Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kebijakan AS Terhadap Asia-Pasifik Setelah Presiden Trump Setahun Berkantor?

23 Januari 2018   18:18 Diperbarui: 23 Januari 2018   18:36 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Voice of America" mengatakan, "semua negara Asia sedang menunggu kebijakan Trump untuk Asia. Tetapi sampai hari ini, setelah setahun menjabat presiden, Trump masih belum secara jelas menggambarkan kebijakan Asia-Pasifik nya.

Sumber: www.huffingtonpost.com.au
Sumber: www.huffingtonpost.com.au
Menurut laporan dari "The Huffington Post" pada 11 Januari lalu, dan "Time" menggambarkan rambut Trump yang sedang terbakar "Trump's hair on Fire" untuk mengilustrasikan "tahun pertama yang multi-alarm."

Edel Rodriguez pencipta dari gambar sampul ini menjelaskan dalam sebuah wawancara bahwa rambut terurai Trump mengacu pada buku baru Michael Wolff, "Fire and Fury." Dikatakan bahwa buku ini telah mengungkapkan banyak tentang cara kerja dalam kekacauan di dalam Gedung Putih, dan banyak detail sensasional tentang Trump dan anggota keluarganya, yang telah membuat Trump marah.

Namun beberapa media menunjukkan bahwa hal yang paling unik tentang buku ini adalah menampilkan secara lengkap situasi pemerintahan dalam hampir satu tahun sejak Trump menjabat. "Chaotic (Kacau)" adalah kata terbaik untuk menggambarkan politik internal yang terjadi di Gedung Putih.

Pemerintahan Trump untuk domestik masih belum jalan dengan baik, karena dia telah mengubah banyak kebiasaan Washington D.C., dan menyinggung banyak pihak, begitu banyak pihak yang mencoba untuk membatasinya. Jadi, segala sesuatunya tidak berjalan lancar baginya di AS. Dan sudah pasti membuat kelompok vested interest saat ini menentang establishment tersebut. Jadi saat ini, dalam tahun terakhir ini nampaknya belum terlalu mulus untuk pemerintahan domestiknya.

Selain itu, Trump tidak yakin apakah dia akan bisa dimasgulkan (impeach) besok?  Jadi sulit baginya untuk menyelesaikan ideenya dan menciptakan kebijakan. Jika dia punya waktu atau kesempatan, dia pasti akan menempatkan America First terlebih dahulu. Jadi dalam kebijakan luar negeri, dia hanya berusaha melewatinya. Jadi mungkin itu yang menjadi alasan pertama mengapa dia mengalami masalah dalam meluncurkan sebuah kebijakan,  dikarenakan dia memiliki masalah dalam negeri.

Selain itu, isu Asia-Pasifik cukup kompleks, sulit untuk merumuskan sebuah kebijakan yang baik. Dibutuhkan waktu untuk berpikir dan penyelidikan. Jadi Trump memiliki beberapa kendala domestik dan internasional.

Profesor Ilmu Politik di Universitas Miami, June Dreyer percaya "Saat ini, kebijakan Asia-Pasifik AS masih sering dikendalikan oleh anggota pemerintahan Obama atau diplomat profesional, yang berarti bahwa Trump belum berhasil memenuhi janjinya untuk 'membersihkan lumpur'."

Kenyataan, meski Trump sudah menjabat selama setahun, posisi di pemerintahannya masih belum terisi penuh. Ada lebih dari 4.000 posisi, dan saat ini dia hanya memiliki 2.000 posisi atau orang. Selain itu masih ada setengahnya yang anggota bekas pemerintahan Obama, dan oleh karena itu, dia mungkin masih memiliki ruang untuk menyesuaikan diri dengan mereka dan mana yang merupakan sisa dari pemerintahan sebelumnya, jika tidak semua orang akan merasa bahwa meskipun dia tidak memiliki strategi untuk menyeimbangkan kembali Asia Pasifik, strategi Asia-Pasifiknya tidak akan jauh berbeda dari Obama. Hanya saja beberapa aspek akan meningkat, jadi ini adalah alasan penting kenapa posisi pemerintahannya belum semuanya terisi.

Untuk masalah kebijakan luar negeri, "America First" telah menjadi branded untuk kebijakan luar negeri Trump yang mengurangi kepercayaan dan rasa aman bagi sekutu AS di Asia, dan melemahkan dukungan strategis AS untuk mempertahankan hegemoni. Ini telah membentuk suatu hambatan bagi AS untuk menetapkan kebijakan Asia-Pasifiknya.

Pada 20 Januari 2017, ketika Trump dilantik sebagai presiden, dia secara resmi memproklamirkan pemerintahan "America First." Dengan mengatakan: Mulai hari ini dan seterusnya, Amerika hanya akan mengutamakan "America First." (From this day forward, it's going to be only America first. America first.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun