAM itu adalah konsep Barat, seharusnya itu bukanlah paten Barat. Demikian menurut pendapat sebagian para pakar dunia luar.

Kita membicarakan HAM seharusnya mengarah yang lebih nyata dan komprehensif, dan janganlah jatuh dalam perangkap wacana yang dibuat Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun