Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perlombaan Pengembangan "Doomday Plane/Pesawat Penghindar Kiamat" AS-Rusia

19 Juni 2019   09:19 Diperbarui: 19 Juni 2019   09:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indikasi ke arah itu memang ada menurut pandangan pengamat, hal ini juga ditujuakan kepada negara-negara aliansi AS, dengan ingin memberitahu sekutu. Shanahan berkunjung ke Asia Tengara- Singapura dengan pesawat ini, ingin menunjukkan bahwa AS adalah "raja" di kawasan ini, jangan coba meninggalkannya karena AS masih eksis di kawasan ini. Memang ada kesan menggertak seperti itu.

Apa  "Doomday Plane" benar-benar bisa memainkan peranan handal ketika pecah perang nuklir ? Apakah itu hanya sebagai sebuah visi strategis saja?

Pengamat berpandangan, mungkin ini hanya sebagai "candu spiritual" yang dilakukan AS kepada dunia. Karena tidak mungkin bisa terjadi apa yang disebut perang nuklir.

Karena jika benar terjadi dan kedua belah pihak akan mengerahkan semua hulu ledak yang dipunyai untuk menyerang wilayahnya satu sama lain, maka tidak akan ada tempat tempat yang aman lagi, maka akan terjadi "musim dingin nuklir" di bumi ini untuk waktu yang lama.

Maka dapat dibayangkan, semua bandara dan landasan pacu semua menjadi rusak termasuk fasilitas pemeliharaan alutsista. Jadi dapat disimpulkan"Doomday Plane" akan menjadi pesawat yang dengan satu kali jalan bukan ulang-alik (one way ticket), bisa takeoff tapi tidak bisa  mendarat lagi. Yang jelas begitu perang nuklir meletus pihak lawan pasti akan menghancurkan semua bandara, landasan pacu dan semua fasilitas militer pihak lawan.

Kita bisa melihat kembali bagaimana rencana penyerangan Uni Soviet saat Perang Dingin, mereka sudah memplot untuk menyerang semua bandara semua kota dan fasilitas penting militer sebagai fokus target serangan.

Jadi begitu perang nuklir pecah, keberadaan manusia termasuk tingkat pemeliharaan berbagai alutisista, akan menjadi nol, sehingga kita kembali pada apa yang disebut "Zaman Batu." Dalam keadaan demikian pesawat tidak mungkin bisa takeoff landing.

Mungkin ada puluhan orang yang sudah terbang dalam pesawat "Doomday Plane" bisa bertahan terbang sepanjang tiga hari dengan bahan bakar 185 ton. Namun jika menunggu pesawat tanker untuk menambah bahan bakar di udara, tapi pesawat tanker dan bahan bakar di daratan telah dihancurkan, maka akan menjadi persoalan besar untuk bisa terbang, bahkan tidak mungkin bisa terbang dan mendapatkan bahan bakar lagi.

Lalu mengapa Rusia dan AS pada saat yang sama mengungkapkan informasi mereka sendiri tentang peningkatan "Doomsday Plane"?

Menurut pandangan pengamat, salah satunya karena pesawat saat ini relatif tua. Seperti Boeing E-4B, sebenarnya mulai diproduksi empat pesawat pada tahun 1960-an dari model  Boeing 747 Mod-200B, maka pesawat ini telah beroperasi selama beberapa dekade sekarang. Kemudian AS sekarang mempertimbangkan apakah perlu mengganti pesawat yang lebih maju, termasuk Angkatan Udara AS, dan sekarang sedang bersiap untuk peningkatan.

Sedang Rusia tampaknya bisa lolos untuk melakukan peningkatan dan pembaruan karena Il-86VKP Maxdome relatif lebih baru. Karena perang nuklir smart zaman now tidak lagi "Tritunggal" lagi seperti yang sudah-sudah, misalnya peluncuran berbasis darat, laut dan udara dan selama kebijakan melindungi sudah cukup untuk melindungi kedalanya dianggap sduah selesai....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun