Pesawat pembom siluman B-21 dapat dengan mudah melewati sistem pertahanan udara musuh, menghancurkan target dari jarak dekat, dan membersihkan rintangan bagi jet-jet tempur lainnya, termasuk rudal anti-rudal buatan Rusia termasuk S-300 dan S-400 tidak dapat menangkap jejak B-21.
Mengapa AS mengembangkan B-21, sedang mereka sudah memiliki pembom B-52, B-1, B-2 ?
Pada saat ini, militer AS mengumumkan kemajuan terbaru dari B-21, dan tujuan untuk menangkal dan menerobos senjata pertahanan udara buatan Rusia.
Karena AS percaya bahwa ketiga pembom ini memiliki penghalang tertentu terhadap kemampuan serangan udara AS di masa depan, seperti B-52 yang terlalu tua, sudah lebih dari setengah abad, dari "Eagle" sebelumnya telah menjadi "mesin tua", tidak ada jalan bagi AS harus mengganti karena kemampuan tempur udaranya tidak lagi bisa memberikan kontribusi yang lebih besar.
B-1 memang bisa terbang lebih cepat, tetapi masih terlalu berbahaya, karena infiltrasi sistem pertahanan rudal udara Soviet selama Perang Dingin penetrasi kecepatan altitude tinggi dan rendah menjadi intinya.
Tapi sekarang, pesawat itu tidak lebih cepat dari rudal. Pesawat pembom B-2 meskipun meskipun sifat siluman behasil melompat jauh, namun harganya terlalu mahal.
Seorang pengamat Prancis pernah membuat perhitungan untuk alutsista ini dengan mengatakan di Paris, barang-barang mewah untuk disebut barang mewah harus melebihi harga emas per kilogram.
Dari perhitungannya dia menyimpulkan, telur kaviar No.1; parfum No.2; Pesawat Pembom B-2 AS No.3, satu pesawat seharga US$ 2,4 milyar yang setara dengan dua hingga tiga kali lipat dari harga per kilogram emas.
Jadi 70 ton B-2 yang terbang di langit setidaknya kita melihat 140 ton emas yang sedang terbang, kini dengan B-21 semua masalah ini bisa terselesaikan. Karena pertama lebih murah, jadi biayanya bisa lebih dihemat 500 jutaan USD, selain itu daya penetrasi lebih maju dari B-52 dan B-1B. Ditambah lagi teknologi data link  bisa dibentuk di udara, dalam kombinasi ini, teknologi asmunisi, termasuk teknologi kontrol akan mengalami perubahan besar.
Sehingga akan membuat efek memotong dalam sistem pertahanan udara yang dapat membuat efek deterence bagi negara, meskipun adanya berbagai jenis senjata dan peralatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadapanya, mereka percaya bahwa ini akan menjadi "pisau bedah" yang paling ampuh bagi AS. Menurut laporan media, B-21 dapat dilengkapi dengan senjata nuklir taktis.
Sebaliknya Rusia juga tidak mau menunjukkan kelemahannya, dengan mengklaim rudal pembunuh "Pionir" dapat mencapai wilayah AS dalam 15 menit. Dan akan mengatur danmennempatkan misi strategis pada akhir tahun ini.