Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perkembangan Alutsista Jepang Dan Amandemen "Konstitusi Perdamaian"

8 Desember 2017   08:22 Diperbarui: 8 Desember 2017   17:22 2849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.dailymail.co.uk

Honzawa Ziro, seorang komentator politik Jepang mengatakan: Rakyat Jepang menentang perang, dan tidak ingin berperang lagi. Semakin banyak orang menentang amandemen konstitusi, banyak di antaranya adalah kaum muda.

Namun, yang perlu diwaspadai saat ini, yang menduduki dua pertiga kursi di Diet nasional, yang memungkinkan Abe tumbuh lebih dekat dan semakin dekat dengan impiannya yang angkuh untuk mengubah konstitusi. Dan impian angkuh ini bukan milik Abe sendiri, namun ini juga termasuk pada kekuatan sayap kanan dan ultra kanan Jepang pascaperang.

Saat ini, kita tidak bisa melihat kekuatan ini di Shinzo Abe sendiri, tapi dari keseluruhan sayap kanan, terutama yang ultra kanan, pikiran Abe sebenarnya sama dengan garis ultra kanan.

Mereka pikir yang pertama, jika mereka ingin Jepang menjadi negara yang "normal", memiliki hak untuk berperang, dan menjadi kekuatan politik utama yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, mereka harus membebaskan diri dari kontrol AS. Tidak ada kekuatan politik utama yang dikendalikan oleh kekuatan lain sebagai back-up dan didikte pihak atau negara lain, yang tidak independen dan otonom dalam urusan luar negeri, dan sepenuhnya bergantung pada kekuatan besar militer mereka.

Karena itulah pada akhirnya, jalan Jepang akan menjadi tempat yang harus membebaskan diri dari kontrol AS. Awal jalan Jepang untuk mengubah konstitusinya diarahkan ke AS.

Tujuan jalan Jepang untuk mengubah konstitusi jelas, namun Jepang juga tahu diri bahwa sikap AS masih memainkan peran yang menentukan. Untuk tingkat tertentu, AS berharap agar Jepang dapat memperkuat kekuatan defensifnya untuk mempertahankan kepentingan AS sendiri di kawasan Asia Pasifik, namun AS mungkin tidak ingin melihat Jepang benar-benar terlepas dari kendalinya.

Lalu apakah Abe akan berhenti sampai disini saja?

Siapa yang merumuskan "Konstitusi Perdamaian" Jepang? Douglas MacArthur. AS berhasil melakukannya, dan pemerintah AS menyetujuinya. Jika AS memberi ruang terbuka kepada publik, hal itu bisa berhasil mengubah konstitusi. Jika AS tidak mengizinkannya untuk mengubah konstitusi, maka tidak mungkin berhasil mengubahnya, jika Abe menambahkan undang-undang JSDF ke "Konstitusi Perdamaian Jepang", AS mungkin dapat mematuhi hal itu, namun benar-benar mengubah signifikansi dan akhirnya, misalnya, Pasal 9. Anggota Kongres AS, dan bahkan beberapa anggota Kongres yang sangat pro-Jepang, tidak akan menyetujuinya. Demikian pendapat para analis dunia luar.

Memang terlihat Abe secara bertahap mengamandemen konstitusi. Dia memiliki kesabaran politik, dan Abe adalah kekuatan politik, dia bukan hanya satu orang. Dia mewakili kekuatan politik.

Kekuatan politik ini akan terus berupaya dalam hal ini untuk waktu yang lama. Jika Abe masih menjabat, atau jika dia tidak menjabat, masih akan ada orang lain, bahkan jika tidak mejabat pun, orang lain yang akan terus mendorong Jepang untuk menjadi kekuatan politik dan militer utama, untuk menuju ke arah AS. Banyak analis memperkirakan bahwa setelah sekian lama, nantinya AS akan mengalami hal ini.

Jalan Abe untuk menjadi kekuatan militer besar tidak diragukan lagi merupakan tindakan yang bertentangan dengan jalannya sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun