Hal ini telah membawa manfaat nyata bagi kebanyakan orang dan umat manusia di dunia, dan Tiongkok telah menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia. Jadi ini sebenarnya suatu yang luar biasa.
Kebangkitan dan Modernisasi Jepang
Perlu juga diingat, bagaimana Jepang mengakumulasi tong emas pertama? Pada paruh kedua abad ke-19, setelah keberhasilan Restorasi Meiji, Jepang segera bergabung dengan barisan kekuatan imperialis dan meluncurkan Perang Tiongkok-Jepang. Setelah mengalahkan Tiongkok, menuntut penggantian biaya perang kepada Tiongkok sebanyak 230 juta kati perak. 230 juta kati perak itu setara dengan pendapatan fiskal tiga tahun pemerintah Tiongkok pada saat itu.
Jepang menggunakan uang ini untuk mengembangkan seluruh ekonomi Jepang dan semua aspeknya telah berjalan jauh, sehingga pada tahun 1900, Jepang pada dasarnya telah menghilangkan buta huruf rakyatnya. (Ini adalah seabad sebelum Tiongkok, dan Tiongkok pada dasarnya baru berhasil menghilangkan buta huruf sekitar tahun 2000).
Maka dapat dilihat akumulasi awal dari modernisasi Jepang merupakan ekstraksi dari darah dan keringat rakyat Tiongkok, merampas modal, sumber daya, dan berapa banyak kehidupan orang Tiongkok dikorbankan, ini adalah satu catatan sejarah yang sangat kelam.
Dengan invasi musuh asing dan aliran perak keluar, bendahara Tiongkok menjadi kosong dan menuju kehancuran negara.
Pada tahun 1900, 8 negara tentara sekutu menyerang Tiongkok dan mengakupasi Beijing dan memaksa Tiongkok untuk membayar biaya perang mereka sebanyak 450 juta kati perak. Maka Tiongkok menjadi negara dan bangsa penyakitan di Asia Timur.
Maka jika melihat sejarah modern Tiongkok, apakah itu sebelum dan sesudah Perang Tiongkok-Jepang, dan "Peristiwa 18 September 1931" (dimulai invasi Jepang terhadap Tiongkok) sebenarnya adalah waktu yang relatif cepat untuk perkembangan Tiongkok. Namun, dua perang yang diluncurkan oleh Jepang secara tiba-tiba ini menyebabkan kehancuran modernisasi Tiongkok, dan ekonomi telah mengalami kemunduran selama beberapa dekade, dan banyak nyawa telah menjadi abu.
Pada saat pembentukan Tiongkok (RRT) tahun 1949, pecah Perang Korea, Tiongkok mengirim tentara sukarelawan membantu Korea untuk melawan pasukan AS, Korsel, dan pasukan PBB. Korban terbesar Korsel, lalu AS dan Inggris.
Salah satu pasukan paling elit di Inggris adalah Resimen Kerajaan Skotlandia, yang dihabisi oleh para sukarelawan Tiongkok. Ada peneliti dan pengamat yang yang melihat kilas sejarah, selama Perang Candu Tiongkok memiliki populasi hampir 400 juta, waktu itu Inggris hanya mengirim 4000 tentara, tapi Tiongkok kalah.
Namun pada Perang Korea, ada lebih dari 4000 tentara Inggris dihabisi di medan perang Korea, ini mungkin para sukarelawan Tiongkok ingin membalas kebencian dan rasa malu mereka.