Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kebijakan AS Terhadap Asia-Pasifik Setelah Presiden Trump Setahun Berkantor?

23 Januari 2018   18:18 Diperbarui: 23 Januari 2018   18:36 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 9 Januari lalu, waktu setempat, Dewan Perwakilan AS (House of Representative) meluluskan "Undang-Undang Perjalanan Taiwan ("Taiwan Travel Act" bill)".  RUU ini terutama mendukung "Saling Berkunjung" antara pejabat di semua tingkat antara AS dan Taiwan, dan saat ini sedang menunggu persetujuan dari Senat AS.

Menanggapi RUU ini, pada konferensi pers rutin Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada tanggal 11 Januari lalu, juru bicara Kemenlu Lu Kang menjelaskan sikap tegas Tiongkok mengenai RUU ini.

Lu Kang menyatakan: "Tiongkok dengan tegas menentang RUU ini, dan mendesak AS untuk menghormati kebijakan dan prinsip "One China dari Three Joint Communiques," agar berhati-hati dalam menangani masalah Taiwan, dan tidak terlibat dalam interaksi dan kontak resmi dengan Taiwan, agar tidak mengirim sinyal yang salah kepada mereka yang mendukung kemerdekaan Taiwan. Kami berharap AS dapat mempertahankan gambaran yang lebih besar tentang hubungan Sino-AS dan kerja sama kami dalam urusan internasional melalui tindakan nyata."

Isu Smenanjung Korea

Dengan dimulainya tahun baru, ada kemajuan positif dalam situasi Semenanjung Korea. Mulai 9 Januari, DPRK/Korut dan ROK/Korsel memulai kembali perundingan tingkat senior yang berpusat di seputar Korut yang akan mengambil bagian dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeonchang.

Setelah itu, kedua belah pihak terlibat dalam interaksi di berbagai tingkat setiap hari, dan tampaknya mengirimkan sinyal "kabar baik" setiap hari.

Pada 17 Januari, Korut dan Korsel mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk tingkat menteri, dan menurut informasi yang dikeluarkan oleh Korsel hari itu, Korut akan mengirim penonton pendukung (cheering squad) 230 orang untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang.

Hari itu, kedua belah pihak mencapai kesepakatan untuk berbaris bersama dan membentuk tim hoki wanita bersama.

Pakar Amerika untuk Urusan Semenanjung Korea, John Delury, mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs "Foreign Affairs" bahwa pertemuan tingkat tinggi antara Korut dan Korsel ini "lebih dari sekedar hal yang baik," dan itu mendukung rekonsiliasi antara Korut dan Korsel tidak hanya untuk kepentingan AS, ini juga demi kepentingan seluruh komunitas global.

Dengan latar belakang situasi seperti ini, AS dipaksa oleh tren saat ini untuk mengungkapkan dukungannya terhadap dialog Korut-Korsel. Presiden AS Donald Trump telah mengatakan bahwa dia "mendukung sebuah dialog Korut-Korsel 100%."

AS juga sepakat untuk menangguhkan sementara latihan militer gabungan AS-Korsel selama Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun