Situasi semacam ini secara besar-besaran akan merusak reputasi AS dalam sistem internasional.
Risiko Kehilangan Reputasi AS Semakin Meningkat.Â
"The Financial Times" mengatakan pada 23 Juli bahwa ketika Trump mengancam untuk menaikkan tarif, negara-negara lain secara sadar memilih untuk menggandakan globalisasi ekonomi. Ini menimbulkan pertanyaan: Jika AS menarik diri dari sistem perdagangan global, dapatkah negara-negara lain di dunia mempertahankan sistem ini?
Laporan itu mengatakan bahwa tidak peduli apapun, apa yang menjadi lebih jelas adalah bahwa para pemimpin negara-negara di seluruh dunia berkomitmen untuk mencoba.
"China Media Group's International Review" menunjukkan dalam artikelnya "Siapa Yang Mengendalikan Bola Dalam Perang Dagang Global?" bahwa pemerintah AS mengendalikan "bola" tarif, tetapi tidak mau menembaknya, dan juga mengotori nama-nama "pemain" lainnya yang telah dipaksa untuk bersaing, satu-satunya alasan adalah bahwa AS tidak ingin mengakhiri perang dagang ini sama sekali.
Selain itu, AS tidak hanya ingin mempertahankan persaingan ini, mereka ingin memanipulasi perang dagang dengan aturan dan metodenya sendiri untuk mempertahankannya.
Maka perlu bagi Indonesia untuk lebih cermat dan lebih cerdas menghadapi situasi yang berkembang cepat saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H