Selain itu, semua pihak sekarang akan pergi ke Rusia untuk meminta bantuan, sehingga Kanselir Jerman Angela Merkel mengunjungi Moskow. Jadi pemenang terbesar adalah Rusia
Pertama, Â Trump adalah seorang wirausahawan, sehingga dia ingin mendapatkan manfaat dan keuntungan terbesar dari Tiongkok.
Yang kedua adalah seperti perangkap Thucydides, domestik AS berharap untuk sepenuhnya menghilangkan ancaman dari negara-negara hegemonik yang muncul.
Pada tahun 2015 keitka AS membahas strategi baru AS terhadap Tiongkok menurut seorang pakar AS untuk masalah Tiongkok, Prof. Davis M Lampton yang terkenal mengatakan, hubungan antara Tiongkok dan AS telah mencapai titik kritis (tipping point). Kemudian, pada kenyataannya, 15 tahun yang lalu, komunitas strategis AS merasa bahwa kebijakan aslinya tidak berfungsi.
Kebijakan asli dimulai ketika era Clinton berkuasa yang disebut "Engagement Policy" Kemudian diteruskan oleh George W. Bush, terus diwariskan kepada Obama.
Tetapi kemudian AS merasa bahwa kebijakan itu gagal, Tiongkok ternyata tidak menjadi demokrasi seperti yang diharapkan AS, dan Tiongkok tidak berinvestasi lebih banyak dan cendrung ke sisi AS secara internasional.
Oleh karena itu, AS kecewa setelah 15 tahun. Setelah kekecewaan ini, AS mulai menemukan kebijakan baru. Pada akhir 2017 dan awal 2018, AS mungkin telah membentuk konsensus di awal 2018 yang disebut "New Consensus."
Dimana konsensus ini ter-refleksikan dalam lima dokumen. Salah satunya pada 18 Desember 2017 yang disebut "National Security Strategy Report." Yang setiap 4 tahun diperbaruan atau diadakan penyeuaian.
Yang kedua 19 Januari 2018, Laporan Strategi Pertahanan (Defense Strategy Report).
Yang ketiga, 4 Februari 2018, Tinjauan Postur Nuklir ( Nuclear Posture Review).