Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Standar Ganda" AS dan Barat Penyebab Permusuhan dengan Negara Dunia Ketiga Terutama Tiongkok

1 Februari 2021   15:09 Diperbarui: 1 Februari 2021   15:24 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Standar Ganda" AS dan Barat menjadi salah satu penyebab permusuhan dengan negara-negara dunia ketiga terutama terhadap Tiongkok.

Banyak hal yang dilakukan Barat hari ini adalah mengangkat batu dan menimpa kakinya sendiri, seperti pepatah yang mengatakan menanam angin menuai badai., demikian juga dengan memulai dengan tujuan yang merugikan orang lain, maka akan terakhiri dengan hasil yang merugikan dirinya sendiri, seperti istilah rakyat jelata yang mengatakan kualat.

Dalam setahun terakhir, ada banyak "berita kekonyolan (kebodohan)" di dunia. Mungkin AS telah memasok setengahnya. Di antara mereka, yang paling populer adalah "Standar Ganda Amerika". "Standar Ganda" , sebelum ini, hal demikian akan membuat kita marah, sedih, tapi sekarang perlahan-lahan menjadi semacam hiburan.

Ketidak konsitennya kata dan perbuatan jangka panjang Barat, dengan memutar balikkan hitam dan putih, kepalsuan dan kemunafikan, kini telah menjadi bumerang dan menghancurkan dirinya sendiri.

Insiden yang melanda Capitol Hill di Washington beberapa waktu lalu ini membuat dunia politik Barat dan media arus utama mengutuk. Banyak orang mungkin teringat akan aksi massa dalam "badai protes" yang melanda Hong Kong pada 2019. Ketua DPR AS Pelosi pernah berkata protes dan demo anarkis itu adalah "pemandangan yang indah", jadi setiap orang akan tersadarkan bahwa ini adalah standar ganda.

Di awal tahun baru, pada 6 Januari 2021, ratusan pendukung Trump menyerbu Capitol AS untuk memprotes hasil pemilu. Rapat gabungan Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat yang sedang berlangsung diinterupsi. Wakil Presiden Pence (mantan) dan beberapa anggota kongres harus menanggung malu dan di-evakuasi.

Kemudian, personel keamanan AS di Capitol dengan senjata dan peluru tajam mulai melepaskan bom asap, dan kemudian "membersihkan lapangan" lapis demi lapis. Suara tembakan terdengar selama periode ini. Kemudian, total lima orang tewas. (Baca: Penyerbu Capitol AS oleh Pendukung Trump Ditangkapi)

Kemudian para pengunjuk rasa juga "merampas" kantor Ketua DPR Pelosi. Komputernya masih menyala. Semestinya dia harusnya sangat malu saat dievakuasi. Setelah itu, Pelosi berpidato dengan kata "Hari ini 'demokrasi' kita telah dipermalukan. Serangan  'para demonstran' menodai 'tempat suci' demokrasi Amerika."

Tapi kita semua mungkin masih ingat dengan kerusuhan di Hong Kong selama satu setengah tahun. Saat itu, Pelosi memuji massa dan mengutuk polisi Hong Kong dan menggambarkan demonstrasi kekerasan di Hong Kong sebagai "pemandangan yang indah."

Saat itu, Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tongkok, membalas pernyataan Pelosi dengan mengatakan "Kami berharap semakin banyak 'pemandangan indah' di Amerika Serikat, semakin baik." Sekarang tampaknya menjadi kenyataan.

Media arus utama Barat juga dengan suara bulat mengutuk "preman", "ekstrimis", dan seterusnya atas penyerangan Capitol AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun