Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

AS dan Rusia Saling Mengungkapkan Alutsista Baru Tercanggih-Nuklir Digunakan untuk Deterence Mengkhawatirkan Umat Manusia Dunia

5 Oktober 2019   22:27 Diperbarui: 5 Oktober 2019   22:35 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nationalinterest.com

Pesawat pembom strategis siluman baru AS, B-21 mulai dibangun dan proyek rudal antar benua berbasis darat AS generasi berikutnya dari militer AS, dua alutsista strategis secara bersamaan diungkapkan.

Bomber strategis jarak jauh AU-AS B-21 "Raider" sedang diproduksi di fasilitas produksi Northrop Grumman di Palmdale, California, Penjabat Sekretaris AU-AS, Matthew Donovan, mengumumkan pada 16 September lalu. Donovan juga mengatakan bahwa pengembangan B-21 sesuai jadwal. Dia berbicara di Konferensi Angkatan Udara, Luar Angkasa, dan Konferensi Cyber, yang berlangsung hari itu di National Harbor, Maryland.

"Pengembangan B-21 Raider sesuai jadwal dan pesawat uji pertama sedang diproduksi di fasilitas produksi yang sama di Palmdale, California, seperti pendahulunya, B-2," katanya seperti dikutip dalam pernyataan pers AU-AS. "Penerbangan pertama Raider akan membawanya dari Palmdale ke Edwards Pangkalan AU-AS, di mana warisan keunggulan akan berlanjut dengan pengaktifan kembali Skadron Uji Penerbangan ke-420."

Program B-21 dilaporkan memasuki fase Engineering Manufacturing and Design pada awal 2019. Fase program ini melibatkan pengembangan dan perancangan bomber, termasuk menyelesaikan integrasi sistem penuh, sebelum mulai berproduksi.

Pesawat uji pertama sudah dalam produksi dan diperkirakan akan melakukan penerbangan perdananya pada Desember 2021. Demikian menurut Wakil Kepala Staf AU-AS Jenderal Stephen Wilson.

Wilson mengatakan AU-AS akan membutuhkan setidaknya 100 B-21, tetapi belum mengetahui apakah akan tetap menggunakan B-1 dan B-2, atau akan menggantikan armada yang sudah berusia 30 tahunan B-1B Lancer, B-2 Spirit, dan B-52H milik AU-AS. Atau  memilih untuk mengandalkan B-21 baru saja, dan B-52H (Strathortress) bomber berat subsonik jarak jauh, multirole, yang sudah siap untuk pensiun pada tahun 2050-an.

AU-AS berencana untuk membeli setidaknya 100 pesawat B-21, dengan biaya per pesawat US$ 656 juta.

B-21 diperkirakan pengamat merupakan pembom jarak jauh subsonik yang menampilkan desain sayap terbang tetap (fixed wings) dan mampu membawa senjata konvensional maupun nuklir. Dan akan dipersenjatai dengan bom Penetrator Massive Ordnance, bom gravitasi termonuklir B-61-12, dan rudal jelajah berkemampuan nuklir Long Range Stand Off (LRSO).

B-21 akan menjadi bomber generasi berikutnya yang sangat dapat bertahan dengan kemampuan menembus pertahanan udara modern dan menahan target apa pun secara global, menurut AU-AS.

Perlu dipahami kode bomber strategis baru AS B-21, mempunyai arti "bomber abad ke-21" yang diproduksi oleh produsen B-2 Northrop Grumman.

Saat ini, sebagian besar detail B-21 masih sangat dirahasiakan, tetapi menurut informasi yang diungkapkan oleh militer AS, pesawat akan dimuati dengan bom nuklir taktis B61-12 atau rudal jelajah jarak jauh dengan hulu ledak nuklir.

Pesawat pembom siluman B-21 dapat dengan mudah melewati sistem pertahanan udara musuh, menghancurkan target dari jarak dekat, dan membersihkan rintangan bagi jet-jet tempur lainnya, termasuk rudal anti-rudal buatan Rusia termasuk S-300 dan S-400 tidak dapat menangkap jejak B-21.

Mengapa AS mengembangkan B-21, sedang mereka sudah memiliki pembom B-52, B-1, B-2 ?

Pada saat ini, militer AS mengumumkan kemajuan terbaru dari B-21, dan tujuan untuk menangkal dan menerobos senjata pertahanan udara buatan Rusia.

Karena AS percaya bahwa ketiga pembom ini memiliki penghalang tertentu terhadap kemampuan serangan udara AS di masa depan, seperti B-52 yang terlalu tua, sudah lebih dari setengah abad, dari "Eagle" sebelumnya telah menjadi "mesin tua", tidak ada jalan bagi AS harus mengganti karena kemampuan tempur udaranya tidak lagi bisa memberikan kontribusi yang lebih besar.

B-1 memang bisa terbang lebih cepat, tetapi masih terlalu berbahaya, karena infiltrasi sistem pertahanan rudal udara Soviet selama Perang Dingin penetrasi kecepatan altitude tinggi dan rendah menjadi intinya.

Tapi sekarang, pesawat itu tidak lebih cepat dari rudal. Pesawat pembom B-2 meskipun meskipun sifat siluman behasil melompat jauh, namun harganya terlalu mahal.

Seorang pengamat Prancis pernah membuat perhitungan untuk alutsista ini dengan mengatakan di Paris, barang-barang mewah untuk disebut barang mewah harus melebihi harga emas per kilogram.

Dari perhitungannya dia menyimpulkan, telur kaviar No.1; parfum No.2; Pesawat Pembom B-2 AS No.3, satu pesawat seharga US$ 2,4 milyar yang setara dengan dua hingga tiga kali lipat dari harga per kilogram emas.

Jadi 70 ton B-2 yang terbang di langit setidaknya kita melihat 140 ton emas yang sedang terbang, kini dengan B-21 semua masalah ini bisa terselesaikan. Karena pertama lebih murah, jadi biayanya bisa lebih dihemat 500 jutaan USD, selain itu daya penetrasi lebih maju dari B-52 dan B-1B. Ditambah lagi teknologi data link  bisa dibentuk di udara, dalam kombinasi ini, teknologi asmunisi, termasuk teknologi kontrol akan mengalami perubahan besar.

Sehingga akan membuat efek memotong dalam sistem pertahanan udara yang dapat membuat efek deterence bagi negara, meskipun adanya berbagai jenis senjata dan peralatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadapanya, mereka percaya bahwa ini akan menjadi "pisau bedah" yang paling ampuh bagi AS. Menurut laporan media, B-21 dapat dilengkapi dengan senjata nuklir taktis.

Sebaliknya Rusia juga tidak mau menunjukkan kelemahannya, dengan mengklaim rudal pembunuh "Pionir" dapat mencapai wilayah AS dalam 15 menit. Dan akan mengatur danmennempatkan misi strategis pada akhir tahun ini.

Ini semua menjadi pertimbangan perlombaan antara AS-Rusia, seperti kita ketahui selama Perang Dingin perlombaan senjata kedua negara ini lebih pada kesetaraan dalam tonase senjatanya yang mencapai di atas 10 ribuan ton.

Tapi kini AS menghendaki yang miniatur senjata nuklir yang dapat dipandu dengan tepat, misal seperti B61-12 yang merupakan hasil dari modifikasi ke-12 dari senjata nuklir B61. Modifikasi ini untuk meningkatkan kemampuan ke-akuratan dalam penyerangan target, sehingga akan lebih ampuh dalam misi "penyerangan bedah nukklir" (nuclear surgical strike).

Kita masih ingat bahwa pada 1990-an, era pemerintahan Clinton saat itu sebenarnya memberikan kemungkinan melakukan serangan senjata nuklir ke Korea Utara. Ketika itu, ada sekelompok orang dalam Gedung Putih mengatakan bahwa hal itu boleh.

Saat itu setelah di pertimbangkan atas pendapat Komandan tentara yang ada di Korea Selatan menyatakan boleh, hanya senjata yang ada di gudang AS semua berskala besar, jadi semuanya berkaliber besar.

Maka kemudian mereka mengusulkan miniaturisasi senjata nuklir, daya serang rendah setara, tapi tepat. Ini sebenarnya adalah tren pengembangan bom nuklir baru yang diusulkan selama pemerintahan Obama, Dengan pemandu presisi, miniaturisasi untuk misi "operasi bedah" , sehingga pasca serangan dapat dikendalikan pada titik tertentu, terutama untuk menangani daerah tersebut.

Mengapa AS begitu percaya diri kali ini, dan dikatakan bahwa S-300, S-400 tidak dapat menemukan atau mendeteksi B-21?

Para pengamat militer pikir ini hanyalah perang pernyataan dari kedua belah pihak belaka, setelah mengembangkan alutsista baru. Yang satu mengatakan tidak akan bisa mendeteksi, sedang pihak lain mengatakan apapun akan bisa dideteksi.

Namun banyak ahli dan pengamat yang berpendapat itu hanya pernyataan yang dilebih-lebihkan dan itu juga merupakan evolusi dasar dari saling pengakuan dalam proses pengembangan peralatan.

Kita masih ingat ketika F-117 "Night-Hawk" AS baru keluar, itu adalah tipe pertama yang disebut pesawat tempur siluman. Ketika itu AU-AS mengatakan pesawat itu tidak akan ada pertahanan udara yang bisa mendeteksi pesawat tersebut saat itu. Tapi ternyata dapat di tembak jatuh di Kosovo.

(baca:https://www.kompasiana.com/makenyok/5c481b2c12ae947145195a86/pesawat-tempur-siluman-stealth-alutsista-kebutuhan-atau-barang-mewah?page=all )

Pada 21 Desember 1989, ketika AS menyerang Panama,  F-117 umtuk pertama kali digunakan dalam medan perang nyata. Pada tahun 1991 saat Perang Teluk 42 pesawat F-117 melakukan misi atau sorties 1300 kali, 40% target penting dapat dihancurkan, sedang pesawat tidak ada satupun yang menjadi korban atau kehilangan dirinya, kinerja sungguh luar biasa.

"Nighthawk" menunjukan ketenarannya, menjadi satu-satunya yang bisa terhindar dari deteksi radar Irak, rekor bisa menembus pertahanan udara yang intensif.

Tapi pada tahun 1999 pada Perang Kosovo, kebanggaan AS  dengan "Nighthawk" luluh dengan berhasil ditembak jatuh.

Tahun 27 Maret 1999 malam, seperti biasanya F-117 melakukan misi pengeboman, berhubung sebelumnya dalam pengeboman berjalan dengan sangat lancar, misi F-117 tidak disertakan pesawat pelindungan pendamping lainnya, akibatnya setelah melakukan misinya dan terbang kembali, alarm radar F-117 tiba-tiba berdering, dan kemudian ledakan keras,  F-117 tertembak jatuh.

Ternyata karena rute dan altitude F-117 tidak berubah, terbang dengan kecepatan subsonik, akhirnya bisa terdeteksi oleh radar Republik Federal Yugoslavia, dikunci dan tertembak jatuh.  

Sejak itu, F-117 tidak digunakan dalam perang nyata lagi. Pada tahun 2008, militer AS mengumumkan F-117 dengan resmi dikeluarkan dari daftar alutsista AS, maka karirnya berakhir disini. Demikian juga ketika rudal "Patriot" saat itu AD-AS mengatakan tidak ada pertahanan rudal yang bisa mendeteksi. Ternyata kini tidak bisa lolos dari S-300, S-400 dan S-500.

 Hanya saja kini S-400, S-500 masih belum digunakan dalam pertempuran yang sebenarnya, jadi sulit untuk mengatakannya. Ketika AS mengeluarkan pembom siluman baru B-21 yang baru ini, AS sebenarnya tidak memiliki dasar pikiran apakah benar-benar tidak dapat terdeteksi.

Menurut kenyataan bagi Rusia sekarang S-300, S-400, S-500 merupakan multi guna dan dapat mendeteksi semuanya, sistem ini bisa menghantam sasaran altide tinggi, sedang, dan rendah semuanya dapat dilakukannya. Tidak seperti pertahanan udara AS yang lebih rinci dan detail pembagian tugas kerjanya.

Namun AS hingga terakhir kalinya tidak pernah menyebutkan tentang S-500. Karena sistem ini bisa mendeteksi target siluman termasuk pesawat pembom B-2 dan B-21 yang akan seperti "Global Hawk" yang ditembak jatuh Iran belakangan ini.

Pertama, karena pesawat ini kecepatan terbangnya terbatas, selama bisa terdeteksi maka bisa ditembak jatuh. Sistem rudal saat ini memiliki kemampuan cukup untuk menghancurkan B-21, tetapi masalahnya hanya jika kita dapat mendeteksi dan melihatnya.

AS dan Rusia Saling Menyombongkan Alutsista Masing-masing

Marilah kita melihat radar pada S-400 dan S-500 apakah hanya bisa mendeteksi target pada "jarak dekat" ? Ini akan menjadi topik lain yang menarik. Masalah meskipun andaikata radar yang melekat pada S-400 dan S-500 tidak dapat mendeteksi jarak jauh untuk B-21. Namun kuncinya jika  seluruh alutsista pertahanan udara nasional Rusia memberikan peringatan dan pengintaian dini pada berbagai sasaran di dalam wilayah  nasionalnya, jika begitu banyak "mata" radar menuju ke B-21 pada saat yang sama dan kemudian meneruskan informasi ke sistem rudal S-400 dan S-500, maka masalahnya akan lain.

Oleh karena itu AS tampaknya meningkatkan meningkatkan kemampuan pengintaian pada B-21 dan juga B-2.

B-21 disebutkan berkemampuan "siluman dua arah (two way stealth)" , maksudnya pertama bisa omnidirectional sehingga lawan tidak dapat melihat atau mendeteksi dimanapun. Kedua setiap frequency band dapat dibuat invisible atau band frekuensinya bisa disembunyikan.

Tetapi di masa depan, teknologi radar juga akan membaik dan meningkat, karena kenyataanya lebih sulit untuk membangun pesawat daripada membangun radar. Jika dengan sejumlah dana yang sama untuk mengembangkan radar dan pesawat, pasti radar akan jauh lebih maju dari pesawat.

Maka perkembangan kemampuan radar untuk mendeteksi pesawat siluman, akan lebih cepat dari perkembangan kemampuan teknologi siluman dari pesawat siluman. Demikian menurut pendapat para ahli.

Dengan demikian, pengintaian dan peringatan dini dari berbagai target di masa depan mungkin tidak benar-benar menjadi masalah. Jika S-400, S-500 adalah rudal pertahanan udara yang kuat, para ahli pikir "mitos" B-21 mungkin akan hancur.

AS Mengumumkan Rencana Pengembangan Rudal Generasi Baru

AS saat membangun pesawat pembom strategis baru, juga mengumumkan rencana pengembangan rudal berbasis darat generasi baru (berikutnya).

Menurut situs "Defense News" AS, AU-AS sedang mengembangkan proyek "rudal strategis anti rudal strategis" generasi yang akan datang untuk menggantikan rudal yang kini aktif di militer AS "Minuteman-III" LGM-30G. 

Departemen Pertahanan AS telah memperkirakan anggaran US$ 85 miliar hingga $ 100 miliar untuk proyek tersebut dan berencana untuk mulai ditempatkan di militer AS setelah 2020.

Namun, "kebetulan" media Rusia melaporkan bahwa Kemenhan Rusia telah menyelesaikan serangkaian tes ejeksi untuk generasi baru rudal balistik antar-benua heavy-duty RS-28 "Salmat". Rudal antar-benua "Salmat" Rusia juga akan mulai digunakan sekitar tahun 2020.

Rudal ini bisa menyerang dari berbagai arah yang berbeda, dan menyerang beberapa target dalam waktu yang sama. Kisaran jangkaunnya 18.000 km telah melampaui jangkauan max. 13.000 km dari rudal "Minuteman-III"  LGM-30G.

Karena situasi ini, maka AS coba mempercepat pengembangan rudal antar-benua generasi baru, namun siapakah yang lebih unggul?

Bila kita perhatikan militer AS masih menguji "Minuteman-III" beberapa kali tahun ini. Namun sekarang tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka sedang mempersiapkan program rudal generasi berikutnya. Ada apa kiranya?

Sebenarnya "Minuteman-III" sudah menjadi rudal kuno seperti "dinosaurus", rudal ini merupakan modifikasi dari rudal era Perang Dingin. Jika dibandingkan dengan rudal Rusia akan sangat berbeda.

Jika kita lihat rudal berbasis darat Rusia sudah sangat berbeda sekarang, rudal-rudal balistik seperti yang bisa dilihat saat parade militer di Lapangan Merah dan dalam latihan seperti yang ditampilkan rudal "Yars" dan "Ayers" semuanya berada di atas kendaraan yang mobil, peluncurannya berada di atas roda yang bisa sangat mobil dinamis.

Sistem ini merupakan kombinasi dari rudal yang dimuat dalam Kereta Api yang bergerak mobil di atas rel selama Perang Dingin, dengan K.A rudal bisa memanuver dengan cepat dibanding yang berada di dalam sumur-sumur silo seperti rudal ICBM AS yang berada pada target tetap.

Menurut pengintaian saat ini dan kemampuan peringatan dini, 100% dari "Minuteman-III" AS sudah diposisikan oleh Rusia. Jika ada berbagai macam serangan, probabilitas kelangsungan hidupnya kurang dari 8%.

AS melihat "Minuteman-III"  yang berbasis darat berada dalam kesenjangan besar dengan rudal Rusia, selain itu rudal ini sudah cukup kuno, sehingga aspek perangkat lunaknya sudah sangat terbelakang dan peralatan pendukung pemeliharaannya sudah relatif rendah.

Sehubungan dengan itu, AS sangat membutuhkan rudal balistik berbasis darat baru sebagai alternatif. Jadi setelah "Minuteman-III"  ke " Minuteman-X" atau " Minuteman-?", ini tidak mudah untuk didefinisikan sekarang.

Dengan cara ini, target untuk menghancurkan obyek strategis Rusia bisa ditingkatkan, dan kemampuan serangan nuklir "Trinitas"nya dapat berkontribusi lebih besar.

Jika dilihat tahapan sekarang AS dan Rusia, Rudal nuklir antar-benua (ICBM) siapakah yang lebih kuat?

Sumber: www.dreamstime.com + wikipedia.org
Sumber: www.dreamstime.com + wikipedia.org
Para pengamat militer melihatnya masing-masing memiliki kelebihannya. Seperti yang diketahui AS membangun sistem rudal "Trinitas", dalam hal ini berbasis darat, laut dan udara. Untuk yang berbabsis laut AS memiliki keunggulan tertentu atas Rusia.

Misalnya, meskipun kapal selam rudal balistik strategis kelas Ohio telah beroperasi selama bertahun-tahun, rudal "Trident" -nya juga telah digunakan selama bertahun-tahun, tetapi hingga saat ini adalah yang terbaik di dunia.

Dan sekarang Rusia, lebih menekankan pada dua aspek, rudal berbasis darat dan berbasis laut, yang berbasis daratan adalah  "Poplar-M" "Yars" hingga "Salmat".

Sumber: sputniknews.com + north-star-tech.com
Sumber: sputniknews.com + north-star-tech.com
Era Putin Berkuasa Kembali

Setelah Putin terpilih kembali dan berkuasa, pada bulan pertama mengunjungi satuan Pasukan Roket Rusia, dengan mengatakan, sebuah negara utama jika ingin bertahan dalam belantara negara utama harus melakukan cara seperti apa yang dipunyainya kekuatan nuklir dan rudal.

Seperti yang kita ketahui selama Perang Dingin, sebenarnya NATO sangat bergantung pada senjata nuklir strategis dan bahkan senjata nuklir taktis.

Karena kekuatan konvensional "Pakta Warsawa" (lawan dari NATO sebelum Uni Soviet bubar yang beranggotakan: Uni Soviet, Albania, Polandia, Rumania, Hungaria, Jerman Timur, Cekoslovakia, Bulgaria) sangat besar , tapi kini hanya tinggal Rusia saja yang harus melawan NATO, maka Rusia telah mengalihkan seluruh seluruh perhatian pada pembangunan senjata bertenaga nuklir.

Menghadapi ini, AS telah mengadopsi metode yang sama, karena percaya bahwa AS memiliki amunisi nuklir dan kekuatan strategis nuklir yang paling maju. Mereka telah berada di depan negara lain selama setidaknya 20 tahun dan 30 tahun, sehingga hanya butuh memperpanjang hidup dan memperpanjangnya usia serial rudal " Minuteman-III " dan sistem "Minuteman-III" yang ada, serta rudal "Trident" yang berbasis ruang angkasa dan berbasis laut. Dan jenis kekuatan serangan seperti ini.

AS hanya melakukan modifikasi sana sini untuk memperpanjang hidup selama masih bisa terpakai, maka secara umum dapat dikatakan rudal nuklir AS masih kategori yang relatif lengkap, berbasis darat, laut dan udara yang berupakan strategis "trinitas".

Sedang Rusia secara relatif lebih fokus pada rudal yang berbasis darat dan laut, terutama sejak Putin berkuasa kembali.

Perkiraan Fokus AS Untuk Rudal Antar-benua Generasi Berikutnya

Para pengamat memperkirakan AS akan memperkembangkan "Minuteman III" berdasarkan kelemahan rudal ini saat ini, untuk mengimbangi kesenjangan dengan rudal Rusia.

Pertama-tama, meningkatkan jarak jangkauannya, hingga dapat mencapai 14.000--15.000 km mengimbangi jangkauan rudal "Salmat" Rusia, yang berarti dari segala titik posisi di AS dapat menjangkau seluruh posisi dunia untuk dihancurkan atau menghancurkan semua titik secara global.

Yang kedua, meningkatkan kemampuan ketahanan hidup (usia). Selama Perang Dingin, AS juga pernah membayangkan membuat rudal di atas roda dan naik kereta api. AS menilai bahwa generasi baru rudal balistik antar-benua berbasis darat kemungkinan akan digabungkan dengan truk-truk besar.

Seperti kemampuan rudal  "White Poplar-M" "Yars" Rusia sekarang, yang dapat menyerang semua tempat yang ditentukan. Dengan mengandalkan sistem komando jaringan, segera diluncurkan dari segala titik dan kemudian dipindahkan ke posisi lain dengan cepat. Sehingga kemungkinan untuk keselamatan hidupnya bisa memiliki kemajuan dan pengembangan yang lebih besar.

Yang ketiga, meningkatkan jumlah hulu ledak. Dulu hanya dengan hulu ledak tunggal, namun kemudian sudah bisa dengan beberapa hulu ledak, teerakhir dengan 3 hulu ledak. Namun dipercaya masih kurang cukup untuk menimbulkan efek gentar signifikan bagi Rusia.

Jika hulu ledak ditambah hingga 8 atau bahkan lebih di masa depan, maka satu rudal seperti itu dapat menghantam beberapa kota sebagai sasaran, sehingga efek tempurnya akan lebih kuat terhadap target.

Selain itu, efek silumannya juga akan ditingkatkan, namun AS berpikir sistem pertahanan rudal balistik masa depan Rusia tidak akan bisa ditembus, hal ini juga menjadi pertanyaan besar bagi AS. AS meskipun memiliki berlapis-lapis pertahanan udara "yang kebal terhadap segala serangan", namun pertahanan udara dan rudal balistik Rusia setiap hari terus berkembang semakin baik.

Rusia sudah memiliki S-400, S-500 ditambah dengan A-235 PL-19 Nudol (adalah sistem rudal balistik dan senjata anti-satelit Rusia dalam pengembangan. Sistem ini dirancang untuk menangkis serangan nuklir di Moskow dan kawasan industri penting) yang segera akan diserahkan kepada militer Rusia.


Maka AS merasa kemampuan rudalnya semakin hari akan semakin lemah untuk bisa menembus pertahanan udara anti-rudal Rusia.

Jadi bagi AS mau tidak mau mengembangkan alutsista rudal berhulu ledak yang bersifat siluman, berkecepatan super sonik, berkemampuan bermanuver. Yaitu rudal "water drift" yang lintasan balistiknya tidak beraturan, sehingga sangat sulit di-intai oleh pengintai dini dan radar pertahanan udara. Para pengamat memperkirakan AS akan mengarah pada standar yang lebih tinggi untuk produksi dan pengembangan pada rudal semacam ini.

Apabila rudal semacam ini telah dideploitasikan, kemampuan serangan strategis dan kemampuan deterent terhadap Rusia akan berlipat ganda dan setidaknya dua kali lipat secara eksponensial dibandingkan dengan "Minunteman III".

Persiapan Rusia


Pada saat yang sama ketika AS berlomba untuk mengungguli Rusia, Rusia diam-diam sudah menyelesaikan penempatan rudal berkecepatan hipersonik (hypersonic) "Pioneer".

Menurut kantor berita "Russian Satellite" rudal hipersonik "Pioneer" Rusia, dikenal sebagai "rudal nuklir tercepat di dunia". Rusia sedang mengerahkan pasukan roket strategis militernya sesuai rencana. Militer Rusia mengatakan bahwa resimen rudal "Pioneer" pertama ditempatkan di Negara Bagian Orenburg di barat daya  Rusia,  dan secara resmi akan mulai bertugas pada akhir tahun ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyatakan bahwa rudal "Pioneer" adalah strategi "asimetris" pihak Rusia terhadap sistem pertahanan rudal AS. Rudal "Pioneer" jika diluncurkan dari Rusia hanya dalam 15 menit sudah dapat menghantam segala target di dalam negeri AS.

Menurut "Defense News" AS percaya bahwa pihak Rusia bermaksud untuk mengingatkan AS agar tidak memprovokasi masalah di Rusia dan negara sekitarnya, senjata nuklir strategis Rusia telah memimpin dunia.

Ada data yang menunjukkan bahwa rudal "Pioneer" dapat melakukan penerbangan orbital hipersonik, dan memiliki kemampuan manuver taktis dan perencanaan rute untuk secara aktif melewati zona intersepsi untuk menghindari pencegatan rudal. Dapat menembus sistem pertahanan anti-rudal darat "THAAD" dan Sistem pertahanan rudal "Patriot"

Apakah rudal "Pioneer" ini akan memhancurkan jaringan pertahanan anti-rudal yang didirikan AS? Mengapa Rusia mendeploitasikan pertama kali di sebelah barat daya Rusia?

Yang pertama untuk meperhatikan Eropa, tapi karena jangkauan rudal cukup panjang untuk melewati "gelombang karet (rubber band)" maka balistik tinggi dapat digunakan untuk memukul AS, sedang balistik lainnya dapat membentuk kemampuan tempur yang kuat ke arah Eropa.

Selain itu karena dalam menghadapi NATO termasuk negara-negara "NATO Baru", sistem pertahanan rudal balistik sedang dikerahkan AS, seperti Rumania, termasuk Polandia. "Aegis" darat itu menimbulkan ancaman besar bagi Rusia, tetapi mempertahankan lintasan tradisional, lintasan inersia, seperti "melempar kentang" ,  itu akan masuk sesuai dengan norma pada umumnya.

Lain dari rudal "Pioneer" setelah diluncurkan hulu ledaknya akan meluncur sembarang dengan terbang tipe-S, tipe-W, tipe-M akan tidak diketahui oleh satuan peluncurnya.

Rusia mengatakan mereka tidak tahu lintasan mana yang harus diikiuti, karena mereka bisa secara acak mengatur model tipe terbang dan lintasan penetrasi dari hulu ledaknya.

orbiter-rudal-pioneer-5d98b43e0d82301a580341f2.png
orbiter-rudal-pioneer-5d98b43e0d82301a580341f2.png
Sumber: Ilustrasi dari youtube.com

Jika Rusia menempatkan sistem rudal balistik ini di tepi Eropa, kemampuan pertahanan rudal super sonik "Pioneer" ini akan sangat merusak.

Jika dilihat dari situasi perkembangan dan kekuatan offensif yang ada sekarang, tidak ada jenis alutsista pertahanan AS apapun yang dapat digunakan di Eropa, untuk bisa  mengurangi ancamanan terhadap penetrasi rudal balistik Rusia. Meskipun akan diinvestasikan lebih banyak uang, lebih banyak alutisista pertahanan dan senjata, lebih banyak pangkalan, semuanya akan tidak berarti.

Pada saat sekarang akan sulit bagi AS untuk membendung penetrasi "Pioneer" dengan kecepatan hipersonik yang speednya mencapai 25 Mach lebih, baik pertahanan udara berbasis darat, laut dan udara dengan peringatan dininya.

Pengamat melihat ini sangat terkait dengan kompetisi Rusia-AS yang dikemukakan Putin dengan strategi "asimetris" yang cukup cerdas, karena selama Perang Dingin dulu, strategisnya jika AS memiliki hulu ledak 10.000 maka Soviet harus meimiliki jumlah yang sama.

Jadi kedua belah pihak berupaya untuk menambah kuantitas dan kualitasnya terus-menerus diperbarui. Pada akhirnya, tidak ada gunanya memiliki puluhan ribu hulu ledak nuklir di saku mereka.

Maka setelah Putin berkuasa, mereka berkembang sangat cepat dalam mengadopsi cara strategis "asimetris" ini. Tampaknya AS telah menyadari bahwa sistem pertahanan rudalnya dapat menjadi sebuah pajangan/pergaan, terutama ancaman seperti yang diperlihatkan oleh Rusia. AS tentu akan terus mengembangkan beberapa cara baru untuk melawan pukulan "asimetris" Rusia.

Namun media AS mengatakan bahwa rudal Rusia sangat canggih, tetapi hanya bisa diproduksi dalam jumlah kecil. Tetapi media Rusia membantah bahwa mereka bisa memproduksi dalam jumlah besar.

Mengapa produksi yang diperdebatkan? Masalah utama karena ada pandangan berbeda tentang kekuatan ekonomi Rusia, baru-baru ini Putin mengumumkan memiliki anggaran militer sebesar 43 milyar USD.

Pada 11 Maret lalu, Tump mengajukan anggaran militer sebesar 750 milyar USD, jadi bisa dibandingkan dengan anggaran militer Rusia, bedanya seperti bumi dan langit. Prinsipnya tidak ada uang tidak ada yang bisa dilakukan.

Maka Rusia saat ini meskipun tangguh dalam teknologi senjatanya, tetapi ketangguhan ini hanyalah sebuah ekspresi daripada kemampuan.

Namun perlu diingat, alutsista ini jika digunakan, bukan operasi untuk tujuan umum. Begitu digunakan dalam tindakan perang satu kali saja akan mengakibatkan "musim dingin nuklir"

Akibat "musim dingin nuklir"  yang tadinya antara Rusia dan AS ingin mendapat kemenangan dan keuntungan. Namun melalui aksi pertempuran, dirinya telah menjadi korban perang, sehingga tidak ada cara untuk membentuk kenyataan dalam operasi pertempuran. Jadi produksi massal dan produksi penuh, saat ini bagi Rusia, uang adalah masalah paling kritis. Selain itu melalui aksi pertempuran ini akan terjadi korban pada lawan dan dirinya juga, akibatnya tidak akan berani merealisasikannya.

