Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menerawang Kebangkitan Tiongkok Dalam dan Pasca Pandemi

30 Agustus 2020   11:22 Diperbarui: 30 Agustus 2020   11:26 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Amstrong Economics

Tidak bisa disangkal, banyak pengamat yang mengatakan Tiongkok kini telah bangkit, bagaimana mereka berhasil mendapatkan teknologi inti mereka sendiri hingga berada di depan dunia untuk mencapai keseimbangan startegis dalam persaingan global.

Dan terakhir ini dibawah suasana menjelang pemilu dan pilpres di AS dan permainan diplomatik AS-Tiongkok, bagaimana mereka bersikap menanggapi tekanan diplomatik tersebut. Tidak ada salahnya kita mengamati untuk menarik manfaat dan pelajaran untuk diri kita sendiri.

Mari kita posisikan dan pahami Tiongkok berdasarkan beberapa pandangan pengamat dan analis. Dampak pandemi terhadap dunia terus berlanjut. Kita melihat lanskap ekonomi dan politik global sedang menghadapi perubahan besar dan mendalam. Ke mana dunia melihat ke belakang di era pasca-pandemi?

Kali ini pandemi Covid-19 sulit untuk optimis bagi dunia luar dalam pengontrolan pandemi ini menurut standar Tiongkok. AS kini berada dalam wabah pandemi skala penuh di timur, barat, selatan, utara, dan tengah. Banyak pihak benar-benar tidak tahu seberapa jauh hal itu akan memburuk di langkah selanjutnya. UE sedang mempertimbangkan untuk membuka pariwisata bagi dunia luar. Mereka bersiap untuk melarang turis AS karena pandemi AS masih di luar kendali.

Kenyataan memang pengendalian pandemi di UE dan AS tampaknya masih belum tertangani dengn baik, sehingga membutuhkan kebernian untuk berpergian ke Eropa dan AS sekarang. Pandemi ini telah berdampak parah pada ekonomi global.

Global Economic Outlook yang dirilis Bank Dunia pada 8 Juni memprediksikan ekonomi global akan turun sebesar 5,2% pada tahun 2020.

Ini akan menjadi resesi ekonomi paling serius sejak Perang Dunia II. Menanggapi pandemi internasional yang parah dan kompleks serta situasi ekonomi dunia, pemimpin Tongkok Xi Jinping menunjukkan bahwa mereka diharuskan berpegang pada pemikiran garis bawah dan bersiap untuk menghadapi perubahan di lingkungan eksternal dalam jangka waktu yang lebih lama.

Xi juga mengusulkan untuk mempromosikan pembentukan "pola pembangunan baru dengan siklus ganda domestik dan internasional sebagai siklus domestik utama dan dipromosikan bersamaan". Seraya mengamati dunia luar saat ini.

Namun beberapa analis dan pengamat berpandangan hanya negara-negara seperti Tiongkok yang dapat mencapai "siklus ganda" semacam ini, dan negara-negara lain pada dasarnya tidak memiliki kemampuan industri dan pengaturan kelembagaan seperti itu.

Tiongkok dapat dikatakan satu-satunya negara yang berperadaban kuno di dunia. Hal ini dapat dijelaskan  bahwa negara berperadaban kuno dengan koefisien dimensi ribuan tahun tanpa putus hingga menjadi negara modern yang super besar saat ini.

Satu negara yang berperadaban yang bermula dari "dari sejumlah seratusan negara-negara kecil", artinya adalah negara-negara kecil yang perlahan-lahan diintegrasikan dari ratusan negara menjadi satu negara besar dalam proses sejarahnya yang panjang. Pengaturan kelembagaan negara semacam ini secara alami terkait dan berbeda dibanding negara-negara modern yang ada sekarang.

Sehingga memiliki "Empat Super":  populasi super besar; wilayah super luas; tradisi sejarah super panjang; akumulasi budaya super kaya, adalah satu negara dengan kata kunci "Super". Yaitu super keluasannya, kedalaman dan ketebalan peradabannya, dan pengaruhnya di dunia, sulit untuk dibandingkan dengan negara-negara yang eksis sekarang ini di dunia.

Negara yang luas dan unik seperti itulah yang seolah merupakan satu dunia tersendiri yang coba dituliskan dalam tulisan ini, yang dalam artian tertentu juga merupakan pemikiran yang mendasar.

Jika situasi pandemi di dunia masih sangat serius untuk waktu yang lama di masa depan, dapatkah Tiongkok mencapai "siklus domestik sebagai badan utama, dan siklus ganda domestik dan internasional saling dipromosikan" seperti yang telah dikemukan di atas.

Menurut pakar dalam negeri Tiongkok mereka berkeyakinan bisa. Mereka memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan dalam dan luar negeri. Ambil contoh populasi. Populasi seluruh dunia Barat hanya menyumbang 14% dari populasi dunia, sedangkan populasi Tiongkok menyumbang 20% dari populasi dunia. Di Eropa satu negara rata-rata penduduknya hanya 14 juta, sedang Tiongkok populasinya 1,4 milyar, jadi kira-kira 100 kali dari rata-rata negara-negara Eropa.

Besarnya populasi dan modernisasi Tiongkok-lah yang tampaknya akan mengubah pola seluruh dunia.

Dengan terjadinya kebangkitan Tiongkok yang pesat, saat ini di Tiongkok telah terbentuk kelas menengah terbesar, pasar konsumen terbesar, rantai industri terlengkap, dan negara perdagangan barang terbesar di dunia.

Tiongkok telah menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia selama bertahun-tahun, dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dunia telah melebihi 30% selama bertahun-tahun.

Jumlah insinyur (engineers) yang terlatih Tiongkok setiap tahun telah lama melampaui jumlah gabungan AS, Jerman, Jepang, dan negara lain.

Mari kita lihat sejarah modern umat manusia, pada abad-ke-18 dan ke-19, negara pertama yang bangkit, seperti Inggris, Prancis, dll, populasi mereka hanyalah puluhan juta, dan pada abad ke-20 gelombang kedua kelompok negara-negara yang bangkit AS dan Jepang populasinya juga dalam kisaran ratusan juta.

Saat ini, kebangkitan Tiongkok di abad ke-21 memiliki populasi lebih dari 1 miliar (1,4 miliar), melebihi jumlah dua kelompok negara sebelumnya. Inilah yang  mengejutkan dunia.

Ambil contoh pada tahun 2019, 129 dari 500 perusahaan teratas dunia berasal dari Tiongkok, melampaui 121 di AS untuk pertama kalinya.

Contoh lainnya adalah dunia Internet, dunia ini sebenarnya terdiri dari dua dunia, yang satu adalah dunia Inggris dan yang lainnya adalah dunia Tiongkok. Kedua sisi tersebut setara satu sama lain.

Dalam daftar sepuluh perusahaan Internet terbesar di dunia, Tiongkok menyumbang empat, jadi Tiongkok dan AS masing-masing menyumbang setengah dari negara itu, dan Eropa tidak memiliki satu gelar pun.

Prasyarat untuk pengembangan perusahaan Internet seringkali terkait dengan besarnya populasi dengan tingkat pendidikan dasarnya. Semakin besar populasinya, semakin cepat pula ekspansi perusahaan Internetnya.

Inilah sebabnya mengapa meskipun perusahaan Internet Tiongkok belum sepenuhnya membuka pasar internasional, mereka masih dapat tumbuh lebih besar secara lokal.

Demikian pula, meskipun AS memiliki populasi hanya 300 juta, tapi memiliki kemampuan untuk memancarkan bahasa Inggris dan menyebar ke negara-negara penutur dengan berbahasa Inggris, sehingga dapat tumbuh lebih besar.

Faktanya, sebagian besar perusahaan Tiongkok yang masuk dalam daftar, apakah itu 500 besar dunia atau raksasa Internet, sebagian besar didasarkan pada bisnis domestik Tiongkok dan pasar domestik, dan mereka belum mengambil margin besar untuk merebut pasar internasional.

Dalam keadaan seperti itu, sebagian ahli percaya bahwa inilah kelemahan perusahaan Tiongkok.

Karena Tiongkok tidak memiliki cukup pasar luar negeri, tapi justru itu memberi keuntungan utama dari semua perusahaan Tiongkok, karena secara logika jika kita memiliki pasar lokal yang besar, kita justru memiliki dasar yang kuat untuk menciptakan kondisi yang baik untuk masuk ke luar negeri. Dengan menyusutnya pasar luar negeri secara umum saat ini, keuntungan Tiongkok menjadi lebih jelas.

Dan Tiongkok beruntung memiliki perusahaan yang hebat seperti Huawei yang sejak mereka bisa dominan secara teknis di dunia, telah menjadi raksasa kelas dunia di pasar luar negeri.

Bahkan dalam lingkungan internasional yang tidak menguntungkan saat ini, mereka juga bisa memperoleh pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia di Tiongkok.

Selain itu, sejak pandemi meletus, perjuangan Tiongkok melawan pandemi berjalan dengan lancar.

Meskipun banyak politisi luar negeri Tiongkok,  berharap untuk bisa mengurangi ketergantungan negara mereka pada rantai industri Tiongkok, tapi menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh "The Economist" belum lama ini. Artikel itu menyatakan bahwa pandemi tidak melemahkan kapasitas ekonomi Tiongkok, dan Tiongkok telah menjadi pabrik terbesar di dunia dari sebelumnya.

Sumber: The Economist
Sumber: The Economist
Luas dan dalamnya basis industri Tiongkok tidak dapat diguncang oleh negara lain, Tiongkok mampu menghasilkan hampir semua produk kelas atas, menengah dan bawah.

Skala industri manufaktur Tiongkok telah menyumbang 28% dari dunia, kira-kira setara dengan AS, Jerman dan Jepang digabung jadi satu.

Industri Tiongkok memiliki efek cluster, dan tingkat peningkatan industri relatif tinggi.

Selain itu, Tiongkok memiliki infrastruktur kelas satu yang ketergantungan pada suku cadang asing semakin lama semakin kecil.

Dari 26,3% pada tahun 2005 menjadi 16,6% pada tahun 2016, suku cadang asing dalam produk elektronik semakin menurun. Ini sungguh tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.

Tiongkok juga memiliki pasar konsumen domestik yang berskala besar sehingga sulit bagi perusahaan asing untuk melepaskannya, bahkan banyak perusahaan asing besar yang menambah investasinya di Tiongkok.

Banyak peneliti yang berpandangan Tiongkok  sebuah dunia, karena memiliki kedalaman strategis yang langka dan keuntungan geografisnya, sebagian dari kita lebih menyukai kehidupan negera kecil dengan populasinya yang sedikit, namun seringkali negara kecil tidak memiliki kedalaman strategis dan tidak mengalami kesulitan.

Dari wabah pandemi kali ini kita telah dapat melihat dilema efeknya. Mereka ada di mana-mana di negara-negara antarbenua berskala besar seperti Tiongkok. Kenyataan Tiongkok memiliki lebih banyak ruang untuk bermanuver, terutama karena memiliki tradisi budaya dan sistem "jika salah daerah mengalami kesulitan, maka bantuan akan datang dari segala penjuru" Dalam hal ini bisa dilihat ketika terjadi bencana gempa bumi di Wenchuan, bantuan dan relawan dari semua provinsi datang untuk membangun kembali daerah bencana. Demikian juga ketika terjadi lockdown total kota Wuhan, bantuan dari segala penjuru datang tiada henti, bahkan banyak individu-invidu yang menyumbang material dan uang kepada lembaga-lembag yang menangani Covid-19 ini.

Dan kenyataan sebagian besar negara berukuran kecil di dunia, mereka hanya mendapatkan bantuan dari satu sisi saja dan tidak dari segala penjuru nagaranya. Bahkan negara dengan wilayah yang relatif luas seringkali tidak memiliki tradisi budaya dan tatanan kelembagaan yang saling membantu antarprovinsi.

Di AS adalah aliansi antar negara bagian,  antara pemerintah pusat (federal) dan pemerintah negara bagian saling untuk membujuk melakukan pasokan anti-pandemi.

Bagi Tiongkok dengan wilayah yang begitu luas memungkinkan mereka untuk melakukan tata letak strategis lanjutan dalam wilayah skala super besar. Tiongkok sudah memiliki rel kereta berkecepatan tinggi ke segala penjuru negaranya secara Vertikal dan Horizontal dan memiliki saluran Pipa Gas dari Barat ke Timur.  Ini merupakan proyek modern perkotaan yang jarang terjadi dalam sejarah manusia.

Sejak wabah pandemi merebah, Tiongkok telah mengerahkan "infrastruktur baru" di daratan Tiongkok yang luas untuk mempromosikan sejumlah besar proyek infrastruktur baru termasuk Internet industri 5G, kecerdasan buatan, komputasi awan, dan angkutan kereta modern. Baca:

https://www.kompasiana.com/makenyok/5f3a01dfd541df0f9269eff2/melihat-revolusi-industri-4-0-tiongkok-dengan-infrastruktur-baru-yang-mungkin-mengubah-pola-dunia-di-masa-depan

Melihat Revolusi Industri 4.0 Tiongkok dengan Infrastruktur Baru yang Mungkin Mengubah Masa Depan

https://www.kompasiana.com/makenyok/5f3a638562e8034f54498552/infrastruktur-5g-menjadi-tumpuhan-dalam-revolusi-industri-4-0-sebagai-satu-kesatuan-di-tiongkok

Infrastruktur 5G Menjadi Tumpuhan Dalam "Revolusi Industri 4.0 Sebagai Satu Kesatuan" di Tiongkok

Banyak dari tindakan ini akan mendorong banyak industri dan pekerjaan, dan mempengaruhi perkembangan Tiongkok dan dunia dalam beberapa dekade mendatang.

Jadi untuk sebagian besar negara, peningkatan industri sering kali berarti banyak perusahaan harus pergi ke luar negeri, dan di Tiongkok sebaliknya dapat melakukan banyak transfer, peningkatan, dan transformasi industri di dalam negerinya sendiri.

Wilayah yang begitu luas juga berarti bahwa Tiongkok memiliki semacam kekuatan radiasi geografis yang tidak dapat ditandingi oleh negara lain.

Dalam situasi pandemi yang melanda Tiongkok kali ini, pola perdagangan barang luar negeri mulai berubah. Asia Tenggara, yang bergantung pada lanskap dan budaya Tiongkok, dan memiliki e-commerce yang relatif nyaman, dengan cepat menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok.

Tiongkok juga menyadari implementasi Inisiatif OBOR tidak akan tercapai tanpa  promosi jangka panjang dari pembukaan perbatasan, dan tidak dapat dilakukan tanpa Tiongkok menghubungkan banyak negara melalui jalur kereta api, jalan raya, dan perdagangan perbatasan Eurasia.

Hampir tidak ada pengecualian untuk semua tetangga Tiongkok saat ini, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar mereka.

Tiongkok Ibarat Satu Dunia

Tiongkok dapat diibaratkan sebagai sebuah dunia. Dengan pandangan tersebut dapat memberikan perspektif baru untuk memahami Tiongkok dan dunia. Ini adalah masalah umum kebanyakan darti kita sering gagal memahami Tiongkok dengan mengadopsi sistem pengajaran dan wacana Barat. Dalam hal ini adalah masalah "rata-rata nasional".

Dalam hal ini dapat kita buatkan satu analogi seperti ramalan cuaca. Dilema "suhu rata-rata" ini adalah masalah besar. Jika kita mengatakan bahwa suhu di Singapura saat ini 30 derajat, semua orang percaya, karena Singapura memiliki luas daratan yang sangat kecil, sekitar 1/25 luas kota Beijing..

Tetapi jika kita meramalkan bahwa suhu rata-rata di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) saat ini adalah 30 derajat Celcius, itu mungkin hanya signifikan secara statistik, dan dia tidak memahami penduduk yang tinggal di tempat berbeda.

Karena Tiongkok membentang luas dari zona beriklim sedang hingga tropis, jenis iklimnya beragam, dan perbedaan suhu antara berbagai bagian Tiongkok dari selatan ke utara bisa lebih dari 40 derajat dalam satu musim.

Jadi dikarenakan Tiongkok adalah yang negara super besar, kita seharusnya menganalisa Tiongkok melampaui sistem indikator Barat dan berinovasi dengan sistem indikator.

Tiongkok kenyataanya memang besar, memerka memiliki ruang ekonomi, ruang sosial, ruang politik, ruang budaya, dan ruang geografis yang terlalu berbeda dari kebanyakan negara.

Perubahan kualitatif ketika skala dan volumenya besar sampai batas tertentu adalah perbedaan kualitatif. Jadi ini dapat mendorong kita untuk merenungkan banyak konsep kebiasaan dewasa ini.

Misalnya, yang paling sering kita gunakan adalah PDB per kapita untuk membandingkan tingkat pembangunan di berbagai negara, bahkan sebagai negara dengan kualitas yang berbeda, metode penyederhanaan yang berlebihan ini sering tidak dirasakan oleh kebanyakan orang Tiongkok sendiri.

Toh, dalam kompetisi olahraga ini, misalnya dalam kompetisi angkat besi, Anda harus membagi kelas ringan dan berat, Kompetisi negara dan negara (country-to-country) bahkan akan ratusan kali lebih rumit daripada kompetisi angkat besi ini.

Maka dari itu perlu dan harus bagi kita menetapkan standar terlebih dahulu dalam hal kualitas dan kuantitas, jika tidak maka akan terjadi distorsi yang serius.

Untuk alasan ini, rekomendasi dari beberapa ahli analis untuk perbandingan internasional adalah mendaftar setidaknya dua sistem indikator.

Kemudian salah satunya adalah yang disebut sistem indeks internasionalisasi yang mungkin biasa kita gunakan sekarang, Sistem indeks ini sering kali didasarkan pada wacana Barat.

Yang lain menurut mereka harus asli dari Tiongkok, sehingga dapat membuat orang merasa lebih realistis mencerminkan sistem indeks Tiongkok atau dunia.

Seperti pernah ada perdebatan virtual antar pakar Barat dan Timur, tentang topik "Kemenangan Tiongkok atas melawan pandemi membuktikan keffektifan model Tiongkok dari model Liberal Barat" (China vs Liberal Democray)

Timur diwakili oleh Zhang Weiwei dari Universitas Fudan, Tiongkok memgang sisi pisitif dan Barat diwakili oleh Prof. Timothy Gorton Ash dari Oxford University memegang sisi berlawanan dalam "Munk debate poscast"

Profesor Ash mengakui bahwa AS dan Inggris tidak efektif dalam mencegah dan mengendalikan pandemi, tetapi dia percaya bahwa demokrasi liberal Barat atau model ini dapat menangani pandemi dengan lebih baik.

Ia mencontohkan, dengan mengatakan Selandia Baru, Korea Selatan, Jerman, dan Taiwan melakukan lebih baik dari Tiongkok.

Zhang Weiwei mengatakan Tiongkok sendiri adalah ibarat sebuah dunia, Tiongkok setara dengan 100 negara-negara Eropa. Jadi setidaknya Anda dapat membagi Tiongkok menjadi dua bagian besar untuk perbandingan internasional. Salah satunya adalah Hubei dan Wuhan, di mana terjadi malapetaka mendadak, yang merupakan situasi khusus.

Yang lain adalah daerah dan provinsi lain di Tiongkok, daerah-daerah ini lebih sebanding dengan negara dan daerah yang baru saja disebutkan di atas.  Dibandingkan dengan angka kematian, Provinsi Fujian jauh lebih baik daripada Provinsi Taiwan dengan 1 banding 7, dan Provinsi Zhejiang jauh lebih baik daripada Korea Selatan yaitu 1 banding 282, Shanghai jauh lebih baik dari Selandia Baru, yaitu 1 banding 22, dan Guangdong (Kanton) jauh lebih baik dari Jerman, yaitu 8 banding 9026.

Selain itu, populasi provinsi-provinsi ini di Tiongkok lebih banyak dari yang telah disebutkan sebelumnya. Populasi Selandia Baru hanya seperlima dari populasi Shanghai. Jerman dianggap sebagai negara dengan kinerja yang cukup baik di Eropa. Namun, Jerman Populasinya hanya seperenam belas (1/16) dari Tiongkok, dan jumlah kematiannya jauh lebih tinggi daripada Guangdong, tetapi juga hampir dua kali lipat dari seluruh Tiongkok.

Jika kita memakai konsep bahwa Tiongkok adalah dunia, kita tidak hanya dapat memperdalam pemahaman kita tentang Tiongkok, tetapi pemahaman kita tentang dunia juga dapat membantu dunia luar memahami Tiongkok dengan lebih akurat.

Jika membandingkan Shanghai dan New York. Kalau pakai GDP per kapita yang banyak kita suka pakai, New York minimal 4 kali lebih tinggi dari Shanghai. Tapi kita bisa ubah ke sistem indikator, misalnya sebut saja indikator three-in-one. Dalam hal aset, harapan hidup per kapita, dan tingkat keamanan publik, Shanghai memimpin atau lebih baik dari New York dengan selisih yang besar.

Jadi, poin kuncinya adalah standar Tiongkok asli bahwa kebanyakan orang Tiongkok lebih memperhatikan indeks, dan sebagian besar penduduk Shanghai lebih pragmatis. Zhang Weiwei pikir Tiongkok telah meningkat ke titik di mana Tiongkok harus memiliki perspektif dan sistem indeks asli sendiri untuk melihat Tiongkok dan dunia, jika tidak mereka akan sering gagal untuk memahami diri mereka sendiri atau dunia luar.

Seperti apa yang dikatakan Chairman bergilir Huawei, Xu Zhijun ketika di wawancarai media Inggris pada Februari lalu, dia berpendapatTiongkok adalah ibarat sebuah dunia, dengan melihat tata letak global Huawei dari perspektif Huawei, dia atau negara lain memiliki hak untuk memutuskan negara dan tempat mana yang akan dipilih untuk menggunakan jaringan mereka sendiri berdasarkan pertimbangan mereka sendiri. Jadi ini juga hal yang lumrah dalam sejarah.Dia mengatakan Huawei tidak akan masuk ke semua negara di bidang 4G, juga untuk  5G Huawei tidak akan masuk ke semua negara.

Lalu dia mencontohkan, katanya, misalnya ada kota di dekat Shenzhen bernama Guangzhou, dan Guangzhou Mobile punya perangkat 4G yang memilih Huawei.

Lalu katanya, misalnya pasar Australia tidak sebesar Guangzhou Mobile, dan pasar New Zealand tidak sebesar kampung halaman saya di Yiyang, jadi Huawei malah tidak menyediakan produk dari Guangzhou Mobile, jadi tidak masalah jika negara yang ada lebih sedikit.

Selanjutnya dikatakan Tiongkok itu dunia, artinya untuk memahami Tiongkok harus ada konsep irisan/lempeng daerah dan konsep interaksi irisan/lempeng daerah.

Kedua konsep ini sebenarnya berjalan di hampir semua strategi pembangunan Tiongkok selama beberapa dekade terakhir.

Misalnya, kebijakan keterbukaan Tiongkok berawal dari membuka di sepanjang pantai, membuka di sepanjang sungai, membuka di sepanjang perbatasan, dan kemudian ke Inisiatif OBOR. Beginilah cara Tiongkok melakukannya.

Tata ruang pembangunan Tiongkok saat ini kira-kira "timur lepas landas, wilayah tengah naik, barat berkembang, dan timur laut direvitalisasi", yang masing-masing memiliki tahun konsep irisan/lempeng regional yang lebih spesifik.

Selama perang melawan pandemi saat ini, Tiongkok tidak mengatakan bahwa satu provinsi harus mencakup satu kota. Dalam proses membantu negara-negara asing memerangi pandemi ini, orang-orang kita memiliki pepatah konyol bahwa "satu provinsi mencakup satu negara, Taiwan menutupi AS." Tentu saja, jika Taiwan tidak melakukan pekerjaan dengan baik, Presiden Trump pasti tidak senang.

Di Tiongkok juga ada ungkapan umum seperti "Timur tidak cerah, Barat cerah, Utara tidak cerah, dan Selatan cerah". Faktanya, mereka semua mencerminkan distrik Tiongkok dan interaksi mereka, ini yang akan membantu pihak luar untuk bisa benar-benar memahami Tiongkok dan memahami keunikan kebangkitan Tiongkok.

Jadi dari perspektif makro, dapatlah kita membagi Tiongkok menjadi "sektor maju" dan "sektor ekonomi berkembang". Kedua sektor ini adalah interaksi yang sangat ramah, inilah rahasia sukses dari kebangkitan Tiongkok. Menurut pandangan analis pemerhati Tiongkok.

Analisis semacam ini adalah tentang area dan interaksinya. Keuntungan terbesarnya adalah membuat pemahaman kita tentang Tiongkok berubah dari "statis" menjadi "dinamis." Perekonomian Tiongkok bukanlah akumulasi angka atau rata-rata sederhana, tetapi perbedaan. Di irisan, interaksi ramah antara daerah yang berbeda adalah 1 + 1 sampai 2. Ini bukan hubungan antara Eropa dan Afrika. 1 + 1 Tiongkok adalah teks yang sama dan spesies yang sama. Dan hubungan darah untuk saling membantu jantung dan paru-paru.

Oleh karena itu, ada juga pemerintah pusat yang mengedepankan integrasi regional yang serba bisa dan saling menguntungkan, sehingga sektor regional Tiongkok pada umumnya bersifat saling mendukung, bersaing dan bekerjasama. Untuk mencapai pembangunan bersama, perkembangan di Tiongkok ini sangat vital.

Kita sebenarnya dapat menggunakan kerangka kerja analitis ini untuk melihat negara-negara besar lainnya. Misalnya, kegagalan AS dalam perang melawan pandemi sebagian besar disebabkan oleh hubungan antar negara bagian yang terisolasi, bahkan bertentangan. Paradoksnya, pemerintah federal tidak hadir atau memperdalam konflik ini.

Hal yang sama berlaku untuk anggota UE. Mereka tidak bisa menjaga diri mereka sendiri, dan saling membantu di antara negara anggota sangat terbatas. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa model anti-pandemi Barat umumnya gagal.

Singkatnya, kita merasa jika kita hanya melihat semuanya secara statis, maka kita sering melihat bilangan individu, alih-alih melihat hubungan dinamis di belakang masternya atau keseluruhannya.

Statistik seringkali hanya melihat pada kuantitas, dan perbandingan kualitatif adalah standar yang lebih tinggi, kuncinya terletak pada apakah benda-benda statis dapat berinteraksi satu sama lain dalam beberapa cara. Dengan demikian meningkatkan tingkat kualitas, menghasilkan 1 + 1 lebih besar dari 2 dan bahkan menghasilkan reaksi kimia yang mengejutkan.

Berbicara tentang peristiwa besar pemusatan kekuatan dalam model Tiongkok, lintas regional, kolaborasi lintas departemen, permainan catur nasional, dll., Yang sering mewakili perbedaan kualitatif.

Sehingga ada kritikan dari "Indeks Keamanan Kesehatan Global 2019" yang disusun oleh Universitas Johns Hopkins dalam program ini adalah praktik umum teknik peringkat Barat. Semua indikator statis dan terisolasi perkotaan tidak memiliki ketepatan. Kajian yang obyektif dan mendalam tentang interaksi berbagai indikator yang berbeda Inti dari interaksi adalah kekuatan sistem. Sejalan dengan pemikiran ini, para pakar kiranya dapat mempromosikan inovasi banyak sistem indikator.

Singkatnya, Tiongkok sendiri dapatlah dikatakan sebagai dunia yang indah, peradaban kuno Tiongkok telah berkembang pesat dalam bentuk negara modern saat ini, yang unik dalam sejarah manusia.

"Negara beradab" semacam ini adalah sebuah negara, sebuah rangkuman dari "sejumlah ratusan negara" yang juga sebuah dunia. Luas, kedalaman, ketebalan, dan kekuatan kebangkitan negara semacam itu susah untuk dibandingkan dengan negara lain.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.economist.com/finance-and-economics/2020/06/23/china-is-the-worlds-factory-more-than-ever

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun