Tidak bisa disangkal, banyak pengamat yang mengatakan Tiongkok kini telah bangkit, bagaimana mereka berhasil mendapatkan teknologi inti mereka sendiri hingga berada di depan dunia untuk mencapai keseimbangan startegis dalam persaingan global.
Dan terakhir ini dibawah suasana menjelang pemilu dan pilpres di AS dan permainan diplomatik AS-Tiongkok, bagaimana mereka bersikap menanggapi tekanan diplomatik tersebut. Tidak ada salahnya kita mengamati untuk menarik manfaat dan pelajaran untuk diri kita sendiri.
Mari kita posisikan dan pahami Tiongkok berdasarkan beberapa pandangan pengamat dan analis. Dampak pandemi terhadap dunia terus berlanjut. Kita melihat lanskap ekonomi dan politik global sedang menghadapi perubahan besar dan mendalam. Ke mana dunia melihat ke belakang di era pasca-pandemi?
Kali ini pandemi Covid-19 sulit untuk optimis bagi dunia luar dalam pengontrolan pandemi ini menurut standar Tiongkok. AS kini berada dalam wabah pandemi skala penuh di timur, barat, selatan, utara, dan tengah. Banyak pihak benar-benar tidak tahu seberapa jauh hal itu akan memburuk di langkah selanjutnya. UE sedang mempertimbangkan untuk membuka pariwisata bagi dunia luar. Mereka bersiap untuk melarang turis AS karena pandemi AS masih di luar kendali.
Kenyataan memang pengendalian pandemi di UE dan AS tampaknya masih belum tertangani dengn baik, sehingga membutuhkan kebernian untuk berpergian ke Eropa dan AS sekarang. Pandemi ini telah berdampak parah pada ekonomi global.
Global Economic Outlook yang dirilis Bank Dunia pada 8 Juni memprediksikan ekonomi global akan turun sebesar 5,2% pada tahun 2020.
Ini akan menjadi resesi ekonomi paling serius sejak Perang Dunia II. Menanggapi pandemi internasional yang parah dan kompleks serta situasi ekonomi dunia, pemimpin Tongkok Xi Jinping menunjukkan bahwa mereka diharuskan berpegang pada pemikiran garis bawah dan bersiap untuk menghadapi perubahan di lingkungan eksternal dalam jangka waktu yang lebih lama.
Xi juga mengusulkan untuk mempromosikan pembentukan "pola pembangunan baru dengan siklus ganda domestik dan internasional sebagai siklus domestik utama dan dipromosikan bersamaan". Seraya mengamati dunia luar saat ini.
Namun beberapa analis dan pengamat berpandangan hanya negara-negara seperti Tiongkok yang dapat mencapai "siklus ganda" semacam ini, dan negara-negara lain pada dasarnya tidak memiliki kemampuan industri dan pengaturan kelembagaan seperti itu.
Tiongkok dapat dikatakan satu-satunya negara yang berperadaban kuno di dunia. Hal ini dapat dijelaskan  bahwa negara berperadaban kuno dengan koefisien dimensi ribuan tahun tanpa putus hingga menjadi negara modern yang super besar saat ini.
Satu negara yang berperadaban yang bermula dari "dari sejumlah seratusan negara-negara kecil", artinya adalah negara-negara kecil yang perlahan-lahan diintegrasikan dari ratusan negara menjadi satu negara besar dalam proses sejarahnya yang panjang. Pengaturan kelembagaan negara semacam ini secara alami terkait dan berbeda dibanding negara-negara modern yang ada sekarang.