Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kebijakan AS Terhadap Asia-Pasifik Setelah Presiden Trump Setahun Berkantor?

23 Januari 2018   18:18 Diperbarui: 23 Januari 2018   18:36 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penarikan dari TPP merupakan perintah eksekutif pertama yang ditandatangani Trump setelah menjabat. Beberapa analis mengatakan bahwa ini adalah tembakan pertama dalam kebijakan "America First".

Untuk pemerintahan Shinzo Abe, Jepang, ini menjadi pukulan berat. Sebelum AS mengundurkan diri dari TPP, Abe membayangkan untuk meyakinkan Trump untuk menjaga TPP.

Penarikan Trump dari TPP merupakan pukulan serius bagi Jepang. Jika Jepang ingin membentuk TPP tanpa keterlibatan AS, banyak analis yang memperkirakan itu tidak mungkin dilakukan. Mengapa?

Karena TPP bisa menarik dikarenakan melibatkan pasar AS, tapi sekarang telah menarik diri, tidak ikut, bisakah Jepang menggantikannya? Tampaknya tidak mungkin.  Karena itulah terjadi beberapa keretakan antara AS dan sekutu dan mitra lainnya, namun AS sama sekali tidak peduli sekarang. AS kini tidak memperdulikannya.

AS percaya itu masalah pihak lain. AS percaya bahwa itu untuk mempertahankan kepentingannya sendiri, dan tidak peduli apa yang pihak lain akan lakukan. Hal-hal inilah yang menjadi masalah terbesar bagi sekutu-sekutunya.

Buku Putih Australia

Pada 23 November 2017, pemerintah Australia menerbitkan "Foreign Policy White Paper." Ini merupakn 'Buku Putih' kebijakan luar negeri pertama yang diterbitkan pemerintah Australia dalam sepuluh tahun terakhir.

Hari itu, PM Australia Malcolm Turnbull menyatakan pendapatnya tentang hubungan Australia dengan AS.

Turbull mengatakan: "Aliansi kita dengan AS mencerminkan keselarasan kepentingan dan nilai yang dalam sementara tidak pernah menjadi belenggu untuk pembuatan kebijakan Australia." (Our alliance with the US reflects a deep alignment of interests and values while never being straight jacket for Australian policy making.)

Saat ini tampaknya Australia merasa tidak nyaman, AS  memperlakukan Australia tidak terlalu sopan. Trump memutuskan telepon PM Turnbull saat mereka melakukan hubungan telepon bersama untuk pertama kalinya.

Trump tampak sedang konflik dengan kebijakan luar negerinya. Dia tetap ingin mempertahankan posisi terdepan AS, tapi dia tidak mau membayar harga untuk itu. Sebaliknya, dia ingin menggunakan kepemimpinan ini untuk mendapatkan keuntungan. Ini bertentangan. Jepang sangat kecewa dengan AS yang menarik diri dari TPP, dan Korsel sangat kecewa dengan negosiasi ulang untuk Perjanjian Perdagangan Bebasnya. Tapi perlu ditekankan bahwa hubungan AS dengan sekutu-sekutu ini masih stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun