Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Krisis Kepercayaan terhadap Produk "Made in Japan"

8 November 2017   10:07 Diperbarui: 9 November 2017   09:35 2400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.standard.co.uk

Dalam beberapa tahun terakhir, citra unggulan industri manufaktur Jepang terus tergerus, dan serangkaian petaka dan skandal telah merusak citra mereknya.

Dalam beberapa hari terakhir ini salah satu dari 500 perusahaan unggulan dunia dan ketiga pabrik baja terbesar di Jepang, Kobe Steel telah terjerat dalam lumpur pemalsuan.

Kobe Steel telah mengakui pemalsuan selama tahun-tahun terakhir yang berkaitan dengan jumlah besar dari empat jenis material; 19.300 ton lembaran aluminium dan batangan; 19.400 komponen aluminium; 2.200 ton produk tembaga dan jumlah bubuk besi yang tidak ditentukan yang dipasok ke lebih dari 200 pelanggan. Barang-barang ini disertifikasi memiliki sifat--seperti tingkat kekuatan tarik (tensile strength), yang berarti kekerasan (stiffness)--yang sebenarnya tidak sesuai dengan produknya.

Pada 8 Oktober bulan lalu, Kobe Steel mengakui bahwa perusahaan telah memalsukan data produk (spesifikasi teknis) hingga sepuluhan tahun. Data yang dipalsukan itu melibatkan dan mencakup lebih dari 200 perusahaan hilir. Pada hari ini mengapa Kobe Steel yang selama ini begitu cemerlang telah mengungkapkan "belang karatnya."

Horoya Kawasaki, Kobe Steel President and CEO menyatakan: Kami mengungkapkan penyesalan kami yang terdalam kepada semua pengguna, konsumen, dan semua karyawan Kementerian Ekonomi, atas ketidak percayaan dan kekhawatiran yang kami timbulkan. Agar sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pelanggan, dari bulan September 2016 sampai Agustus 2017, beberapa produk aluminium dan tembaga kami telah salah memberi label.

Pada 8 Oktober, Kobe Steel juga mengumumkan bahwa tiga pabrik dan satu anak perusahaannya telah melakukan pemalsuan spesifikasi produk aluminium dan tembaga kepada pembelinya, dengan menjual produknya seolah telah memenuhi standar yang diminta.

Sedang kita ketahui selama ini, Kobe Steel adalah salah satu pemasok bahan baku logam yang paling penting di dunia. Data produk yang dipalsukan ini adalah untuk kebutuhan bahan baku logam dasar untuk industri manufaktur. Skandal pemalsuan ini telah mengejutkan rantai pasokan industri manufaktur global.

Kobe Steel adalah pemasok hulu utama di seluruh rantai industri Jepang. Jadi dalam situasi seperti ini, ada banyak industri hilir yang akan terpengaruh kulitasnya seperti industri: penerbangan, mobil, dan transportasi kereta api, kereta api bawah tanah dan jalur kereta api berkecepatan tinggi. Ada juga peralatan mesin, mesin, dan banyak produk konsumen sehari-hari yang menggunakannya, karena di hulu ini mereka menuntut persyaratan yang cukup tinggi untuk bahan baku mereka, jadi mereka akan menuntut ke Kobe Steel. Jadi mungkin masih ada ratusan perusahaan hilir lainnya yang terkena dampaknya.

Hiroya Kawasaki, CEO Kobe Steel, juga mengakui bahwa produsen di beberapa industri telah terpengaruh, termasuk industri kereta api, otomotif, penerbangan, militer, dan kereta kecepatan tinggi. Tapi pada saat yang sama, dia menekankan bahwa produk yang telah tersangkut dalam data yang dipalsukan hanya menyangkut 4% dari bisnis perusahaan. Namun yang terjadi tidak seperti apa yang digambarkan Hiroya Kawasaki.

Pada 10 Oktober, menurut penyelidikan internal Kobe Steel menunjukkan bahwa selain data pemalsuan mengenai produk aluminium dan tembaga, ada juga masalah yang serupa dengan produk-produk powder/serbuk mereka.

Pada 13 Oktober, Kobe Steel mengkonfirmasi bahwa sembilan kategori produk telah melanggar peraturan. Seiring penyelidikan terungkap, saat ini telah dikonfirmasi bahwa total 13 jenis produk memiliki masalah dengan data yang dipalsukan, dan bahkan telah menyebar ke bisnis baja yang sangat dikenal oleh Kobe Steel.

Jumlah perusahaan yang terkena dampak juga meningkat dari yang semula dinyatakan lebih dari 200 menjadi lebih dari 500. Jumlah ini melebihi dua kali lipat dari jumlah yang rilis. Skandal pemalsuan perusahaan baja terbesar ketiga Jepang ini---Kobe Steel telah meningkat secara komprehensif.

Tapi Hiroya Kawasaki menyatakan: Saat ini, tidak mungkin mengevaluasi bagaimana hal ini mempengaruhi bisnis perusahaan. Setelah hasil yang jelas keluar, kami akan merilisnya ke dunia luar pada waktu yang tepat.

Sebagai perusahaan terkemuka industri manufaktur baja dan logam Jepang, skandal ini tidak hanya menyebabkan reputasi perusahaan merosot, namun juga menciptakan kekacauan di seluruh rantai pasokan global.

Mengapa Kobe Steel merilis berita tentang perusahaannya sendiri yang memalsukan data produk untuk menjual barang kelas dua sebagai barang berkualitas tinggi? Media Jepang melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi banyak personil yang meninggalkan Kobe Steel. Setelah mereka meninggalkan Kobe Steel, beberapa orang muda terus-menerus memaparkan secara online adanya pemalsuan data di pos mereka. Setelah hal semacam ini terus terpapar, kali ini, kemungkinan mereka tidak bisa menyembunyikannya lagi, jadi Kobe Steel sendiri membuat keputusan untuk mengumumkannya.

Pada 26 Oktober di konferensi pers Kobe Steel, Hiorya Kawasaki sekali lagi menundukkan kepala untuk permintaan maaf. Selama konferensi pers ini, Hiroya Kawasaki tidak lagi mengambil sikap keras, namun dengan suara gemetar bahwa segala sesuatu berkembang di luar imajinasinya, dan kredibilitas Kobe Steel telah jatuh ke titik nol.

Sumber: www.washingtonpost.com
Sumber: www.washingtonpost.com
Dalam hal ini, media Jepang melaporkan terus dengan update kasus Kobe Steel memalsukan data, mengguncang standar "Made in Japan," yang selalu dianggap abadi dan dapat diandalkan.

Data apa saja yang dipalsukan Kobe Steel

Awalnya, perusahaan tersebut mengaku memalsukan data tentang kekuatan dan daya tahan beberapa tembaga dan aluminium yang digunakan di mobil dan kereta api serta kemungkinan pesawat dan roket ruang angkasa. Selama dua minggu berikutnya, Kobe Steel mengadakan berbagai pertemuan pers yang mengumumkan bahwa mereka juga memalsukan data untuk produk lain mulai dari kawat baja dan bahan yang digunakan di DVD dan layar LCD hingga komponen-komponen mesin dan logam berlapiskan logam berat.

Tapi ternyata pemalsuan data yang berkaitan dengan aluminium ditemukan di keempat pabrik lokal Kobe Steel dalam perusahaan yang digambarkan sebagai "sistematis." Untuk beberapa item, praktik tersebut dimulai pada 10 tahun terakhir, kata Wakil Presiden Eksekutif Kobe Steel Naoto Umehara. Menurut sebuah laporan di surat kabar Nikkei, penyimpangan data untuk data kualitas telah terjadi beberapa dekade lalu. Namun rincian penipuan tersebut yang tidak terkendali ini belum muncul, tapi perusahaan tersebut mengatakan bahwa anggota manajemen saat itu mencoba menyembunyikan pemalsuan ini.

Perusahaan Mana Saja Yang Terpengaruh

Industri transportasi pembuat mobil seperti Toyota Motor Corp. dan Honda Motor Co; Mereka menggunakan bahan Kobe Steel untuk hood (atap mobil) dan pintu. Boeing Co, juga melakukan pengujian ulang untuk komponen yang didapatnya dari pelanggan Kobe Steel, Subaru Corp. Hitachi Ltd. mengatakan bahwa kereta api yang telah diekspor ke Inggris menggunakan logam yang mengadung logam dari Kobe Steel. Juga untuk kereta cepat (peluru) / bullet train Jepang.

Central Japan Railway Co, yang mengoperasikan kereta ikonik antara Tokyo dan Osaka, mengatakan bahwa dua jenis komponen aluminium yang digunakan untuk menghubungkan mobil ke roda mengalami penurunan dalam tes kualitas. West Japan Railway Co. juga menemukan bagian-bagian sub-standar. Ford mengatakan bahwa mereka menggunakan aluminium dari perusahaan tersebut di tudung mobil Mondeo di Tiongkok.

Tapi sementara ini masih belum ada perusahaan yang melambaikkan bendara untuk masalah keamanan serius akibat produk yang dikompromikan/dicampur dengan Kobe Steel dan juga masih belum ada produk yang diingatkan. Dari 525 pelanggan yang terkena dampak, perusahaan tersebut telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada masalah keamanan pada 437, menurut mereka pada 26 Oktober. Mereka masih menyelidiki masalah keamanan di 88 perusahaan lainnya.

Apa Yang Dilakukan Kobe Steel

CEO Hiroya Kawasaki menyatakan memimpin sebuah komite untuk menyelidiki masalah kualitas. Dia telah bekerja dan memimpin Kobe Steel sejak 2013, mengawasi langkah untuk memperluas kehadiran pembuat baja menjadi terbesar nomor 3 di Jepang untuk produk aluminium. "Saya sangat meminta maaf karena menimbulkan kekhawatiran banyak orang, termasuk semua pengguna dan konsumen," kata Kawasaki pada 12 Oktober. Kobe Steel kemungkinan akan menghadapi tuntutan hukum dari investor, pelanggan, konsumen dan regulator di Jepang dan A.S, para ahli mengatakan.

Kawasaki mengatakan perusahaan akan menanggung biaya yang dikeluarkan oleh kliennya akibat data yang dipalsukan. Perusahaan tersebut mengatakan pada 26 Oktober bahwa pihaknya akan membentuk komite peninjau independen untuk membantu memperbaiki masalah dan mengajukan temuannya sampai akhir tahun.

Yang heran tampaknya berita pemalsuan ini tidak sampai ke dewan direksi. Kawasaki mengatakan bahwa dewan direksi mengetahui beberapa masalah masa lalu seputar pemalsuan data, namun tidak mengungkapkannya secara terbuka karena telah diselesaikan dengan pelanggan. Tapi dia tidak menjelaskan lebih jauh.

Dampak Bagi Saham & Perusahaan Kobe Steel

Saham Kobe Steel anjlok lebih dari 40 persen dalam sepekan setelah awal pengakuan dosanya, menghapus nilai pasar senilai US$ 1,8 miliar. "Ini tidak akan menjadi akhir dari Kobe Steel, ini bisa menjadi akhir untuk manajemen," kata Thanh Ha Pham, seorang analis di Jefferies Japan Ltd. "Hal itu dapat mengakibatkan pecahnya perusahaan." Perusahaan penjamin atas kelanjutan akses terhadap pinjaman yang ada harus mengurangi kekhawatiran tentang likuiditas, menurut analis Nomura Yuji Matsumoto.

Presiden Kawasaki mengatakan pada 26 Oktober bahwa mereka masih belum dapat memperkirakan bagaimana hal itu akan mempengaruhi pendapatan mereka. Namun perusahaan tersebut mengatakan pada hari yang sama bahwa sebuah pabrik yang dikelola oleh salah satu unit Kobe Steel di prefektur Kanagawa kehilangan sertifikasi Standar Industri Jepang karena tidak mengikuti peraturan. Beberapa pelanggan memerlukan sertifikasi, yang memverifikasi bahwa produk memenuhi standar yang ditentukan. Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko mengatakan bahwa dia mengatakan kepada badan sertifikasi JIS untuk memperluas pemeriksaan terhadap produk Kobe Steel. Kawasaki memperingatkan bahwa pabrik lain mungkin tidak mengikuti peraturan JIS.

Wakil Sekretaris Kabinet Deputi Jepang Kotaro Nogami mengatakan data palsu tersebut meruntuhkan dasar perdagangan wajar, menyebutnya "tidak pantas". Ini adalah skandal lain yang mengancam untuk meruntuhkan kepercayaan pada manufaktur Jepang. Shinko Wire Co, sebuah afiliasi Kobe Steel, pada tahun 2016 mengatakan sebuah unit memiliki data salah tentang kabel baja stainless dan telah memasok pelanggan dengan paduan yang gagal memenuhi standar Jepang. Takata Corp mengaku bersalah di A.S. pada bulan Februari terhadap satu tuduhan penipuan kawat karena mobil yang menyesatkan tentang keamanan kantung udara yang meledak. Petugas Toyo Tire & Rubber Co dirujuk ke jaksa pada bulan Maret setelah perusahaan tersebut memalsukan data karet untuk bangunan tahan gempa pada tahun 2015. Dan Nissan menarik lebih dari satu juta mobil di Jepang pada bulan Oktober.

Akifuro Tada. Direktur Jenderal Biro Industri Manufaktur Kementerian Perekonomian, Perdagangan dan Industri Jepang, mengatakan: Isu ini menyentuh reputasi industri manufaktur Jepang secara keseluruhan, dan benar-benar disesalkan.

Pada 16 Oktober Departemen Kehakiman AS mengirim surat ke anak perusahaan Kobe Steel di AS yang menuntut agar mereka mengirimkan materi yang terkait dengan penjualan produk standar ke klien AS, dan mematuhi penyelidikan dari Departemen Kehakiman AS.

Pada 18 Oktober European Aviation Safety Agency juga mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa perusahaan terkait menunda penggunaan produk Kobe Steel, dan metode penegakan hukum digunakan bila diperlukan.

Sejak skandal pemalsuan itu terpaparkan, Kobe Steel telah menanggung beban badai opini publik.

Saat ini, skandal tersebut terus berlanjut, dan semakin bertambah parah. Jadi, mengapa satu perusahaan Jepang memalsukan data yang menggocang  masyarakat Jepang dan bahkan seluruh dunia?

Apakah Kobe Steel memiliki rahasia yang tidak diketahui dunia? Efek kupu-kupu macam apa yang menyebabkan perilaku tidak semestinya ini terjadi di masa depan, atau apa penyebabnya? Banyak peneliti dan analis yang mempertanyakannya.

Kobe Steel didirikan pada tahun 1905, dan merupakan perusahaan Unggulan/Fortune 500. PM Jepang Shinzo Abe pernah bekerja di Kobe Steel sebelum menjadi politisi.

Kobe Steel tidak hanya bergerak di industri baja. bisnisnya juga meliputi pengelasan, aluminium, tembaga, mekanik, teknologi teknik, teknik mesin, power supply dan sebagainya. Banyak produsen besar dan perusahaan militer di seluruh dunia adalah klien Kobe Steel.

Pernah dalam satu periode, Kobe Steel menempati posisi tinggi di industri ini. Banyak orang pada tahun 1990an, Kobe Steel adalah baja kelas wahid. Produknya sangat bagus yang memproduksi sekitar tujuh juta ton baja setiap tahun, pada waktu itu mungkin tidak banyak. Sahamnya bisa dikatakan sebagai perusahaan baja terbesar ketiga di Jepang, kuncinya ada di alloy steel (baja campuran).

Itu berarti komponen pegas-pegas untuk mesin-mesin mobil 50% menggunakan produk Kobe Steel. Crankshaft atau kurs-as untuk mesin kapal-kapal yag menjadi jantung dari as roda di dalam mesin. Kobe Steel membuat 40% dari crankshaft dari mesin-mesin kapal di dunia.,Untuk mobil membuat 50% dari atap mobil Jepang, sedang mobil Jepang memegang proporsi mobil tertinggi di seluruh dunia, dan menyumbang sebagian besar pasar.

Prof. Zhang Lifeng adalah Dekan Fakultas Teknik Universitas Sains dan Teknologi Beijing, dan telah terlibat dalam pendidikan metalurgi dan penelitian untuk waktu yang lama, jadi dia sangat tahu tentang masalah teknis Kobe Steel.

Sumber: Grabed from CCTV News
Sumber: Grabed from CCTV News
Zhang menjelaskan dengan menunjukkan sepotong baja kecil Kobe Steel: Baja ini digunakan untuk pegas oleh pabrik di Tiongkok. Sebelum membuat pegas, baja ini ditarik hingga menjadi pegas, penarikan baja harus dalam keadaan dingin seperti ini, dan kenyataannya, ini adalah produk utama Kobe Steel yaitu produk pegas atau per ini.

Pegas tipikal Kobe Steel untuk katup mesin kira-kira antara 1.000 sampai 3.000 Mpa. Jika asupan dan output didukung dengan pegas ini, diperlukan untuk bisa mengecil dan melebar setara dengan sistem pernafasan dan sistem peredaran darah jantung dalam tubuh manusia---tempat dimana mereka terhubung, berinteraksi satu sama lain. Jika ketidak murnian diluar standar, maka kita tidak dapat memperoleh kekuatan fleksibilitas yang dibutuhkan, dikarenakan katup pegas ini. Jika tidak bisa mencapai 4000 Mpa dan berada dibawah beban ini, maka akan terkunci.

Maka dari itu, jika ada cacat kualitas utama dalam produk hulu, produk ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas dan reputasi produk hilirnya, apakah itu produk akhir industri atau produk konsumen.

Di Jepang, produk yang terkena dampak melibatkan sekitar 200 perusahaan Jepang. Karena aluminium dan tembaga banyak digunakan di industri manufaktur, terutama kumparan aluminium yang merupakan bahan utama yang digunakan untuk memproduksi mobil, kereta api, dan pesawat terbang, produk yang terkena dampak Kobe Steel sebagian besar telah "terikat" sebagai rekan satu tim Jepang, termasuk Honda, Mazda, Mitsubishi, Nissan, Suzuki, Toyota, dan pembuat mobil terkenal lainnya. Selain produk sipil, produk industri militer Jepang pun juga tidak lolos.

Pada 10 Oktober sore hari, dalam konferensi pers dan konferensi darurat METI. (Pejabat METI/Kementrian Ekonomi, Teknologi dan Industri Jepang), telah dipastikan bahwa di industri pertahanan, Mitsubishi Heavy Industries,  Kawasaki Heavy Industries, Subaru dan IHI telah menggunakan produk aluminium dari Kobe Steel. Apakah ada masalah keamanan atau tidak. Mohon tunggu hasil penyelidikan kami dengan sabar. Kata Pejabat METI.

Selain perusahaan domestik Jepang, banyak klien luar negeri juga telah terpengaruh. Pada 16 Oktober, kereta cepat antarkota yang dibuat oleh Hitachi Jepang secara resmi mulai beroperasi di London, Inggris. Selama perjalanan pertamanya, telah  mengalami gangguan.

BBC dan Evening Standard memberitakan, Empat kereta baru telah dikeluarkan dari hari layanan setelah peluncuran mereka setelah mengalami serangkaian kesalahan dan penundaan.  Pada hari Senin yang pertama dari kereta Hitachi 800 meninggalkan Bristol Temple Meads untuk London Paddington namun tiba 41 menit terlambat karena "masalah teknis".

Sumber: www.standard.co.uk
Sumber: www.standard.co.uk
Laporan mengatakan bahwa kereta ini mengalami kerusakan komponen yang dibuat oleh Kobe Steel. Sehingga membuat General Motors, Ford, Airbus, dan Boeing juga menjadi khawatir.

Kobe Steel sebagai perusahaan berabad-abad yang ber-reputasi, memalsukan data selama puluhan tahun tanpa diketemukan, perilaku pemerintah Jepang patut di pertanyakan. Media juga mengungkapkan setelah pejabat Jepang pensiun, mereka bekerja dengan nyaman di perusahaan-perusahaan yang besar dan ternama sudah menjadi norma.

Menurut situs majalah bisnis Jepang, "Diamond Weekly," "Diamond Online," pernah ada seorang pensiunan pejabat METI yang bekerja dengan Kobe Steel dan menduduki sebagai posisi penting selama 16 tahun.

Menurut para peneliti dan pengamat Jepang, ada aturan tersembunyi di masyarakat Jepang, ketika pejabat pemerintah mencapai usia pensiun, mereka bisa masuk ke sektor swasta. Mereka bekerja di perusahaan. Begitu pejabat berada di perusahaan, apa yang bisa mereka bantu? Mereka dapat membantu menghapus beberapa saluran institusi pemerintah, atau membantu perusahaan mendapatkan keuntungan terkait kebijakan, keuntungan ekonomi, serta keuntungan personil dan ekspor luar negeri.

Tapi kita bisa membayangkan bahwa ketika pejabat pemerintah bekerja di perusahaan, setelah mereka membentuk entitas dengan keuntungan bersama, apa yang mereka berikan kepada perusahaan bukan hanya keuntungan. Jika ada beberapa masalah negatif, mereka dapat membantu mereka memecahkan masalah ini dalam skala terkecil mereka.

Jika mereka mengklarifikasi dan mengungkapkannya, itu adalah kombinasi antara politik dan bisnis. Dan apa hasil kombinasi yang bisa kita lihat hari ini? Ini telah menyebabkan masalah dengan produk Jepang.

Dari Tanaka Corporation yang bangkrut dengan skandal keuangan Toshiba, dan pemalsuan di Mitsubishi dan Suzuki, insiden ini telah terungkap satu demi satu. Semua ini meragukan ketepatan dan keamanan dari "Made in Japan" yang  sangat membanggakan sebelum ini.

Meski di permukaan, kita tidak bisa mengesampingkan bahwa industri manufaktur Jepang masih belum jatuh dan terkalahkan, tapi tidak ada keraguan bahwa industri manufaktur Jepang benar-benar menghadapi masalah kesulitan.

Ketika PD II berakhir, ekonomi domestik Jepang berada dalam keadaan kacau dan runtuh karena gangguannya selama perang. Namun, dengan dukungan Amerika, dalam waktu singkat setelah perang, Jepang direvitalisasi, membuat pembangunan ekonomi cepat, dan industri manufaktur melakukan pemulihan besar, terutama industri otomotifnya.

Dalam panduan konsumen orang Amerika yang paling diandalkan, "Consumer Reports," dari mobil kecil AS, hanya Chevrolet Corvette yang ada dalamdaftar mereka. Dari 15 mobil lainnya, tiga di antaranya buatan Jerman, dan sisanya buatan Jepang. Jepang juga menyediakan dunia dengan 84% dari total teknologi elektronika.

Kelemahan Ekonomi Jepang

Namun sehubungan kebangkitan pasca perang Jepang berkat beberapa konglomerat, yang dikenal sebagai Zaibatsu di masa lalu, namun nama mereka kini berubah. Konglomerat ini berpusat di sekitar perusahaan, seperti Mitsubishi Heavy Industries, Kawasaki Heavy Industries, atau perusahaan besar seperti Sumitomo, Toyota, dan kebangkitan industri manufaktur Jepang dibangun atas dasar keseluruhan sistem ini.

Dari tahun 1970 sampai 1990an, tidak hanya "Made in Japan" yang mengambil panggung dunia, mereka juga menciptakan satu legenda demi legenda. Namun, Setelah memasuki abad ke-21, manufaktur Jepang menghadapi atmosfer yang makin lama makin mendingin.

Dari tahun 2008 sampai 2015, Sony kehilangan total 1,15 triliun yen. Pada 2016, Sharp mengalami kerugian besar, dan dijual. Pada bulan April 2016, Mitsubishi Motor mengaku memalsukan kerugiannya. Nissan harus menarik kembali 1.16 juta kendaraan karena menggunakan personil yang tidak memenuhi syarat untuk inspeksi keselamatannya, dan Takata Corporation, produsen kantung udara terbesar di dunia, bangkrut karena masalah keselamatan kantung udara. Pada 8 Oktober lalu, Kobe Steel mengakui bahwa anak perusahaannya telah memalsukan data. Bangkrut, dijual, dan memalsukan data menjadi sumber skandal yang sering terjadi di industri manufaktur Jepang. Ini yang menjadi akar masalahnya.

Akar sasalah pokok menurut paneliti dan analis antara lain seperti berikut:

Masalah Pertama: Mengurangi Daya Saing Perusahaan.

Di Jepang, teknologi adalah inti dari daya saing suatu perusahaan. Tetapi beberapa analis telah menunjukkan bahwa industri manufaktur Jepang mengharuskan mengejar kemajuan teknologi terus-menerus. Tidak perduli dengan masalah penyelidikan dengan biaya 30% untuk memperbaiki fungsi sebesar 1%. Teknologi yang hyperaktif menyebabkan rasio harga kinerjanya turun. Harga pasarnya seringkali beberapa kali lebih tinggi dibanding produk sejenis lainnya, terkadang puluhan kali lebih tinggi.

Saat ini, ini telah menyebabkan situasi seperti ini di kalangan konsumen, yang menganggap atau berperasaan produk Jepang berkulaitas menakjubkan, memiliki fitur hebat, akibatnya tidak ada yang mau membeli karena faktor harga.

Sekarang ini, karena kebutuhan konsumen terus berubah, alasan lain apa yang menyebabkan mengurangi daya saing industri manufaktur Jepang?

Contohnya, ketika menyangkut mata rantai industri, karena ada sejumlah besar perusahaan kecil (industri satelit) yang secara bertahap tutup, jika seseorang ingin membeli komponen, awalnya mungkin sebelumnya ada di dekatnya, masih di dalam negeri Jepang, tapi kini mungkin harus beli ke luar negeri. Hal ini menyebabkan harus menambah mata rantai lebih panjang yang juga menambah biaya produksi bagi banyak perusahaan Jepang. Setelah menyadari banyak komponen yang harus dibeli dari luar negeri, mereka lebih baik memintdahkan pabriknya ke luar negeri.

Hal ini menjadi isu de-industralisasi dari industri ini. Dikarenakan banyak perusahaan yang bergerak di luar negeri, yang terjadi industri Jepang semakin memburuk. Ini menjadi suatu lingkaran setan.

Masalah Kedua: Kekurang Tenaga Kerja.

Pada bulan April, Lembaga Penelitian Kependudukan dan Keamanan Nasional Jepang memperkirakan bahwa pada tahun 2065, populasi Jepang akan turun menjadi 88,08 juta. Dari populasi ini, proporsi mereka yang berusia 65 tahun ke atas akan meningkat menjadi 38,4%, dengan rata-rata 1,2 pekerja harus menanggung beban satu orang warga lanjut usia.

Masyarakat Jepang sudah menua dan memiliki lebih sedikit anak. Apa yang akan menjadi masalah mendasar dalam hal ini? Tidak cukup tenaga kerja. Ada kekurangan tenaga kerja, dan tidak ada harapan untuk mengisi celah. Ini menurut para peneliti Jepang. Isu tenaga kerja bukan hanya isu produksi, tapi juga isu Litbang  (R&D). Basis bakat manusia (human talent) tidak ada di Jepang.

Masalah Ketiga: Sistem Perusahaan yang tidak sempurna (Unrefined Corporate Systems).

Di Jepang, pernah ada fenomena aneh bahwa ketika klien bertemu dengan perusahaan perdagangan umum Jepang, mereka hampir selalu melakukan negosiasi bisnis dengan para manajer, sementara bosnya berada di rumah untuk mengelola bisnis internal perusahaan dari jauh.

Karyawan bekerja tanpa kenal lelah, teliti dalam tugas mereka. Namun, setelah tahun 1990an dimulai, ekonomi Jepang berbuih dan ambruk, dan terjadi masalah dengan kesetiaan karyawan.

Dulu ketika produk Jepang masuk dunia, itu terjadi sebelum tahun 1980an. Pada saat itu lingkungan perusahaan Jepang menjalankan salah satu kebijakan mengerjakan pekerja seumur hidup. Tapi kini, makin hari makin banyak perusahaan yang mengerjakan pekerjanya dengan sistem kontrak. Kini pekerja perusahaan Jepang makin banyak pekerja kontrak, bukan resmi mejadi pekerja suatu perusahaan. Akibatnya mereka tidak mempunyai semacam kesetiaan kepada perusahaan, karena mereka sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh perusahaan. Sehingga mereka berupaya siap-siap meninggalkan peruasahaan atau pindah tempat kerja, atau bahkan bisa dipecat.

Selain masalah dengan perasaan tanggung jawab pekerja, berbagai konflik yang tersembunyi di dalam perusahaan Jepang mulai meledak. Nissan, misalnya, memiliki reputasi baik di Jepang maupun di luar negeri, sehingga inspeksi keamanan untuk mobil yang baru diproduksi yang sebelumnya harus menjadi tanggung jawab Japan's Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism atau Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (MILT), MILT telah mengizinkan manufaktur yang telah lulus tes produk baru untuk menyelesaikan pemeriksaan kelaikkan yang  keluar dari setiap mobil baru untuk dilakukan mereka sendiri.

Tapi setelah jangka lama, lama-lama Nissan memakai personil yang tidak berkualifikasi untuk melakukan inspeksi keselamatan mobil yang keluar dan kurang rektifikasi. MILT percaya bahwa Nissan "melupakan kepercayaan yang diberikan  MILT kepada mereka."

Ada cerita dari seorang peneliti untuk masalah Jepang yang datang ke Jepang, dia melihat dan mengunjunugi beberapa orang di Tokyo yang terlibat dalam konstruksi, beberapa arsitek, yang mendapat izin untuk bisnis mereka yang ditandatangani oleh Walikota Tokyo. Bagaimana mungkin seorang pembangun/kontraktor rumah mendapat cap dari Walikota Tokyo? Setelah ditanya, mereka mengatakan kepada dia bahwa itu adalah pejabat tingkat rendah yang mengambil cap tersebut dan berhasil melakukannya.

Dengan kata lain, di Jepang, para pejabat senior merumuskan sistem atas nama pemeliharaan sistem sementara kelompok pejabat rendah yang terlibat dalam hal-hal praktis yang benar-benar melaksanakan operasi. Ini jelas bertentangan, disini terdapat ketidak nyambungannya.

Masalah Keempat: Refleksi Tindakan Yang Tidak Memadai (Insufficient Reflection on Actions)

Tahun lalu, ketika publik di Jerman terlibat dalam skandal emisi VW, media Jepang menggunakan tanggapan VW sebagai sebagai wake-up call atau peringatan dini.

Dalam siaran pers menyusul skandal VW, VW meminta maaf, menjelaskan alasan untuk mengeluarkan isu tersebut, dan juga merilis sebuah rencana untuk kompensasi dan reformasi.

Dibandingkan dengan gaya Jepang yang hanya melakukan "pertemuan minta maaf" relatif masih lebih baik, namun bagi perusahaan Jepang akar dari skandal biasanya hanya sekedar meminta maaf dengan penjelasan yang sederhana untuk "refleksi" mereka.

Kita bisa melihat setelah terjadi masalah dengan perusahaan Jepang, ketika berhubungan dengan public relations mereka, mereka benar-benar hanya melakukan mosi secara formalitas saja. Tapi jika orang bertanya untuk data speksifik menanyakan produk pabrik mana yang diekspor, Kobe Steel mengatakan bahwa produk mereka diekspor ke lebih dari 500 pabrik, kontraktor, dan produsen, namun mereka tidak dapat memberikan jumlah tepatnya. Karena untuk melindungi mereka, maka beberapa pengacara yang akan merundingkan masalah itu, seraya megatakan bahwa mereka hanya melindungi rantai keuntungan industri mereka, sedang produk pabrik dan kontraktor tersebut adalah hal-hal yang harus diberitahukan ke publik.

Mereka melepaskan nomor atau jumlah mereka, karena mereka harus melindunginya, jadi beberapa pengacara mendiskusikan masalah itu, dengan mengatakan bahwa mereka hanya melindungi rantai keuntungan industri mereka, dan produk pabrik dan kontraktor tersebut adalah hal-hal yang harus diberitahu kepada publik. Bila dalam situasi ini tidak dipublikasikan sdecara terbuka, konsumen menjadi korban terbesar, tapi mengabaikan kerugian konsumen langsung adalah ciri utama masyarakat Jepang.

Industri manufaktur merupakan rantai industri yang sangat penting dalam masyarakat saat ini. Ini secara langsung mewakili tingkat manufaktur suatu negara. Dan jika ketika sampai menanyakan pemimpin atau jagonya industri manufaktur, kita harus menyebutkan Jepang.

Kemampuan manufaktur Jepang diakui di seluruh dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sering adanya rumor pemalsuan data dari industri manufaktur Jepang telah mengejutkan dunia.

Ambil contoh untuk kasus kali ini misalnya, skandal pemalsuan data Kobe Steel yang baru-baru ini terungkap tidak hanya menghancurkan reputasi perusahaan itu, namun juga menghancurkan kredibilitas keseluruhan industri manufaktur Jepang. Jadi, insiden Kobe Steel dan insiden lainnya, apakah mempengaruhi citra global "Made in Japan" yang telah ditempa selama bertahun-tahun ini akan tiba-tiba runtuh?

Insiden Kobe Steel lebih dari sekedar mempengaruhi hanya satu perusahaan dan satu industri saja, namun  telah merembes ke semua tingkat negara dalam skala besar.

Abenomic

Sejak Abe menjabat sebagai PM Jepang, dia telah meluncurkan serangkaian kebijakan untuk merangsang ekonomi, yang menyebabkan Jepang menjadi negara pertama yang memasuki era "suku bunga negatif (negative interest rate)," yang mengakibatkan depresiasi nilai tukar yen dengan cepat, sehingga memicu harapan. untuk industri manufaktur Jepang.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, industri manufaktur Jepang telah mengalami krisis, dan tidak diketahui apakah dengan Abe akan mengikuti pemilu sebagai pertahana dapat mencegah badai tersebut.

Beberapa tahun setelah Abnomics diimplementasikan, kebijakan pelonggaran kuantitatifnya (quantitative easing policies) memperoleh beberapa pencapaian yang seperti gelembung berbuih. Beberapa indeks dan angka benar-benar membaik, namun kita melihat semakin banyak perusahaan Jepang yang mengalami kemunduran karena masalah dengan manajemen. Ini sebenarnya hal yang paling ironis tentang Abenomics.

Penurunan industri manufaktur Jepang merupakan rebound yang disebabkan oleh kemiringan ekonomi Jepang. Dan sudah bertahun-tahun kebijakan Abe juga menyebabkan rebound dari sebagian besar populasi yang condong secara liberal, umumnya populis, dan rebound dari perlawanan. Saat rebound ini digabungkan, pasti akan berpengaruh besar pada politik Jepang. Demikian menurut pendapat para analis dunia luar.

Baru ketika industri manufaktur secara bertahap pulih, ekonomi Jepang baru dapat perlahan-lahan keluar dari depresi ini, dan menstimulasi kepercayaan masyarakatnya lagi. Secara internasional, suara juga akan semakin besar.

Baru-baru ini, pemerintah Jepang menghabiskan sekitar 495 juta USD untuk membayar perusahaan konstruksi besar Jepang untuk membantu serah terima dan inspeksi jembatan lintas laut Tan Vu-Lach Huyen di Vietnam. Selama inspeksi, Vietnam dengan menyesal menyatakan bahwa pada ujung kepala jembatan ini terdapat masalah kualitas dengan tenggelam lebih dari yang diperkirakan.

Pada saat yang bersamaan, kereta berkecepatan tinggi antar kota yang baru yang diproduksi Hitachi Jepang untuk Inggris seperti yang telah disebutkan diatas tidak hanay terlambat karena kerusakan, juga terdapat kesalahan dalam sistem AC nya dan menyebabkan kebocoran seperti "air terjun."

Berpengaruh Pada Industri Militer

Selain berefek pada ekonomi dan diplomatik pada Jepang, skandal industri manufaktur Jepang juga mengguncang militernya. Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries adalah produsen utama kapal selam Jepang. IHI Corporation adalah produsen utama kapal perusak kelas Hyuga dan Kongo. Dan perusahaan-perusahaan ini semua menggunakan produk yang terkena dampak dari Kobe Steel.

Produk aluminium dan tembaga yang cacat yang dibuat oleh Kobe Steel juga telah digunakan di pesawat terbang, rudal, dan sistem elektronik. Jika ada kekurangan kualitas produk, ketersediaan senjata mahal ini akan sangat berkurang.

Skandal yang terus berlanjut dari industri manufaktur Jepang ini pasti memiliki pengaruh besar pada ekspor militer Jepang, hal ini yang paling dikhawatirkan Abe. Abe menaruh banyak kepentingan pada ekspor produk militer Jepang.

Abe merevisi Tiga Prinsip Ekspor Senjata untuk ini. Jika perusahaan industri militer Jepang terus berkembang dalam tren ini, ekspor produk militer terikat, pertama-tama, tidak memiliki keuntungan yang jelas dalam kemampuan, dan kedua, pasti akan dua kali lebih mahal dari yang lain. Ini adalah konsekuensi dan pembatasan mendasar dalam pengembangan jangka panjang industri militer Jepang. Sebagai perusahaan yang sama sekali tidak memiliki keuntungan dalam material hulu dan teknologi hulu, apa yang bisa diberikan hak untuk masuk ke pasar internasional dan bersaing dengan perusahaan produk militer internasional?

Masa Depan Jepang

Untuk waktu yang lama, Jepang telah mampu menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia terutama berkat industri manufaktur yang kuat, namun baru-baru ini, ekonomi Jepang telah mengalami stagnasi, tingkat penganggurannya tetap tinggi, populasi yang menua, gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya telah sering terjadi, dan masalah sosial semakin parah. Dalam situasi seperti ini, "Made in Japan" telah memasuki masa yang sangat suram.

Sumber: Grabed from CCTV News
Sumber: Grabed from CCTV News
Hiroshige Seko, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri menyatakan: Saya berharap seluruh dunia industri Jepang bisa belajar dari hasil penyelidikan ini dan memandangnya dengan serius. Jangan gagal untuk memenuhi kepercayaan semua orang untuk "Made in Japan."

Di banding dengan negara-negara Asian lainnya, Jepang setidaknya memiliki 16 pemenang Hadiah Nobel untuk ilmu pengetahuan. Jadi ini adalah daya saing inti Jepang. Kita juga bisa melihat bahwa teknologi dan kualitas industri manufaktur Jepang memiliki landasan. Dan pondasi ini sepertinya tidak akan hancur semalaman. Jadi, itulah mengapa banyak analis yang optimis tentang Jepang.

Pada saat yang sama, mereka ingin mengatakan bahwa masyarakat ini, dunia ini berkembang dan berubah. Negara-negara di sekitar Jepang dan negara berkembang dan negara-negara berkembang di seluruh dunia semua akan terus berkembang meningkat, bersaing, dan berproses untuk melampaui keadaan saat ini, untuk mencari peluang.

Jika Jepang tidak menyadari hal ini dan hanya memenuhi beberapa hal yang baru saja telah sebutkan diatas, pasti akan tertinggal. Apa yang kita buat adalah komunitas dengan bernasib bersama, dan kita tidak bisa kehilangan siapapun dan meninggalkan siapa pun. Jadi apa yang menjadi masalah Jepang juga akan menjadi masalah masyarakat manusia, dan harus mau melihat apakah kita memiliki masalah umum, dan apakah kita bisa mendapatkan pengalaman dan belajar dari mereka. Itu yang paling penting pada zaman sekarang........

Sumber: Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

https://www.economist.com/news/business/21730244-it-latest-long-list-scandals-have-befallen-corporate-japan-kobe-steel-admits

https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-10-17/kobe-steel-is-said-to-have-likely-faked-data-for-over-a-decade

http://www.bbc.com/news/uk-england-bristol-41633356

https://www.standard.co.uk/news/transport/new-leaking-highspeed-trains-into-london-taken-out-of-service-a3663301.html

https://www.washingtonpost.com/business/kobe-steel-loses-japan-quality-seal-on-some-copper-products/2017/10/26/c5cdcc4c-ba19-11e7-9b93-b97043e57a22_story.html?utm_term=.a129bc0f7cde

https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-10-10/kobe-steel-s-dodgy-data-rattles-boeing-to-toyota-quicktake-q-a

http://otomotif.kompas.com/read/2017/11/02/091900315/kenapa-kasus-airbag-takata-berlarut-larut-?utm_source=nativeinarticle&utm_medium=desktop

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun