Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

AS dan Rusia Saling Mengungkapkan Alutsista Baru Tercanggih-Nuklir Digunakan untuk Deterence Mengkhawatirkan Umat Manusia Dunia

5 Oktober 2019   22:27 Diperbarui: 5 Oktober 2019   22:35 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini semua menjadi pertimbangan perlombaan antara AS-Rusia, seperti kita ketahui selama Perang Dingin perlombaan senjata kedua negara ini lebih pada kesetaraan dalam tonase senjatanya yang mencapai di atas 10 ribuan ton.

Tapi kini AS menghendaki yang miniatur senjata nuklir yang dapat dipandu dengan tepat, misal seperti B61-12 yang merupakan hasil dari modifikasi ke-12 dari senjata nuklir B61. Modifikasi ini untuk meningkatkan kemampuan ke-akuratan dalam penyerangan target, sehingga akan lebih ampuh dalam misi "penyerangan bedah nukklir" (nuclear surgical strike).

Kita masih ingat bahwa pada 1990-an, era pemerintahan Clinton saat itu sebenarnya memberikan kemungkinan melakukan serangan senjata nuklir ke Korea Utara. Ketika itu, ada sekelompok orang dalam Gedung Putih mengatakan bahwa hal itu boleh.

Saat itu setelah di pertimbangkan atas pendapat Komandan tentara yang ada di Korea Selatan menyatakan boleh, hanya senjata yang ada di gudang AS semua berskala besar, jadi semuanya berkaliber besar.

Maka kemudian mereka mengusulkan miniaturisasi senjata nuklir, daya serang rendah setara, tapi tepat. Ini sebenarnya adalah tren pengembangan bom nuklir baru yang diusulkan selama pemerintahan Obama, Dengan pemandu presisi, miniaturisasi untuk misi "operasi bedah" , sehingga pasca serangan dapat dikendalikan pada titik tertentu, terutama untuk menangani daerah tersebut.

Mengapa AS begitu percaya diri kali ini, dan dikatakan bahwa S-300, S-400 tidak dapat menemukan atau mendeteksi B-21?

Para pengamat militer pikir ini hanyalah perang pernyataan dari kedua belah pihak belaka, setelah mengembangkan alutsista baru. Yang satu mengatakan tidak akan bisa mendeteksi, sedang pihak lain mengatakan apapun akan bisa dideteksi.

Namun banyak ahli dan pengamat yang berpendapat itu hanya pernyataan yang dilebih-lebihkan dan itu juga merupakan evolusi dasar dari saling pengakuan dalam proses pengembangan peralatan.

Kita masih ingat ketika F-117 "Night-Hawk" AS baru keluar, itu adalah tipe pertama yang disebut pesawat tempur siluman. Ketika itu AU-AS mengatakan pesawat itu tidak akan ada pertahanan udara yang bisa mendeteksi pesawat tersebut saat itu. Tapi ternyata dapat di tembak jatuh di Kosovo.

(baca:https://www.kompasiana.com/makenyok/5c481b2c12ae947145195a86/pesawat-tempur-siluman-stealth-alutsista-kebutuhan-atau-barang-mewah?page=all )

Pada 21 Desember 1989, ketika AS menyerang Panama,  F-117 umtuk pertama kali digunakan dalam medan perang nyata. Pada tahun 1991 saat Perang Teluk 42 pesawat F-117 melakukan misi atau sorties 1300 kali, 40% target penting dapat dihancurkan, sedang pesawat tidak ada satupun yang menjadi korban atau kehilangan dirinya, kinerja sungguh luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun