Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Standar Ganda" AS dan Barat Penyebab Permusuhan dengan Negara Dunia Ketiga Terutama Tiongkok

1 Februari 2021   15:09 Diperbarui: 1 Februari 2021   15:24 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asal mula sejarah dan budaya dari "Standar Ganda" Barat.  Mungkin kita pernah memperhatikan "politisi standar ganda" dan media. Mereka itu fasih berbicara dan berdebat tetapi tidak memiliki prinsip dalam hidup. Kedengarannnya sangat masuk akal dan logis, namun isinya berkisar pada kepentingan diri pribadi, politisi seperti ini ada di semua masyarakat.

Tetapi dalam sejarah Barat dan kalangan sistem politik, ada keuntungan khusus Mengapa? Karena semua orang melihat bahwa kata-kata seperti retorika, yang menyesatkan, dan hasutan ini semuanya dihasilkan di dunia Mediterania kuno pada lingkungan kecil di negara-negara kota, hal-hal demikian sangat berguna, karena negara-negara kota ini sangat makmur, dan cara umum komunikasi publik dalam skala kecil ini dilakukan dengan setiap orang pergi ke alun-alun, mengobrol, bergosip, berdebat, dan bertengkar.  

Kemudian Fenner, seorang sejarawan politik Inggris, secara khusus menganggap "politik alun-alun" ini sebagai jenis sistem politik utama.

Seperti referendum dan pemilu, ini semua adalah "politik alun-alun". Beberapa bentuk khusus standar "politik alun-alun" ini merupakan surga bagi politisi dan pengejar karier. Kemampuan terbesar mereka adalah berbicara dan melobi, serta mendapatkan kekuasaan politik dengan membujuk orang lain. Di sini semacam budaya profitabilitas telah muncul, dan tradisi ini diukir secara mendalam ke dalam gen peradaban Barat.

Jadi kita bisa melihat kesombongan semacam ini ada di mana-mana dalam kehidupan politik AS saat ini. Dengan berjanji sembarangan, berargumen menyesatkan, berdebat kusir, memfitnah, dll sebagai budaya politik.

Tradisi budaya ini tercermin dalam hubungan luar negeri di Barat, dan mudah untuk mengembangkan praktik mengabaikan prinsip-prinsip demi kepentingan pribadi, tidak ber-etiket dan tidak punya merasa malu, membalikkan hitam dan putih, menghasut, dan terus melakukan "standar ganda".

Kemudian pada saat Perang Dingin di Barat membawa tradisi sejarah ini ke puncaknya, dan kubu Barat mengorganisir perang informasi yang komprehensif, perang opini publik, dan perang media.

Saat itu sampai batas tertentu, Uni Soviet dikalahkan oleh laporan berita Barat. Karena ini adalah perang, tidak perlu mengklarifikasi fakta. Oleh karena itu, Rezim diktator di Amerika Latin yang membantai rakyatnya mendapat bantuan dana dari AS, sehingga rezim dan gerakan sosialis pro-kiri terus menerus dijerat lehernya sampai mati oleh AS.

Presiden AS bisa mengobrol dan tertawa dengan diktator yang berlumuran darah dan berbicara tentang HAM. Semua ini tidak lepas dari "standar ganda" media yang didirikan untuk tujuan menyerang opini musuhnya dan melakukan hasutan.

Yang disebut arus utama juga secara sadar bersatu di sekitar konsensus Perang Dingin. Oleh karena itu, banyak dari dunia luar di masa lalu mempromosikan kebebasan dan netralitas pers Barat. Faktanya, sebenarnya media mereka tidak pernah ada kebebasan sejati, banyak media Barat masih memiliki ideologi sisa Perang Dingin hingga sekarang.

Ada pakar yang mengatakan, "Standar Ganda" Barat yang menjadi masif kini, menunjukkan Barat sedang menurun, sebelumnya mereka masih memilikikekuatan dan kendali. Tapi kini dengan hegemoni informasi dan wacana yang kuat, sulitbagi orang-orang biasa untuk melihat ini harus terus berlanjut, kini mereka sudah kehilangan kendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun