Setelah P.D. II, AS tampaknya telah mencapai bentuk kesetaraan manusia, tetapi apa yang disebut kemajuan ini sebagian besar didasarkan pada eksploitasi global.
Tapi apa yang disebut impian Amerika, adalah yang didukung oleh milyaran pekerja migran di seluruh dunia, namun sebenarnya hanya bertahan beberapa dekade saja.
Sejak 1980-an, Barat sekali lagi jatuh ke dalam pemisahan kaya-miskin dan hierarkis ini. Saat ini bahkan orang kulit putih kelas bawah dianggap sebagai "sampah kulit putih (white trash)". Pandemi Covid-19 ini dengan kejam telah mengungkap bahwa rakyat AS memiliki nilai yang berbeda untuk kesamaan kehidupan dan seluruh masyarakat AS. Mereka tidak peka terhadap pelanggaran kemanusiaan dan keadilan dasar ini.
Menurut beberapa analis dan pengamat, ini menunjukkan kobohongan konsep HAM Barat, termasuk kerusuhan rasial yang meningkat pada tahun-tahun terakhir ini. Ini kenyataannya hanyalah hasil yang tak terelakkan dari disebabkan adanya rasisme dan kasta.
Singkat kata, akar dari pandangan HAM Barat adalah kata "manusia", yang tidak pernah merujuk pada semua orang (rakyat).
Membicarakan tentang HAM - Apa itu "Hak" dalam Asasi Manusia?
Konsep HAM sebenarnya tidak ada di Eropa hingga abad pertengahan, dan tidak ada yang mengetahui hubungan antara teokrasi dan hierarki feodal serta keterikatan pribadi.
Oleh karena itu, ketika para pengusaha dan borjuasi yang sedang tumbuh ingin kaya maka digunakanlah panji-panji HAM, yang sebenarnya mereka tuntut adalah hak untuk melindungi nyawa dan harta benda mereka agar tidak diganggu atau dihapuskan.
Kemudian mari kita lihat salah satu pencetus konsep HAM dari Pemikir Inggris Lockheed mengusulkan tiga HAM yang tidak dapat dicabut atau disingkirkan, yaitu kehidupan, kebebasan dan hak milik.
Diantaranya, hak milik menjadi salah satu perhatian utamanya. Hal ini lebih mudah kita lihat saat ini, karena dalam wabah pandemi kali ini, kita semua melihat bahwa hak milik benar-benar lebih tinggi daripada hak hidup rakyat dimata elit penguasa di AS.
Namun bagaimana dengan makna inti hak milik dalam sejarah? Hal itu sebenarnya sangat terselubung dan terbungkus. Misalnya, ketika Jefferson di AS menyusun "Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan)", dia mengubah menjadi ketiga HAM ini menjadi: Hidup, Kebebasan, dan Mengejar Kebahagiaan, semua orang melihat bahwa semua properti di sini harus secara diam-diam diganti dengan hak yang lebih luas untuk kebahagiaan.