Perlombaan Senjata Zaman Now

Pada era Perang Dingin berlombaa senjataan berdasarkan kuantitas dan volume dan bobot, siapapun yang lebih besar merasa lebih kuat. Sedang sekarang hanya melihat teknologi, yang mampu memproduksi dengan cepat pada masa perang, perkembangan yang cepat, pencegahan/deterence teknis telah menggantikan skala pencegahan sebagai bentuk utama.

Ini adalah salah satu aspek. Pengamat melihat bahwa Rusia mengambil lebih banyak langkah untuk mengembangkan senjata dengan menggunakan teknologi matang yang sudah ada dan mereka kuasai, kemudian diadakan modifikasi dan perbaikan-perbaikan sana-sini untuk peningkatan.  Misalnya, selama masa Uni Soviet banyak teknologi yang tersimpan sejumlah besar aplikasi, seperti platform peluncuran orbital.

Seperti kita ketahui, selama era Uni Soviet, teknologi ini sudah berkembang cukup tinggi dan matang, misalnya dengan menggunakan mesin roket rudal SS-18 untuk mendorong rudal hipersonik "Pioneer".

Jadi Rusia tidak perlu menggunakan teknologi canggih baru yang harus menghabiskan terlalu banyak uang, cukup dengan mengintegrasikan keunggulan teknologi yang ada untuk membentuk suatu sistem, yang disebut sistemnya sistem. Kemudian di-integrasikan keseluruhan sistem menjadi satu, setelah semua jenis sistem disatukan, terbentuklah suatu kekuatan tempur baru yang lahir dari kekuatan ini.

Jadi bagi Rusia terutama di era Putin ini, berpikiran tunggal dalam berlomba melawan AS dengan strategi "asimteris".

Perlombaan Persenjataan AS-Rusia

Dengan kenyataan di atas ini, perlombaan senjata hari ini semua terkait dengan SENJATA NUKLIR.

Permainan antara Rusia dan AS tampaknya menjadi hal biasa dalam kata "NUKLIR". Ini benar-benar suatu sinyal bahaya.

Pengamat melihat ancaman "NUKLIR" sekarang lebih besar dari zaman Perang Dingin. Pada Perang Dingin masih ada "Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty" atau Perjanjian antara Uni Soviet dan AS tentang Penghapusan Rudal Jarak Menengah dan Jarak Pendek, kedua pihak Rusia-AS tidak memperkenan melakukan perlombaan rudal darat dan jelajah untuk jangkauan 500-5.000 km.

Tapi pada 2 Agustus lalu, AS-Rusia telah memasuki perlombaan nuklir baru, skala dan jenis perlombaannya jumlah lebih banyak. Sehingga perlombaan ini lebih "Dengin" dari Perang Dingin.

Jika rudal balistik jarak menengah, rudal jelajah dan darat, dan sekarang ditambah dengan rudal hipersonik "Pioneer", termasuk lagi dengan senjata yang dikembangkan AS, masing-masing pihak berbondong-bondong menggunakan NUKLIR dijadikan sebagai elemen reformasi konvensional pertempuran sebagai model pertempuran di masa depan.

Maka perlombaan "Nuklir" ini akan terus meningkat, jika dulu di Perang Dingin berlomba dengan dengan skala berat dan jumlah, kini dengan teknologi. Maka perlombaan ini lebih panas dari Perang Dingin dan harganya lebih mahal.

Sungguh-sungguh suatu penghamburan dana dan tenaga yang tidak berguna untuk keamanan dan kesejahteraan umat manusia di dunia, bayangkan saja jika biaya dan tenaga ini dicurahkan untuk mengentaskan kemiskinan umat manusia di belahan dunia lain, akan betapa manfaatnya........

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.businessinsider.sg/b-21-stealth-bomber-will-take-flight-in-december-2021-2019-7/?r=US&IR=T

https://thediplomat.com/2019/09/senior-us-defense-official-development-of-b-21-stealth-bomber-on-schedule/

https://www.flightglobal.com/news/articles/northrop-grumman-b-21-raider-first-flight-route-ann-460892/

https://www.mdbg.net/chindict/chindict.php?page=radicals

https://nationalinterest.org/blog/buzz/heres-idea-air-force-builds-200-b-21-stealth-bombers-53627

https://www.north-star-tech.com/news/russia-s-strongest-intercontinental-missile-ha-24929615.html

https://www.cnbc.com/2018/03/01/putin-new-russia-missile-nuclear.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun