baca:
Menilik Strategi Pemerintahan Trump-AS "Indo-Pasifik" Â
Kartu ketiga-belas adalah membuat masalah dengan OBOR. Seperti diketahui Tiongkok telah menginvestasikan banyak uang dalam OBOR.  AS kini membuat kekacauan setelah Tiongkok menginvestasikan uangnya, misalnya, ketika Anda  membuat bendungan untuk menginvestasikan 2 miliar dolar AS, ketika Anda menginvestasikan uang, dia tidak peduli dengan Anda, menunggu Anda menyelesaikan investasi baru berulah dengan mebuat masalah.
AS atau proxynya akan mengirim tim pengacara untuk mengaudit dan menyatakan bahwa Anda memiliki masalah. Setelah audit, LSM lokal dan Media akan digosok untuk membuat keributan membuat clash action dan lain sebagainya. Sehingga proyek menjadi tidak jalan, sedang OBOR telah mengeluarkan dana untuk investasi di proyek ini. Ini yang disebut dengan Membuat Masalah dengan Inisiatif OBOR.
Kartu keempat-belas yang terbaru, AS sekarang mengharuskan Tiongkok untuk berpartisipasi dalam negosiasi perlucutan senjata (Disarmement Negotiatioms) AS-Rusia. Tapi Tiongkok menolak, dan AS terus mendesak setiap saat.
Kesimpulan
Maka boleh disimpulkan sifat dasar hubungan AS-Tiongkok telah berubah. Dari berkompetisi dan kerja-sama hingga berubah lagi ke orientasi pada kompetisi, ada kemungkinan bisa terjadi Perang Dingin yang baru.
Tapi lawan saingan atau komptisi bukanlah negara musuh. Saat ini tampaknya Tiongkok masih mengambil langkah itu untuk menjadikan AS bukan negara musuh, Tiongkok berusaha untuk mendinginkan hubungannya dengan AS dan tidak memanas. Tiongkok masih masih sangat mementingkan hubungannya dengan AS, dan belum mengubah sikapnya terhadap AS.
Ini bisa diindikasikan, setiap kali Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, dia mengatakan: Hubungan Tiongkok-AS ada seribu alasan untuk berbaikan, tidak satupun alasan untuk menjadi buruk.
Saat ini Tiongkok masih mempertahankan hubungan baik dengan AS dan belum berubah, tapi AS telah berubah. Mungkin  masalahnya di AS sedang melakukan diskusi tentang kebijakan di dalam negerinya untuk kebijakan hubungannya dengan Tiongkok, sebagai akibat dari diskusi dan perdebatan itu maka saat ini Tiongkok dianggap sebagai lawan.
Namun masyarakat dunia, kiranya mendambakan kedua raksasa ekonomi dunia ini menjadi damai dan menjalin hubungan dengan saling menguntungkan yang akan membawa ketenangan dan kedamaian dunia, yang selanjut juga akan membawa perkembangan ekonomi dunia membaik dan membuat sejahtera umat manusia pada umumnya.