Terbitan AS "The Atlantic" mengatakan, serangan balik ini adalah operasi militer berskala terbesar yang diluncurkan Israel ke Suriah dalam beberapa tahun terakhir, dan merupakan serangan langka yang ditujukan pada sasaran Iran di Suriah.
Permusuhan kedua negara ini kini tampaknya bukan lagi perang proxy, tapi sudah merupakan perang kontak langsung. Eskalasi konflik antara Iran dan Israel kali ini, tampak sepertinya perang frontal langsung sudah mendekat.
Banyak analis menunjukan sebenarnya pertempuran antara Iran dan Israel di Suriah telah berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi tetap menjadi "perang tersembunyi" dengan intensitas rendah. Alasan paling langsung untuk Iran dan Israel yang tadinya saling berperang secara tersembunyi menuju ke "perang panas" dikarenakan  AS mengumumkan penarikannya dari kesepakatan nuklir Iran.
Pada sore hari 8 Mei lalu, waktu setempat, Presiden AS Trump secara resmi mengumumkan bahwa AS menarik diri dari kesepakatan "6 + 1" yang ditandatangani pemerintahan Obama terkait dengan isu nuklir Iran, dan menanggapi sanksi Iran.
Trump mengumumkan: "Saya mengumumkan hari ini bahwa AS akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Dalam beberapa saat lagi, saya akan menandatangani memorandum kepresidenan untuk mulai mengembalikan kembali sanksi nuklir AS terhadap rezim Iran." (Sumber)
Tindakan ini telah mendapat kecaman luas dari masyarakat internasional. Mantan Presiden AS Barack Obama, yang memainkan peran kunci dalam membentuk kesepakatan nuklir Iran, membuat pernyataan yang mengatakan bahwa menarik diri dari kesepakatan yang telah disetujui merupakan kesalahan serius.Â
Obama menunjukkan bahwa meninggalkan Kesepakatan Nuklir Iran, AS akan ditinggalkan oleh sekutu terdekatnya, dan ini menunjukkan AS secara konsisten melanggar kesepakatan yang bisa mengikis kredibilitas AS secara besar-besaran.
Sejak AS menarik diri dari "Perjanjian Paris" tentang perubahan iklim dan  memprovokasi gesekan perdagangan untuk meninggalkan perjanjian nuklir Iran, Presiden AS Trump telah melakukan "tiga serangan" terhadap sekutu Eropanya, dan Eropa menanggapi dengan sangat kuat.
Emmanuel Macron Presiden Prancis menyatakan: "Saya mengungkapkan penyesalan saya tentang keputusan Presiden AS, saya percaya ini adalah kesalahan. Ini adalah keputusan kita orang Eropa." Dalam tweeter mengatakan: Prancis, Jerman, dan Inggris menyesalkan keputusan AS untuk meninggalkan JCPOA. Rezim non-proliferasi nuklir dipertaruhkan.
Nama lengkap kesepakatan nuklir Iran adalah "Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)." ( Rencana Aksi Komprehensif Bersama).