Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Hans Muller dan Kyoko Nakamura

5 Oktober 2017   09:54 Diperbarui: 5 Oktober 2017   10:02 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:http://www.mrzs.set + http://club.xywy.com

Mereka mengajar anak-anak mereka sebagai orang Tionghoa dan bahkan setelah bertahun-tahun ketika Mimi kembali dari Swiss, dia tidak dapat berbicara dengan bahasa lain dengan ayahnya, kecuali bahasa Mandarin.  "Entah kenapa," kata Mimi. "Setiap saat ketika saya melihat ayah saya, saya akan selalu berbicara bahasa Mandarin kepadanya, walaupun saya tahu bahasa Jerman ayah dan saya lebih baik daripada bahasa Mandarin-nya."

Mereka merasa pilihan hidup mereka sangat benar.

Mimi menikahi seorang Swiss ahli dalam bahasa Jerman dan Dehua menikahi Gan Xiaoduo, seorang gadis cantik Shanghai.  "Semuanya mencintai Tiongkok dan mengajari anak-anak mereka cara Tionghoa, meski mereka tinggal di luar negeri," kata Kyoko.

Mimi tinggal di Swiss dan Dehua sering terbang antara Amerika Serikat dan Hong Kong.

"Muller dan aku menganggap anak-anak kami sebagai kebanggaan utama kami," kata Kyoko. "Julia telah menjadi 'pakar Tiongkok' di keluarga kami."

Julia, putri Mimi, yang lahir di Swiss, datang ke Tiongkok untuk pertama kalinya saat ia berusia enam bulan. "Bisakah Anda percaya Julia terbang ke Tiongkok sendirian saat usianya baru lima tahun?" Kata Kyoko. Sejak saat itu, Julia telah jatuh cinta dengan Tiongkok dan dia menghabiskan seluruh liburan musim panasnya di Beijing.

Ketika Julia berusia 10 tahun, pidatonya tentang budaya Tiongkok sangat mengesankan semua guru dan teman sekelasnya di Swiss. "Dia memberitahuku di telepon," kata Kyoko. "Saya bisa membayangkan betapa suksesnya dia dalam kontes pidato itu hanya dengan nada suaranya yang menarik."

Suara Kyoko juga menjadi lebih bergairah saat mengingat kejadian tersebut, namun saat dia diminta untuk membicarakan keluarganya di Jepang, Kyoko terdiam. "Baik Muller dan saya sangat merindukan tanah air kami. Pada tahun 1947, beberapa orang Jepang dikirim kembali ke Jepang tapi saat itu saya berada di garis depan."

"Selama perang, saya tidak mendapat sepatah kata pun dari Jepang sampai tahun 1950," kata Kyoko, sambil menangis. "Mereka mengira saya sudah meninggal dan mereka tidak percaya memang benar bahwa saya masih hidup saat menerima surat-surat saya."

"Saya mengirimi mereka foto saya dan mengatakan kepada mereka bahwa saya sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan," katanya.

Kyoko membuka sebuah album foto dan menunjuk pada satu gambar, "Ini adalah orang tertua saya, inilah saat mereka merayakan ulang tahun pertama Mimi di Jepang, sangat baik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun